Selasa, 28 Oktober 2008

"ORANGTUA" MOEDA

Assalamu’alaikum…..

Beberapa hari yang lalu anak sulung saya, Ananda Fildza Alifa, berulang tahun ke 8. Perayaannya hanya kami lakukan secara sederhana dirumah kami, Pulo Kiton. Kami sebagai orangtua, sepakat dengannya untuk tidak merayakan secara meriah, mengingat tradisi perayaan juga bukan warisan yang baik bagi generasi Islami.
Tanpa terasa waktu terus berlalu. Tiba-tiba saja Fildza sudah berusia 8 tahun. Saya bersama Ibundanya masih teringat dan terbayang wajah dan bentuk tubuhnya yang bongsor sewaktu masih bayi. Masih terbayang wajah putihnya yang tembem…. Dan masih teringat bagaimana dia digendong para tetangga kami sewaktu kami masih berdomisili di Kota Jambi, 6 tahun yang lalu. Seakan-akan semua moment itu baru saja kami lewati beberapa minggu yang lalu….
Waktu begitu cepat berlalu……
Bisa dibayangkan, beberapa tahun lagi dia akan jadi gadis remaja tanggung. Sekarang saja dia sudah duduk di kelas 3 Madrasah.
Sebagai orangtua, tentu saja kami sangat berbahagia bangga. Apalagi dia juga tumbuh sehat, fisiknya lumayan tinggi. Belum lagi prestasi di bangku sekolah, selalu dapat rangking. Namun disisi yang lain kami juga sangat khawatir terhadap masa depannya. Bukannya takut dia tidak dapat pekerjaan kelak…bukan itu! Namun kami berfikir, bagaimana mendidiknya menjadi anak yang shalihah dan pintar….., sementara era Globalisasi (westernisasi) yang melanda Indonesia sangat mengkhawatirkan. Kita bisa melihat perkembangan dunia melalui media TV…. Begitu gencarnya pendangkalan akidah & moral…..melalui sinetron-sinetron yang sangat tidak mendidik.
Memang sejauh ini, kami merasa sudah berbuat yang terbaik demi anak kami. Fildza sendiri selain kami sekolahkan ke sekolah agama (MIN), juga setiap hari ikut pengajian di Balai Pengajian Pulo Kiton. Tentu saja kami tambah porsinya di rumah dengan mengkaji soal agama, walaupun belum pada tahapan yang memberatkan. Selain itu juga kami aplikasikan dengan memberi contoh yang baik sebagai orangtua.
Kami selalu mengedepankan sebuah contoh keluarga yang religi dengan bersandar pada teori-teori agama.
Saya yakin, pasangan muda yang lain juga menghadapi masalah yang sama dengan kami.
Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang Islami kelak, mari kita mulai dari sekarang…...

Salam