Sabtu, 07 Maret 2009

PAKAIAN MUSLIMAH

Hari ini saya terlibat "diskusi warung kopi" dengan beberapa teman saya di Pulo Kiton. Topik paling hangat adalah soal politik. Maklum! sekarang sedang eforia Pemilu 2009. Namun yang paling seru selain soal politik adalah tentang aurat wanita.

Saya punya pengalaman menarik dalam dua hari terakhir. Beberapa kali saya temui di jalanan, remaja muslimah di Bireuen yang berpakaian seperti orang Barat. Jeans ketat plus kaus oblong sempit lengan pendek. Bedanya; wanita Barat tidak menutup kepala dengan jilbab (?), sedangkan remaja kita menutup kepala dengan kain (tidak pantas disebut jilbab...)
Sangat mencengangkan! Dan tentu kita warga Bireuen pantas prihatin dengan fenomena ini. Mengapa bisa begitu merosot iman remaja muslimah kita? Ada apa gerangan...?
Begitulah, beragam pertanyaan timbul dalam hati sanubari kita yang seharusnya bisa kita jawab sendiri.

Pertama; peranan orangtua si anak (remaja) dalam memberi pendidikan agama di rumah. Orangtua sibuk kerja di luar, sehingga pendidikan dan psikologis anak di rumah terabaikan. Orangtua tidak bisa lagi jadi contoh teladan yang patut dihormati dan dihargai oleh seisi rumah.

Kedua; lingkungan sebagai komunitas pergaulan di luar rumah sangat jauh dari kehidupan normal orang Islam. Hampir semua orang tidak lagi memperhatikan kehidupan beragama secara benar. Semua sibuk mengejar dunia, sehingga norma agama terkikis sedikit demi sedikit. Suatu hal yang seharusnya dosa besar, sudah dianggap biasa saja.

Ketiga; kemajuan teknologi, dimana semua informasi dapat diakses dengan mudahnya sambil duduk manis di rumah. Internet akan menjadi "musuh" kita bila tidak dipergunakan untuk hal-hal positif. Siaran TV Indonesia hampir seluruhnya tidak mendidik dan tidak mencerminkan siaran TV di negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Adegan kekerasan dan pornografi ditayangkan pada "prime time"....
Biasa saja. KPI mati kutu. MUI seperti Majelis "mati", tidak berbuat apa-apa!

Diantara tiga penyebab yang sudah saya sebutkan, saya menggaris bawahi dan memberi catatan pada poin pertama. Orangtua yang harus memberi pemahaman akan pentingnya aurat bagi wanita, sebagaimana Firman Allah SWT;

"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab: 59).

Ayat Allah SWT di atas telah jelas menegaskan tentang kewajiban para muslimah untuk menutup auratnya. Semestinya melalui ayat ini tidak ada lagi keraguan-keraguan atau perbedaan pendapat tentang wajibnya memakai jilbab untuk menutup aurat.

Kita sebagai orang Aceh yang hidup dalam wilayah hukum Syari'at Islam seharusnya bersyukur dan menjadi contoh teladan bagi Provinsi yang lain di Indonesia. Sepatutnya kita berbangga dengan ke-istimewa-an ini. Dan kita harus memberi apresiasi kepada para pejuang Syari'at Islam.
Mungkin masih segar dalam ingatan kita bagaimana para muslimah di awal-awal perjuangannya untuk mengenakan jilbab mendapat berbagai tantangan. Pada masa Orde Baru, mereka mendapatkan berbagai tekanan baik dari sekolah maupun di tempat kerja. Banyak diantara mereka yang dikeluarkan dari sekolah dan tempat kerja.

Seiring dengan berjalannya waktu dan dengan bantuan Allah SWT, perlahan-lahan jilbab mulai dapat diterima di tengah masyarakat. Dengan kebesaran Allah SWT, kini para muslimah semakin banyak yang mengenakan jilbab secara bebas. Bahkan jilbab sudah diterima diberbagai kalangan. Sekarang kita dapat menemukan para muslimah dengan jilbabnya bebas berkiprah di berbagai bidang baik di sekolah, di kampus, dan di perkantoran. Secara kuantitas, kita boleh berbangga dengan banyaknya para muslimah yang bersedia menutup auratnya.
Di satu sisi ini memang fenomena yang menggembirakan tetapi di sisi lain sangat memprihatinkan. Memprihatinkan karena banyak muslimah yang mengenakan jilbab tanpa memperhatikan rambu-rambu yang jelas tentang aturan memakai jilbab. Mereka memakai jilbab tetapi pendek atau mengenakan pakaian yang ketat, seperti contoh yang sudah saya sebutkan di atas pada awal tulisan ini.
Kelihatannya mereka menganggap jilbab seakan-akan model pakaian baru yang sedang trend dan harus diikuti sehingga mereka-walaupun kita tidak tahu niat mereka yang sebenarnya- hanya memakai jilbab tanpa mengerti bagaimana aturan jilbab muslimah yang diharuskan oleh syariat.

Adapun syarat-syarat jilbab muslimah dalam Islam adalah sebagai berikut:

1) Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan, menurut ijma' para ulama bagian yang dikecualikan itu adalah wajah dan telapak tangannya. Ada kaum muslimah yang tidak mengindahkan rambu ini sehingga dia memakai jilbab tetapi lengannya di biarkan terbuka atau telapak kakinya terbuka. Ada juga yang tetap mengenakan rok yang memperlihatkan betis mereka.

2) Bukan berfungsi sebagai perhiasan, rambu ini berdasarkan firman Allah SWT yang cuplikan ayatnya terdapat dalam surat An-Nur: 31, yaitu:
"………Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka…."
Secara umum kandungan ayat ini juga mencakup pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu, yang menyebabkan kaum lelaki melirikkan pandangan kepadanya. Perintah mengenakan jilbab bermaksud untuk menutupi perhiasan wanita. Maka tidaklah masuk akal bahwa jilbab itu akhirnya berfungsi sebagai hiasan.
Kini banyak kaum muslimah yang memakai jilbab dengan tidak mengulurkan kain kudungnya untuk menutupi dada mereka tetapi dibentuk sedemikian rupa dengan cara dililitkan di leher sehingga terkadang lehernya terbuka tak tertutup jilbab atau membiarkan bagian rambutnnya terlihat. Kecenderungan para muslimah untuk memakai jilbab kini didukung penuh oleh berbagai rumah mode yang lihai melihat pasar sehingga perkembangan model-model busana muslimah semakin marak. Mereka berlomba-lomba merancang busana muslimah sehingga fungsinya sedikit berubah. Ditambah berbagai aksesoris dan riasan membuat busana muslimah berubah fungsi sebagai perhiasan dan menambah kecantikan wanita sehingga wanita yang memakainya dapat menjadi pusat perhatian.

3) Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak dapat menggambarkan sesuatu dari tubuhnya. Entah ada semacam mode baru dalam dunia perjilbaban, kini muncul istilah jilbab gaul. Entah apa artinya, mungkin menggambarkan sipemakainya walaupun memakai jilbab tetapi tetap bisa bermodel, bergaul akrab dengan siapa saja termasuk dengan lawan jenis, bahkan mungkin masih bisa jalan-jalan sore di mal. Indikasi jilbab gaul salah satunya adalah berpakaian ketat. Walaupun pakaiannya panjang, tetap saja dapat menggambarkan lekuk tubuhnya, misalnya rok ketat, kemeja atau kaus ketat, dan celana panjang. Pakaian model seperti ini tentu saja melanggar aturan jilbab muslimah yang sesuai dengan syariat.

4) Kainnya harus tebal dan tidak tipis. Tentu saja jika busana muslimah berfungsi untuk menutup aurat maka bahannya harus tebal dan tidak tipis. Jika bahannya tipis artinya sama saja ia tidak menutup auratnya bahkan memancing godaan dan menampakkan perhiasannya. Hal ini seperti yang diterangkan oleh Rasulullah saw dalam hadits berikut ini:

"Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk) onta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka itu adalah kaum wanita yang terkutuk."

5) Tidak diberi wewangian atau parfum. Ini berdasarkan berbagai hadits yang melarang kaum wanita untuk memakai wewangian bila mereka keluar rumah, seperti yang tertera dalam hadits berikut ini:

Dari Abu Musa Al-Asya'ri bahwasanya ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda: "Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum lelaki agar mereka mendapat baunya, maka ia adalah pezina. (HR. An-Nasai, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi)

Walaupun ada larangan bagi muslimah untuk memakai wewangain bukan berarti muslimah harus tampil dengan bau yang tidak sedap. Muslimah harus tetap menjaga kebersihan tubuh, pakaian, dan jilbabnya agar tidak menimbulkan bau badan yang dapat mengganggu dan menimbulkan fitnah baru yaitu adanya penilaian orang bahwa orang yang memakai jilbab mempunyai bau yang tidak sedap. Perawatan tubuh tetap diperbolehkan bagi muslimah asal tidak jatuh pada perbuatan tabarruj atau berhias.

6) Tidak menyerupai pakaian laki-laki. Masalah ini ditegaskan dalam hadits Rasulullah berikut ini:
Dari Abu Hurairah yang berkata: "Rasulullah melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria." (HR. Abu dawud, Ibnu Majah, Al-Hakim, dan Ahmad).

7) Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir. Dalam syari'at islam telah ditetapkan bahwa kaum muslimin, baik laki-laki maupun wanita, tidak diperbolehkan bertasyabuh (menyerupai) orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya, dan berpakaian dengan pakaian khas mereka.
8. Bukan Libas syuhrah (pakaian untuk mencari popularitas). Larangan ini berdasarkan hadits berikut:

"Berdasarkan hadits Ibnu Umar ra. Yang berkata: Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api naar." (HR. Ibnu Najah dan Abu Dawud).

Asy-Syaukani dalam Nailul Authar memberikan definisi tentang libas syuhrah yaitu setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal, yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya.

Semua ini adalah adalah rambu-rambu yang sudah ditetapkan Syari'at Islam untuk mengatur bagaimana seorang muslimah berjilbab dan menutup auratnya. Kalau ada yang ingin menambahkan syarat lainnya, sah-sah saja, sejauh masih dalam koridor Islam.

Pada kesempatan ini, saya mengajak semua orangtua agar menjaga aurat anak perempuannya. Begitu juga dengan seorang suami, agar menjaga juga aurat isterinya. Jangan membiarkan diri Anda jadi "tersangka" di hadapan Allah kelak karena kelalaian menjaga keluarga.

Semoga Allah SWT tetap menjaga hati kita agar senantiasa bersikap dan berbuat hanya untuk mencari keridhaan-Nya.

salam,

Kamis, 05 Maret 2009

KISAH "SAJAK BIRU"

Sejak masih remaja saya sebenarnya sudah sangat menyukai dunia sastra, antara lain cerpen, sajak dan puisi. Saya juga menyukai pantun, walaupun tidak terlalu merasuki jiwa saya...

Saya suka menulis puisi dan sajak, namun saya tidak punya keberanian untuk mengirim kepada Redaksi koran atau majalah. Cukup jadi koleksi pribadi saja. Dalam bidang sastra, saya mengidolai beberapa Tokoh. Antara lain Buya Hamka, Pramoedya Ananta Toer, Mukhtar Lubis, Rendra dan Soetardji C.Bahri. Dalam skala lokal saya sudah lama menyukai puisi-puisi karya Hasbi Burman (Presiden REX), Barlian AW, Maskirbi, Budi Arianto, Sulaiman Juned, Rudy Faliskhan, Mustafa Ismail dan Mohd.Adid Haji Abdul Rahman.

Dari sejumlah nama yang sudah saya sebutkan di atas, punya ciri khas masing-masing. Punya kelebihan masing-masing......(dan tentu juga punya kekurangan yang sudah dicatat oleh kritisi sastra).
Saya mengoleksi beberapa buku terkenal karya Buya Hamka, yang saya beli di pasar loak Jakarta. Ada juga buku karya Pramoedya. Beberapa diantaranya saya beli di Gramedia, selebihnya saya dapatkan dalam bentuk ebook via internet.
Khusus puisi dan sajak, saya mengoleksi ribuan jumlahnya dalam bentuk klipping sejak tahun 1990. Beberapa puisi diantaranya saya catat dalam "sejarah" hidup saya, karena ikut mewarnai perjalanan dan kisah saya sebagai anak manusia.

Dan secara khusus saya harus berterima kasih kepada Mohd.Adid Haji Abdul Rahman. Walaupun beliau tidak pernah saya kenal secara nyata (hanya melalui karya-karyanya), saya harus mencatat nama beliau dalam sanubari yang paling dalam.......

Salah satu karya Mohd.Adid Haji Abdul Rahman, saya kirim sebagai "ungkapan" kepada seseorang yang sekarang mendampingi saya mendidik anak-anak di rumah. Menurut ceritanya (beberapa tahun kemudian), puisi tersebut telah membuka hatinya untuk menerima "ungkapan" itu. Padahal pada tahun 90-an pernyataan melalui sajak atau puisi agak kurang lazim untuk remaja di Aceh.

Berikut saya lampirkan disini secara utuh sajak tersebut, mudah-mudahan Bapak Mohd.Adid Haji Abdul Rahman sekarang masih hidup dan membaca tulisan saya di dunia maya ini.

"SAJAK BIRU"

Disepasang matamu terpandang kuntum
mimpi
masa depan nan cemerlang gemilang
dibibirmu tersenyum seungkap qasidah
kejujuran terdalam
dan sangat bening
dibicaramu terbaca peradaban timur
yang sudah sulit ditemukan
di sela-sela masa kini
diperangaimu terpancar indah cahaya
sifat keibuan
dan diwajahmu terlukis musim bunga
dan keteduhan hakiki

Segalanya telah mengirim surat undangan
kepada rindu cintaku
tapi mampukah aku menakluki
negeri hatimu seperti sebuah perahu
lantas tertambat utuh di pelabuhan....?

(termuat di Hr Waspada, tahun 1992)

Mudah-mudahan kisah ini memberi inspirasi bagi kami sekeluarga untuk menjaga keutuhan perasaan sampai nafas terakhir. Dan, tentu saja saya berharap, bagi anak muda yang kurang serius dengan satra, khususnya puisi, bisa memikirkan lagi untuk berubah pikiran. Terima kasih.

salam,
Mukhlis Abi Fildza, berdomisili di Kota Juang, Bireuen, Aceh

"SENJA YANG HILANG....."

Senja yang hilang
pastikan berganti malam
lalu pagi....., siang...., petang...
hingga waktu terus terulang
siklus yang sama

Senja yang hilang
berarti;
melewati waktu demi waktu
sampai tiba saat kau tiup tiga puluh lilin
sebagai peringatan
bahwa;
untuk gunakan sisa usia dengan sebaik-baiknya

Senja yang hilang
sisakan waktu.....!
Biarkan aku menemanimu
arungi waktu demi waktu
bersama menikmati
terbit tenggelamnya matahari....!

Bireuen,3 Januari 2005
oleh mukhlis aminullah
( Kado ultah isteri )

Rabu, 04 Maret 2009

ARTI SEBUAH NAMA BAGI ORANG ISLAM

Pada kesempatan ini saya ingin sedikit membahas tentang "Nama"...... Kebetulan saja beberapa hari yang lalu, hadir penghuni baru dalam keluarga besar saya. Ponakan saya dari pihak isteri melahirkan seorang anak perempuan yang cantik plus montok...... (kami jadi kakek-nenek nih....he...he).
Dan ponakan kami tersebut meminta kami memberi nama yang Islami untuk anaknya.
Tentu kami harus membuka lagi berbagai referensi untuk mencari sebuah nama yang baik untuk cucu mungil tersebut.
Kami sangat bersemangat. Saya ingin si bayi bangga dengan namanya ketika besar kelak, kalau namanya baik dan mulia.

Bagi saya keberadaan nama seseorang sangatlah penting. Walaupun bagi kalangan Barat, nama tidak menjamin keberhasilan dan kualitas seseorang, namun bagi kita orang Islam, malah sebaliknya. Karena nama merupakan do'a orangtua terhadap si anak. Dengan nama yang baik, akan muncul motivasi orangtua untuk mendidik anak sebaik mungkin agar menjadi manusia pilihan, dunia dan akhirat. Ada aspek psikologis yang mendorong seseorang menjaga nama baiknya.
Seumur-umur, saya belum pernah menemukan (atau setidak-tidaknya mendengar), nama Ustadz yang aneh-aneh. Saya tidak pernah mendengar nama Ustadz Michael. Atau Ustadz Steven. Atau Kyai Cristiano, Tgk Antonius, dsb. Kalaupun saya pernah tau (malah mengagumi) Dr.Muhammad Syafi'e Antonio, itu berada dalam koridor berbeda. Beliau lahir dari rahim seorang Ibu yang non-muslim (walaupun kemudian masuk Islam). Beliau lahir dari keluarga Tionghoa yang beragama Konghucu. Baru kemudian hari Dr.Muhammad Syafi'e Antonio mendapat hidayah dari Allah dan menemukan jalan kebenaran dalam Islam. Artinya, kalau seandainya beliau lahir dari keluarga Muslim taat, tentu dari kecil namanya tidak ditambah Antonio.

Nama sangat penting. Saya sangat bangga dengan nama Mukhlis pemberian orangtua saya. Begitu juga dengan pendamping saya, bernama Fadhilah. Mudah-mudahan do'a orangtua kami pada saat memberi nama, 30-an tahun yang lalu, akan kesampaian.

Ada kisah lain yang sempat menjadi catatan saya, masih soal nama.
Saya adalah orang yang suka sepakbola. Sangat menggandrungi klub Manchester United. Sejak belasan tahun lalu saya sudah mengidolai Ryan Giggs, sebelum datangnya era Cristiano Ronaldo. Sejak remaja, sudah banyak poster pemain Wales tersebut. Namun, sejak saya tau Giggs memberi nama seekor anjingnya dengan nama Ali, saya jadi sangat membenci ybs.
Kenapa mesti Ali....? Karena Ali adalah nama salah seorang sahabat sekaligus menantu Rasulullah.
Dan kenapa saya tersengat, toh itu hanya sebuah nama.....
Nah, itulah bedanya. Kita adalah seorang Muslim, Giggs bukan. Dia dengan gampangnya mencomot nama Ali tanpa memperhitungkan rasa "keadilan" terhadap Muslim. Tapi kita tidak punya power untuk melakukan protes. Karena di dunia Barat, apalah arti sebuah nama. Persis ucapan William Shakespeare.

Bagi kita seorang Muslim, nama sangat penting. Walaupun untuk saat ini, nama tidak secara otomatis menjadi penunjuk identitas (ingat; nama Pendeta Muhmmad Nurdin, Pendeta Zainal Arifin, dsb). Namun seperti yang sudah saya sebutkan di atas, permulaan hidup kita sudah dimulai dengan do'a dari orangtua kita.

Nama telah ada sejak zaman Nabi Adam a.s, dimana di dalam Al qur’an Allah SWT telah menjelaskan :

” Wa’allama Aadamal asmaa kullaha..”,

bahwa Allah SWT telah mengajarkan kepada Adam setiap kata dan nama nama dari segala sesuatu yang ada di muka bumi ini baik yang abstrak maupun yang real.

Nama dalam pergaulan sehari hari merupakan alat dan tanda pengenal, namun di dalam Islam, nama mempunyai peranan dan arti yang sangat penting, disamping sebagai doa juga sebagai tanda pengenal di akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

”Sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama nama kalian dan nama-nama bapak bapak kalian, maka baguskanlah nama-namamu “.” (HR Muslim).

Sepantasnyalah bagi kedua orang tua untuk menamakan anaknya dengan sebaik baik nama sebagai doa dan tarbiyah ( pendidikan ) anak sejak dini yang merupakan pengamalan dari hadits Rasulullah SAW :

”Kullu mauluudin yuuladu ‘alal fitrah fa abawaahu yuhawwidaanihi aw yunassiraanihi aw yumajjisaanihi “,

Semua manusia lahir dengan fitrah yaitu fitrah Islam, jika orang tua salah dalam memberikan nama terhadap anak, secara tidak sadar orang tua telah menjerumuskan anaknya ke dalam keburukan bahkan kekufuran yaitu dengan mengikuti nama-nama orang Yahudi atau Nashrani atau Majusi.

Adapun nama nama yang dianjurkan dalam islam sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Wahb Al Khats’ami bahwa Rasulullah bersabda :

”Pakailah nama nabi-nabi, dan nama yang amat disukai Allah SWT yaitu Abdullah dan Abdurrahman, sedangkan nama yang paling manis yaitu Harits dan Hammam, dan nama yang sangat jelek yaitu Harb dan Murrah” ( HR.Abu Daud An Nasa’i),

Rasulullah merasa optimis dengan nama-nama yang baik, termasuk tuntunan Nabi mengganti nama yang jelek dengan nama yang baik, beliau pernah mengganti nama seseorang ‘Ashiyah dengan Jamilah, Ashram dengan Zur’ah. Disebutkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan : “Nabi mengganti nama Syihab dengan Hisyam, Harb dengan Aslam, Al Mudhtaji’ dengan Al Munba’its, Tanah Qafrah (Tandus) dengan Khudrah (Hijau), Kampung Dhalalah (Kesesatan) dengan Kampung Hidayah (Petunjuk), dan Banu Zanyah (Anak keturunan haram) dengan Banu Rasydah (Anak keturunan balk).

Pemberian nama-nama yang baik ini, Insya Allah, akan memberikan pengaruh yang baik kepada kepribadian anak agar anak dapat mempunyai sosok ideal yang dapat ditirunya dengan mendengar shirah ( sejarah ) hidup dari nama yang diberikan kepadanya. Janganlah memberi nama anak karena nama tersebut terdengar bagus, berilah nama yang berarti baik atau nama orang orang shaleh karena nama itu akan mempunyai dampak bagi karakter dan akan terus melekat pada anak itu sepanjang hidupnya.

Dampak dari nama tersebut akan jelas sehingga kadang kita tidak menyadari akan perbuatan yang kita lakukan itu sesuai dengan nama yang kita sandang. Sebagai contoh kecil, seorang ponakan saya diberi nama Muhammad Sulthan Al-Hafidz, terbukti sejak kecil sudah bisa menghafal ayat Al Qur'an. Kakaknya yang paling tua bernama Intan, sejak kecil pula sudah pandai dan cantik sehingga menjadi intan dalam keluarga. Ponakan yang lain bernama Naufal, dari kecil sudah nampak sifat kedermawanan-nya. Perilakunya dan sifatnya sesuai dengan namanya, dan seterusnya, yang mungkin anda akan mendapati dalam diri anda sendiri dan keluarga.
Jangan Anda bertanya, kenapa ada koruptor bernama Al Amin (terpercaya)....? Itu juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan, seperti yang sudah saya sebutkan di atas.

Oleh karena itu, marilah kita beri nama anak-anak kita dengan nama yang baik, sebagai sebuah do'a, baru untuk selanjutnya kita mendidiknya dengan dengan baik pula. Mudah-mudahan kelak kita akan menjadi saksi keberhasilan anak kita dunia dan akhirat.

Wallahu'alam,

Abu Hurairah; Otaknya Menjadi Gudang Perbendaharaan Pada Masa Wahyu

Memang benar, bahwa kepintaran manusia itu mempunyai akibat yang merugikan dirinya sendiri. Dan orang-orang yang mempunyai bakat-bakat istimewa, banyak yang harus membayar mahal, justru pada waktu ia patut menerima ganjaran dan penghargaan…

Shahabat mulia Abu Hurairah termasuk salah seorang dari mereka. Sungguh dia mempunyai bakat luar biasa dalam kemampuan dan kekuatan ingatan. Abu Hurairah r.a. mempunyai kelebihan dalam seni menangkap apa yang didengarnya, sedang ingatannya mempunyai keistimewaan dalam segi menghafal dan menyimpan…. Didengarya, ditampungnya lalu terpatri dalam ingatannya hingga dihafalkannya, hampir tak pemah ia melupakan satu kata atau satu huruf pun dari apa yang telah didengarnya, sekalipun usia bertambah dan masa pun telah berganti-ganti. Oleh karena itulah, ia telah mewakafkan hidupnya untuk lebih banyak mendampingi Rasulullah sehingga termasuk yang terbanyak menerima dan menghafal Hadits, serta meriwayatkannya.

Sewaktu datang masa pemalsu-pemalsu hadits yang dengan sengaja membikin hadits-hadits bohong dan palsu, seolah-olah berasal dari Rasulullah saw. mereka memperalat nama Abu Hurairah dan menyalahgunakan ketenararnya dalam meriwayatkan Hadits dari Nabi saw., hingga sering mereka mengeluarkan sebuah “hadits”, dengan menggunakan kata-kata: — “Berkata Abu Hurairah… “
Dengan perbuatan ini hampir-hampir mereka menyebabkan ketenaran Abu Hurairah dan kedudukannya selaku penyampai Hadits dari Nabi saw. menjadi lamunan keragu-raguan dan tanda tanya, kalaulah tidak ada usaha dengan susah payah dan ketekunan yang luar biasa, serta banyak waktu yang telah di habiskan oleh tokoh-tokoh utama para ulama Hadits yang telah membaktikan hidup mereka untuk berhidmat kepada Hadits Nabi dan menyingkirkan setiap tambahan yang dimasukkan ke dalamnya:’)
Di sana Abu Hurairah berhasil lolos dari jaringan kepalsuan dan penambahan-penambahan yang sengaja hendak diselundupkan oleh kaum perusak ke dalam Islam, dengan mengkambing hitamkan Abu Hurairah dan membebankan dosa dan kejahatan mereka kepadanya……

Setiap anda mendengar muballigh atau penceramah atau khatib Jum’at mengatakan kalimat yang mengesankan dari Abu Hurairah r.a berkata ia, telah bersabda Rasulullah saw ……” Saya katakan ketika andamendengar nama ini dalam rangkaian kata tersebut, dan ketika anda banyak menjumpainya, yah banyak sekali dalam kitab-kitab Hadits, sirah, fiqih serta kitab-kitab Agama pada umumnya, maka diketahuilah bahwa anda sedang menemui suatu pribadi, antara sekian banyak pribadi yang paling gemar bergaul dengan Rasulullah dan mendengarkan sabdanya. Karena itulah perbendaharaannya yang menakjubkan dalam hal Hadits dan pengarahan-pengarahan penuh hikmat yang dihafalkannya dari Nabi•saw. jarang diperoleh bandingannya. Dan dengan bakat pemberian Tuhan yang dipunyainya beserta perbendaharaan Hadits tersebut, Abu Hurairah merupakan salah seorang paling mampu membawa anda ke hari-hari kehidupan Rasulullah saw beserta para sahabatnya dan membawa anda berkeliling, asal anda beriman teguh dan berjiwa siaga, mengitari pelosok dan berbagai ufuk yang membuktikan kehebatan Muhammad saw. beserta shahabat-shahabatnya itu dan memberikan makna kepada kehidupan ini dan memimpinnya ke arah kesadaran dan pikiran sehat. Dan bila garis-garis yang anda hadapi ini telah menggerakkan kerinduan anda untuk mengetahui lebih dalam tentang Abu Hurairah dan mendengarkan beritanya, maka silakan anda memenuhi keinginan anda tersebut.
Ia adalah salah seorang yang menerima pantulan revolusi Islam, dengan segala perubahan mengagumkan yang diciptakannya. Dari orang upahan menjadi induk semang atau majikan.
Dari seorang yang terlunta-lunta di tengah-tengah lautan manusia, menjadi imam dan ikutan …. ! Dan dari seorang yang sujud di hadapan batu-batu yang disusun, menjadi orang yang beriman kepada Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

Inilah dia sekarang bercerita dan berkata: -
“Aku dibesarkan dalam keadaan yatim, dan pergi hijrah dalam keadaan miskin. Aku menerima upah sebagai pembantu pada Busrah binti Ghazwan demi untuk mengisi perutku! Akulah yang melayani keluarga itu bila mereka sedang menetap dan menuntun binatang tunggangannya bila sedang bepergian. Sekarang inilah aku, Allah telah menikahkanku dengan putri Busrah, maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Agama ini tiang penegak, dan menjadikan Abu Hurairah ikutan ummat!”

Ia datang kepada Nabi saw di tahun yang ke tujuh Hijrah sewaktu beliau berada di Khaibar ia memeluk Islam karena dorongan kecintaan dan kerinduan …. Dan semenjak ia bertemu dengan Nabi Saw; dan berbai’at kepadanya, hampir-hampir ia tidak berpisah lagi daripadanya kecuali pada saat-saat waktu tidur …. Begitulah berjalan selama masa empat tahun yang dilaluinya bersama Rasulullah saw. yakni sejak ia masuk islam sampai wafatnya Nabi, pergi ke sisi Yang Maha Tinggi.
Kita katakan: "Waktu yang empat tahun itu tak ubahnya bagai suatu usia manusia yang panjang lebar, penuh dengan segala yang baik, dari perkataan, sampai kepada perbuatan dan pendengaran… !"

Dengan fitrahnya yang kuat, Abu Hurairah mendapat kesempatan yang besar yang memungkinkannya untuk memainkan peranan penting dalam berbakti kepada Agama Allah.
Pahlawan perang dikalangan shahabat, banyak.
Ahli fiqih, juru da’wah dan para guru juga tidak sedikit. Tetapi lingkungan dan masyarakat memerlukan tulisan dan penulis. Di masa itu golongan manusia pada umumnya,jadi bukan hanya terbatas pada bangsa Arab saja, tidak mementingkan tulis menulis. Dan tulis menulis itu belum Lagi merupakan bukti kemajuan di masyarakat manapun.
Bahkan Eropah sendiri juga demikian keadaannya sejak kurun waktu yang belum lama ini. Kebanyakan dari raja-rajnya, tidak terkecuali Charlemagne sebagai tokoh utamanya, adalah orang-orang yang buta huruf, tak tahu tulis baca, padahal menurut ukuran masa itu, mereka memiIiki kecerdasan dan kemampuan besar.

Kembali kita pada pembicaraan bermula untuk melihat Abu Hurairah, bagaimana ia dengan fitrahnya dapat menyelami kebutuhan masyarakat baru yang dibangun oleh Islam, yaitu kebutuhan akan orang-orang yang dapat melihat dan memelihara peninggalan dan ajaran-ajarannya. Pada waktu itu memang para shahabat yang mampu menulis, tetapi jumlah mereka sedikit sekali, apalagi sebagiannya tak mempunyai kesempatan untuk mencatat Hadits-hadits yang diucapkan oleh Rasul.
Sebenamya Abu Hurairah bukanlah seorang penulis, ia hanya seorang ahli hafal yang mahir, di samping memiliki kesempata atau mampu mengadakan kesempatan yang diperlukan itu, karena ia tak punya tanah yang akan digarap, dan tidak punya perniagaan yang akan diurus.

Ia pun menyadari bahwa dirinya termasuk orang yang masuk Islam belakangan, maka ia bertekad untuk mengejar ketinggalannya, dengan cara mengikuti Rasul terus menerus dan secara tetap menyertai majlisnya .. Kemudian disadarinya pula adanya bakat pemberian Allah ini pada dirinya, berupa daya ingatannya yang luas dan kuat, serta semakin bertambah kuat, tajam dan luas lagi dengan do’a Rasul “”•, agar pemilik bakat ini diberi Allah berkat.
Ia menyiapkan dirinya dan menggunakan bakat dan kemampuan karunia Ilahi untuk memikul tanggung jawab dan memelihara peninggalan yang sangat penting ini dan mewariskannya kepada generasi kemudian.

Abu Hurairah bukan tegolong dalam barisan penulis, tetapi sebagaimana telah kita utarakan, ia adalahseorang yang terampil menghafal lagi kuat ingatan …. Karena ia tak punya tanah yang akan ditanami atau perniagaan yang akan menyibukkannya, ia tidak berpisah hengan Rasul, baik dalam perjalanan maupun di kala menetap….
Begitulah ia mempermahir dirinya dan ketajaman daya ingatnya untuk menghafal Hadits-hadits Rasulullah saw dan pengarahannya. Sewaktu Rasul telah pulang ke Rafikul’Ala (wafat), Abu Hurairah terus-menerus menyampaikan Hadits hadits, yang menyebabkan sebagian shahabatnya merasa heran sambil bertanya-tanya di dalam hati, dari mana datangnya hadits-hadits ini, kapan didengarya dan diendapkannya dalam ingatannya ….
Abu Hurairah telah memberikan penjelasan untuk menghilangkan kecurigaan ini, dan menghapus keragu-raguan yang menulari putra shahabatnya, maka katanya: “Tuan-tuan telah mengatakan bahwa Abu Hurairah banyak sekali mengeluarkan Hadits dari Nabi saw…. Dan tuan-tuan katakan pula orang-orang Muhajirin yang lebih dahulu daripadanya masuk Islam, tak ada menceritakan hadits-hadits itu…..? Ketahuilah, bahwa shahabat-sahahabatku orang-orang Muhajirin itu, sibuk dengan perdagangan mereka di pasar-pasar, sedang shahabat-shahabatku orang-orang Anshar sibuk degan tanah pertanian mereka…..Sedang aku adalah seorang miskin, yang paling banyak menyertai majlis Rasulullah, maka aku hadir sewaktu yang lain absen …dan aku selalu ingat seandainya mereka lupa karena kesibukan…
Dan Nabi saw. pernah berbicara kepada kami di suatu hari, kata beliau:

“Siapa yang membentangkan sorbannya hingga selesai pembicraanku, kemudian ia meraihnya ke dirinya, maka ia takkan terlupa akan suatu pun dari apa yang telah didengarya dari padaku,.. !”

Maka kuhamparkan kainku, lalu beliau berbicara kepadaku, kemudian kuraih kain itu ke diriku, dan demi Allah, tak ada suatu pun yang terlupa bagiku dari apa yang telah kudengar daripadanya … ! Demi Allah kalau tidaklah karena adanya ayat di dalam Kitabullah niscaya tidak akan kukabarkan kepada kalian sedikit jua pun!
Ayat itu ialah:

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, sesudah Kami nyatakan kepada manusia di dalam Kitab mereka itulah yang dikutuk oleh Allah dan dikutuk oleh para pengutuk (Malaikat-malaikat) ….. !”
Demikianlah Abu Hurairah menjelaskan rahasia kenapa hanya ia seorang diri yang banyak mengeluarkan riwayat dari Rasulullah saw.

Pertama, karena ia melowongkan waktu untuk menyertai Nabi lebih banyak dari para shahabat lainnya.
Kedua, karena ia memiliki daya ingatan yang kuat, yang telah diberi berkat oleh Rasul, hingga ia jadi semakin kuat….
Ketiga, ia menceritakannya bukan karena ia gemar bercerita, tetapi karena keyakinan bahwa menyebarluaskan hadits-hadits ini, merupakan tanggung jawabnya terhadap Agama dan hidupnya. Kalau tidak dilakukannya berarti ia menyembunyikan kebaikan dan haq, dan termasuk orang yang lalai yang sudah tentu akan menerima hukuman kelalaiannya … !
Oleh sebab itulah ia harus saja memberitakan, tak suatupun yang menghalanginya dan tak seorang pun boleh melarangnya … hingga pada suatu hari Amirul Mu’minin Umar berkata kepadanya: “Hendaklah kamu hentikan menyampaikan berita dari Rasulullah! Bila tidak, maka akan kukembalikan kau ke tanah Daus… !” (yaitu tanah kaum dan keluarganya).
Tetapi larangan ini tidaklah mengandung suatu tuduhan bagi Abu Hurairah, hanyalah sebagai pengukuhan dari.suatu pandangan yang dianut oleh Umar, yaitu agar orang-orang Islam dalam jangka waktu tersebut, tidak membaca dan menghafalkan yang lain, kecuali al-quran sampai ia melekat dan mantap dalam hati sanubari dan pikiran….
Al-quran adalah kitab suci Islam, Undang-undang Dasar dan kamus lengkapnya dan terlalu banyaknya’ cerita tentang Rasulullah saw. teristimewa lagi pada tahun-tahun menyusul wafatnya Nabi saw., saat sedang dihimpunnya Al-Quran, dapat menyebabkan kesimpangsiuran dan campur-baur yang tidak berguna dan tak perlu terjadi … !
Oleh karena ini, Umar berpesan: “Sibukkanlah dirimu dengan Al-Quran karena dia adalah kalam Allah…”‘•. Dan katanya lagi : “Kurangilah olehmu meriwayatkan perihal Rasulullah kecuali yang mengenai amal perbuatannya!”
Dan sewaktu beliau mngutus Abu Musa al-Asy’ari ke Irak ia berpesan,kepadanya: — ‘Sesungguhnya anda akan mendatangi suatu kaum yang dalam mesjid mereka terdengar bacaan al-quran seperti suara lebah. maka biarkanlah seperti itu dan jangan anda binbangkan merek adengan hadits-hadits, dan aku menjadi pendukung anda dalam hal ini….!”

Al-qur’an sudah dihimpun dengan jalan yang sangat cermat, hingga terjamin keasliannya tanpa dirembesi oleh hal-hal lainnya….. Adapun hadits, maka umar tidak dapat menjamin bebasnya dari pemalsuan atau perubahan atau diambilnya sebagai alat untuk mengada-ada terhadap Rasulullah SAW dan merugikan Agama Islam…..
Abu Hurairah menghargai pandangan Umar, tetapi ia juga percaya terhadap dirinya dan teguh memenuhi amanat, hingga ia tak hendak menyembunyikan suatu pun dari Hadits dan ilmu selama diyakininya bahwa menyembunyikannya adalah dosa dan kejahatan.
Demikianlah, setiap ada kesempatan untuk menumpahkan isi dadanya berupa Hadits yang pemah didengar dan ditangkapnya tetap saja disampaikan dan dikatakannya.

Hanya terdapat pula suatu hal yang merisaukan, yang menimbulkan kesulitan bagi Abu Hurairah ini, karena seringnya ia bercerita dan banyaknya Haditsnya yaitu adanya tukang hadits yang lain yang menyebarkan Hadits-hadits dari Rasul saw. dengan menambah-nambah dan melebih-lebihkan hingga para shahabat tidak merasa puas terhadap sebagian besar dari Hadits-haditsnya. Orang itu namanya Ka’ab al-ahbaar, seorang Yahudi yang masuk Islam.

Pada suatu hari Marwan bin Hakam bermaksud menguji kemampuan menghafal dari Abu hurairah. Maka dipanggilnya ia dan dibawanya duduk bersamanya, lalu dimintanya untuk mengabarkan hadits-hadits dari Rasusullah saw. Sementara itu disuruhnya penulisnya menuliskan apa yang diceritakan Abu Hurairah dari balik dinding. Sesudah berlalu satu tahun, dipanggilnya Abu Hurairah kembali dan dimintanya membacakan lagi Hadits-hadits yang dulu itu yang telah ditulis sekretarisnya. Ternyata tak ada yang terlupa oleh Abu Hurairah walau agak sepatah kata pun ……..!
Ia berkata tentang dirinya: — “Tak ada seorang pun dari sahabat-sahabat Rasul yang lebih banyak menghafal Hadits dari padaku, kecuali Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, karena ia pandai menuliskannya sedang aku tidak ..; “. Dan Imam Syafi’i mengemukakan pula pendapatnya tentang Abu Hurairah: — “la seorang yang paling banyak hafal di antara seluruh perawi Hadits sesamanya”. Sementara Imam Bukhari menyatakan pula: –”Ada delapan ratus orang atau lebih dari shahabat tabi’in dan ahli ilmu yang meriwayatkan Hadits dari Abu Hurairah”.
Demikianlah Abu hurairah tak ubah bagai suatu perpustakaan besar yang telah ditaqdirkan kelestarian dan keabadiannya.
Abu Huiairah termasuk orang ahli ibadat yang mendekatkan diri kepada Allah, selalu melakukan ibadat bersama isterinya dan anak-anaknya semalam-malaman secara bergiliran; mula-mula ia berjaga sambil shalat sepertiga malam kemudian dilanjutkan oleh isterinya sepertiga malam dan sepertiganya lagi dimanfaatkan oleh puterinya… ” Dengan demikian, tak ada satu saat pun yang berlalu setiap malam di rumah Abu Hurairah, melainkan berlangsung di sana ibadat, dzikir dan shalat!
Karena keinginannya memusatkan perhatian untuk menyertai Rasul saw. ia pernah menderita kepedihan lapar yang jarang diderita orang lain. Dan pernah ia menceritakan kepada kita bagaimana rasa lapar telah menggigit-gigit perutnya, maka diikatkannya batu dengan surbannya ke perutnya dan ditekannnya ulu hatinya dengan kedua tangannya, lalu terjatuhlah ia di mesjid rambil menggeliat-geliat kesakitan hingga sebagian sahabat menyangkanya ayan, padahal sama sekali bukan .. .!

Semenjak ia menganut Islam tak ada yang memberatkan dan menekan perasaan Abu Huraiiah dari berbagai persoalan hidupnya ini, kecuali satu masalah yang hampir menyebabkannya tak dapat memejamkan mata. Masalah itu ialah mengenai ibunya, karena waktu itu ia menolak untuk masuk Islam …. Bukan hanya sampai di sana saja, bahkan ia menyakitkan perasaannya dengan menjelek-jelekkan Rasulullah di depannya…
Pada suatu hari ibunya itu kembali mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan bagi Abu Hurairah tentang Rasulullah saw., hingga ia tak dapat menahan tangisnya dikarenakan sedihnya, lalu ia pergi ke mesjid Rasul….Marilah kita dengarkan ia menceritakan lanjutan berita kejadian itu sebagai berikut:
Sambil menangis aku datang kepada Rasulullah, lalu kataku: –”Ya Rasulallah, aku telah meminta ibuku masuk islam, Ajaranku itu ditolaknya, dan hari ini aku pun baru saja, memintanya masuk Islam. Sebagai jawaban ia malah mengeluarkan kata-kata yang tak kusukai terhadap diri Anda. Karenanya mohon anda du’akan kepada Allah kiranya ibuku itu ditunjuki-Nya kepada Islam….”
Maka Rasulullah saw. berdo’a: “Ya Allah tunjukkilah ibu Abu Hurairah!”
Aku pun berlari mendapatkan ibuku untuk menyampaikan kabar gembira tentang du’a Rasulullah itu. Sewaktu sampai di muka pintu, kudapati pintu itu terkunci. Dari luar kedengaran hunyi gemercik air, dan suara ibu memanggilku: “Hai Abu Hurairah, tunggulah ditempatmu itu… !”
Di waktu ibu keluar ia memakai baju kurungnya, dan membalutkan selendangnya sambil mengucapkan: “Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuluh
Aku pun segera berlari menemui Rasulullah raw. sambil menangis karena gembira, sebagaimana dahulu aku menangis karena berduka, dan kataku padanya: “Kusampaikan kabar suka ya Rasulallah, bahwa Allah telah mengabullkan du’a anda …, Allah telah menunjuki ibuku ke dalam islam … “. Kemudian kataku pula: “Ya Rasulullah, mohon anda do’akan kepada Allah, agar aku dan ibuku dikasihi oleh orang-orang Mu’min, baik laki-laki maupun perempuan!” Maka Rasul berdo’a: “Ya Allah, mohon engkau jadikan hambu-Mu ini beserta ibunya dikasihi oleh sekalian orang-orang Mumin, laki-laki dan perempuan …!”

Abu Hurairah hidup sebagai seorang ahli ibadah dan seorang mujahid … tak pernah ia ketinggalan dalam perang, dan tidak pula dari ibadat. Di zaman Umar bin Khatthab ia diangkat sebagai amir untuk daerah Bahrain, sedang Umar sebagaimana kita ketahui adalah seorang yang sangat keras dan teliti terhadap pejabat-pejabat yang diangkatnya. Apabila ia mengangkat seseorang sedang ia mempunyai dua pasang pakaian maka sewaktu meninggalkan jabatannya nanti haruslah orang itu hanya mempunyai dua pasang pakaian juga…… malah lebih utama kalau ia hanya memiliki satu pasang saja! Apabila waktu meninggalkan jabatan itu terdapat tanda-tanda kekayaan, maka ia takkan luput dari interogasi Umar, sekalipun kekayaan itu berasal dari jalan halal yang dibolehkan syara’! Suatu dunia lain …. Yang diisi oleh Umar dengan hal-hal luar biasa dan mengagumkan… Rupanya sewaktu Abu Hurairah memangku jabatan sebagai kepala daerah Bahrain ia telah menyimpan harta yang berasal dari sumber yang halal. Hal ini diketahui oleh Umar, maka iapun dipanggilnya datang ke Madinah……Dan mari kita dengarkan Abu Hurairah, memaparkan soal jawab ketus yang berlangsung antaranya dengan Amirul Mu’minin Umar: — Kata Umar: - “Hai musuh Allah dan musuh kitab-Nya, apa engkau telah mencuri harta Allah?’• Jawabku;. “Aku bukan musuh Allah dan tidak pula musuh kitab-Nya ._.hanya aku menjadi musuh orang yang memusuhi keduanya dan aku bukanlah orang yang mencuri harta Allah . . !’•- Dari mana,kau peroleh sepuluh ribu itu? — Kuda kepunyaanku beranak-pinak dan pemberian orang berdatangan …. Kembalikan harta itu ke perbendaharaan negara (baitul maal)… !
Abu Hurairah menyerahkan hartanya itu kepada Umar, kemudian ia mengangkat tangannya ke arah langit sambil berdu’a: “Ya Allah, ampunilah Amirul Mu’minin
Tak selang beberapa lamanya. Umar memanggil Abu Hurairah kembali dan menawarkan jabatan kepadanya di wilayah baru. Tapi ditolaknya dan dimintanya maaf karena tak dapat menerimanya. Kata Umar kepadanya: — “Kenapa, apa sebabnya?” Jawab Abu Hurairah: “Agar kehormatanku tidak sampai tercela, hartaku tidak dirampas, punggungku tidak dipukul… !”
Kemudian katanya lagi: “Dan aku takut menghukum tanpa ilmu dan bicara tanpa belas kasih … !”
Pada suatu hari sangatlah rindu Abu Hurairah hendak bertemu dengan Allah …. Selagi orang-orang yang mengunjunginya mendu’akannya cepat sembuh dari sakitnya, ia sendiri berulang-ulang memohan kepada Allah dengan berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku telah sangat rindu hendak bertemu dengan-Mu,
Semoga Engkau pun demikian … !” Dalam usia 78 tahun, tahun yang ke-59 Hijriyah ia pun berpulang ke rahmatullah.
Di sekeliling orang-orang shaleh penghuni pandam pekuburan Baqi’, di tempat yang beroleh berkah, di sanalah jasadnya dibaringkan … ! Dan sementara orang-orang yang mengiringkan jenazahnya kembali dari pekuburan, mulut dan lidah mereka tiada henti-hentinya membaca Hadits yang disampaikan Abu Hurairah kepada mereka dari Rasul yang mulia……..
Salah seorang di antara mereka yang baru masuk islam bertanya kepada temannya: “Kenapa syekh kita yang telah berpulang ini diberi gelar Abu Hurairah (bapak kucing)? Tentutemannya yang telah mengetahui akan menjawabnya: •’Di waktu jahiliyah namanya dulu Abdu Syamsi, dan tatkala ia memeluk Islam, ia diberi nama oleh Rasul dengan Abdurrahman. Ia sangat penyayang kepada binatang dan mempunyai seekor kucing, yang selalu diberinya makan, digendongnya, dibersihkannya dan diberinya tempat. Kucing itu selalu menyertainya seolah-olah bayang bayangnya. Inilah sebabnya ia diheri gelar “Bapak Kucing”, moga-moga Allah ridla kepadanya dan menjadikannya ridla kepada Allah……..!

Wallahu'alam.

PEMILU JURDIL....???



Mencermati tahapan Pemilu 2009 yang makin mendekati Kampanye terbuka dan pemungutan suara, kita pantas khawatir. Berita sehari-hari yang kita baca di media menunjukkan bahwa proses Pemilu, baik secara nasional maupun dalam skala lokal, sangat tidak berkualitas. Pemilu 2009 yang merupakan proses demokrasi, patut disangsikan keberhasilannya.

Dalam skala nasional, beragam masalah krusial muncul dan hampir dipastikan masalah-masalah tersebut secara mayoritas berasal dari pihak penyelenggara Pemilu. Nampak jelas, KPU belum belajar banyak dari pengalaman KPU sebelumnya, bahwa mengelola Pemilu tidak cukup hanya bermodalkan Gelar akademik. Diperlukan orang-orang yang siap berjibaku; yang siap secara lahir bathin untuk dikritik, dihujat dan dijadikan sasaran tembak oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh Keputusan maupun kebijakan KPU.

Dalam perjalanannya, KPU telah mengelola tahapan Pemilu dengan berbagai kejanggalan yang senantiasa akan dicatat oleh berbagai pihak dan siap dijadikan bahan untuk menggugat KPU dikemudian hari setelah Pemilu (terutama oleh mereka yang kalah). Saya mencatat beberapa kejanggalan antara lain KPU terlambat merestrukturisasi Sekretariat Jenderal sesuai amanah UU Nomor 22 Tahun 2007. Sampai pertengahan tahun 2008, KPU masih bertahan dengan 11 Biro.
Selain itu KPU juga terlambat memproses pembentukan Panwaslu di daerah. Masalah DPT Papua dan Papua Barat juga sempat jadi pembicaraan. Belum lagi terkait "rajinnya" mereka melakukan Perjalanan Dinas ke luar negeri dengan alasan Sosialisasi. Beberapa catatan kritis lainnya adalah "rajinnya" Anggota KPU mengumbar statement di media, yang pada akhirnya menjadi bumerang bagi KPU sendiri. Satement-statement tersebut pada umumnya menimbulkan berbagai tafsiran dari masyarakat, terutama dari para jajarannya sendiri di daerah.

Berbagai persoalan tersebut ternyata belum cukup. Beberapa KPUD juga melakukan kebijakan yang tidak populer. Belum lagi terjadi disharmonisasi antara KPU Provinsi dengan KPU Kabupaten/Kota, antara Anggota dengan Sekretariat yang berujung pada minimnya kepercayaan publik akan kemampuan KPU/KPUD memanaj Pemilu.

Sebagai contoh saja, yang terjadi di Aceh. KIP Provinsi NAD seringkali mengeluarkan statement yang membingungkan KIP Kabupaten/Kota. Masalah DPT, masalah jumlah TPS, dan sebagainya, menjadi bahan perdebatan di media lokal.
Berbagai persoalan tersebut seharusnya tidak timbul, kalau saja mereka mau berkaca dari pengalaman KPU periode lalu.

Dalam konteks lokal, kita juga mencermati proses Pemilu. Terakhir, kami dapatkan informasi, bahwa KIP Kabupaten Bireuen sudah menerima surat suara DPR-RI, beberapa hari yang lalu. Tapi, alangkah sayangnya, surat suara yang diterima masih kurang atau tercecer 1 (satu) kotak. Kabarnya surat suara yang kurang tersebut, tercecer alias salah kirim ke KIP Kota Lhokseumawe. Apapun namanya, tercecer atau bukan, kesalahan tersebut membuktikan bahwa dalam proses distribusi Logistik tidak profesional sama sekali.
Sangat disayangan, pada saat masyarakat sangat kurang percaya dengan proses Pemilu, KPU malah masih melakukan kesalahan. Memang tidak sepenuhnya kesalahan KPU, karena distribusi sudah menjadi tanggung jawab perusahaan rekanan, namun seharusnya sebagai pengguna jasa, KPU harus sangat selektif memilih rekanan. Mudah-mudahan itu adalah kesalahan terakhir.

Selain terkait dengan persoalan yang saya sebutkan di atas, ternyata ada hal yang lebih penting di lapangan. Ternyata pemahaman masyarakat kita tentang proses pemberian suara di TPS sangat minim. Terkait dengan penetapan Calon terpilih juga demikian. Minim sekali pengetahuan masyarakat kita tentang proses Pemilu.

Secara kebetulan saja, dalam beberapa hari ini kami sering ditanyai masyarakat tentang berbagai hal persoalan Pemilu. Selain masalah pemungutan suara, juga masalah penetapan Calon terpilih.
Khusus pertanyaan terakhir, rata-rata yang menanyakan adalah Caleg. Sebagai insan yang pernah bergelut dengan dunia Pemilu, kami terus terang kecewa dengan beragam pertanyaan itu. Bagaimana mungkin, ada Caleg yang tidak tau tentang penetapan Calon terpilih...?
Padahal mereka akan bertarung memperebutkan kursi Legislatif. Bukan hanya bersaing dengan Caleg Partai lain, tetapi juga bersaing dengan Caleg partai sendiri....

Namun terus terang saja, mencermati fenomena ini , kami sangat kecewa dengan KPU, terutama KIP Kabupaten Bireuen sebagai lembaga yang bertanggung jawab di daerah ini.
Informasi dari beberapa pengurus Partai, memang Sosialisasi Pemilu di Bireuen sangat minim, khususnya untuk audiens dengan latar belakang Partai Politik.
Memang dalam dua minggu terakhir, KIP Kabupaten Bireuen sedang gencar melakukan Sosialisasi ke sekolah-sekolah. Kita tetap memberi apresiasi positif untuk mereka atas usahanya.
Namun Sosialisasi untuk masyarakat umum juga seharusnya diprioritaskan. Dan terlebih lagi untuk para Caleg.
Kalau kondisi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin,nanti pada saat penghitungan suara dan penetapan Calon terpilih, KIP Kabupaten Bireuen sendiri yang menerima akibatnya....
Bisa diprediksi, akan timbul berbagai gejolak, terutama datangnya dari para pelaku politik yang masih instan dalam berdemokrasi. Secara psikologis, masyarakat kita skarang sangat antusias menyambut Pemilu. Namun, bila tidak dilayani secara benar agar mereka bisa memberikan suaranya, bukan tidak mungkin Hakim "Pengadilan Pemilu" tidak sempat istirahat. Berbagai kasus akan mengalir deras ke PN yaitu menggugat KIP sebagai penyelenggara maupun Panwas sebagai Wasit.

Apa jadinya Pemilu di Aceh....? Apalagi kalau ditambah dengan "intimidasi" dari peserta Pemilu agar memilih mereka.

Berbagai persoalan yang sudah saya sebutkan di atas, akan terakumulasi sebagai bahan gugatan, atau setidak-tidaknya sebagai bahan kritikan bahwa proses Pemilu yang Luber jurdil seperti yang dicita-citakan selama ini, hanya mimpi belaka.

Salam,
mukhlis aminullah
Ketua Forum Pemuda Peduli Demokrasi

BERIKHTIAR & BERDO'A SEBAGAI SENJATA HAMBA

Sebagai manusia biasa, tentu semua kita pernah merasakan kekecewaan yang mendalam pada salah satu episode hidup kita. Entah kecewa saat tidak mendapat nilai terbaik saat kuliah, kecewa ditinggalkan oleh kekasih kita saat remaja ataupun pernah tidak mendapatkan pekerjaan yang kita dambakan. Pasti-nya setiap kita pernah kecewa. Hanya saja tergantung diri kita, bagaimana melewati cobaan dan membunuh rasa kecewa tersebut.

Saya juga pernah merasakan kekecewaan yang sangat berat dalam hidup saya. Malah sampai beberapa kali. Diantaranya adalah ketika saya tidak lulus pada Fakultas yang saya impikan sejak kecil. Lain kali saya kecewa pada perusahaan tempat saya bekerja di Jambi (saya diberhentikan bukan karena tidak berprestasi, tapi karena unsur like & dislike ditambah dengan penolakan saya tidak mau mengucapkan "GONG CHI FAT CHAI" untuk para Bos yang berlatar belakang Konghuchu).

Terakhir sekali, tahun lalu ketika saya tidak lulus menjadi Anggota KIP Aceh, padahal peluang saya sangat terbuka karena dalam beberapa tahapan awal, saya selalu mendapat rangking 5 besar. Dan saya selalu berdo'a kepada Allah agar diberi kemudahan agar lulus jadi Anggota KIP Aceh. Ternyata gagal...........
Pada saat rasa kecewa itu memuncak, saya "hampir" jauh dengan Allah SWT. Untung saja saya masih dibentengi iman. Saya juga bersyukur, isteri selalu mengingatkan agar bertawakkal kepada Allah atas kegagalan tersebut. Terima kasih isteriku.......

Kekecewaan kerap kali datang menghampiri diri manusia, di saat apa yang kita inginkan dan dicita-citakan kemudian diupayakan dengan sungguh-sungguh, dibantu oleh doa bahkan dengan doa-doa pilihan, namun semua itu belum membuahkan hasil atau belum terwujudkan. Rasa kecewa akan membawa kepada iri dan ber-su udzzan kepada Allah mulai menjauh dari ajaran agama.

Semua ini disebabkan karena keliru atau terlalu berlebihan dalam memaknai dan memahami apa itu doa sebagai senjata bagi setiap muslim, yang ada di benak bahwa Doa adalah senjata yang paling ampuh, senjata pamungkas bagi setiap muslim, terlalu berpegang kepadanya tanpa mau berusaha mengetahui dan mempelajari apa itu doa sebagai senjata. Ibarat seseorang yang tidak tahu menahu tentang senjata, tidak pernah menggunakan senjata kemudian ia menggunakannya, bukannya tembakannya akan mengenai sasaran melainkan berbalik menghantam si penggunanya.

Di dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda :

”Doa adalah senjata bagi setiap muslim, tiang dari agama, cahaya langit dan bumi”,

dalam hadits yang lain:

”Tidak ada yang dapat menepis takdir kecuali dengan doa, dan tidak ada yang dapat memanjangkan umur kecuali dengan beramal kebaikan”.

Jika kita keliru dalam memaknai dan memahami hadits-hadits Rasul tentang keutamaan berdoa, maka akan muncul generasi-generasi yang pemalas yang hanya mau menggunakan tanpa mau tau apa dan bagaimana cara menggunakannya.

Memang doa adalah senjata bagi setiap muslim, tapi apakah kita yang merasa sebagai muslim pernah berfikir bagaimana membuat senjata?, bagaimana membuat laras senjata agar tepat mengenai sasaran, pernahkah kita fikirkan bagaimana cara menggunakannya dengan baik dan benar?. Pernahkah kita berfikir apa itu tiang agama?bagaimana mendirikan tiang agama?dan bagaimana bersandar pada tiang agama? ternyata kita hanyalah orang yang santai yang hanya mau bersandar di saat susah, sedih dan terkena musibah tanpa mau tau apakah sandaran itu kuat atau rapuh, bersih atau kotor.

Kata doa berasal dari bahasa Arab. Dalam kamus Al-Muhith dan Lisanul Arab, makna kata doa berkisar antara, memanggil, menamai, mengajak, mengundang, meminta, memohon, berdoa, beribadah. Di dalam Al-Quran kadang kata doa datang dengan arti beribadah (menyembah), misalnya firman Allah dalam surah Al-Kahfi : 14,

“Tuhan kami adalah yang menguasai langit dan bumi dan kami tidak akan menyembah Tuhan selainnya”.

Kadang kata doa di dalam al Quran datang dengan arti memohon, misalnya firman Allah :

”Dan memohonlah kepada Tuhanmu dengan rendah diri dan suara yang lemah lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan” (al-A’raf :55).

Kadang pula kata doa di dalam alQuran dapat berarti Memohon dan Menyembah, misalnya dalam surah Al A’raf : 56, Allah berfirman;

“dan janganlah kalian melakukan pengrusakan di atas muka bumi, dan memohonlah kepada Allah dengan rasa takut dan keinginan yang kuat, sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang muhsin”.

Pada ayat ini kata doa dapat bermakna memohon dan juga menyembah. Menurut sebagian ahli tafsir bahwa kata doa pada ayat ini berari menyembah, dengan dalil bahwa pada awal ayat dikatakan, dan janganlah kalian melakukan pengrusakan di muka bumi…dengan kata lain, berbuat baiklah kalian di atas muka bumi, kemudia kata doa pada ayat ini diartikan dengan bertakwa dengan sebenar benar takwa, dan pada akhir ayat lebih ditegaskan lagi bahwa sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang muhsin yaitu yang ikhlas beribadah menyembahkepada Allah bukan karena mau dipuji atau takut dicaci dan dihina, bukan karenamenginginkan surga atau karena takut neraka, melainkan semata-mata hanya karena Allah SWT.

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah lebih menegaskan;

“Doa adalah ibadah, kemudian rasulullah membacakan sebuah ayat; berdoalah kepada Allah niscaya allah akan mengabulkannya, sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembahku mereka akan masuk dan kekal di dalam neraka” HR;Bukhari,Muslim,Tirmizi).

Hadits ini lebih menegaskan bahwa antaradoa dan ibadah tidak dapat dipisahkan, doa adalah ibadah dan berdoa tanpa beribadah adalah sia-sia, ibarat kita meminta dqan memohon kepada sahabat atau membuat surat permohonan dan proposal, sebaik apapun permohonan kita, semanis apapun rayuan kita, seindah apapun bahasa yang digunakan, namun jika telah dicap sebagai pembangkan dan tidak berkhlakul karima, maka jelas si pemberi akan berfikir seribu kali lipat untuk mencairkan permohonan tersebut. karena orang yang berbuat salah pasti akan dicap dan bila telah tercoreng maka akan terhalang terpenuhinya permohonan.

Rasulullah saw bersabda;

“tidak ada yang dapat menepis takdir melainkan dengan doa, dan tidak ada yang dapat memanjangkan umur kecuali dengan berbuat kebaikan dan sesungguhnya seseorang itu akan terharamkan baginya rezki disebabkan oleh suatu dosa yang ia perbuat”(HR;Tirmizi).

Dengan demikian, untuk membuat dan menajamkan senjata doa seorang muslim adalah dengan banyak beribadah menyembah Allah, melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Adapun cara menggunakan senjata dengan baik dan benar sebagaimana tertera dalam surah al-A’raf ; 55,

“dan berdoalah dengan khusu, rendah diri dan suara yang lembut sesungguhnyaAllah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”.

Jika berhadapan dengan seorang raja yang diktator sekalipun, jika berendah diri, maka sang raja akan senang dan menerima, apalagi jika menghadap Allah yang maha Pengasih dan Penyayang. dapat juga berarti dengan merengek, karena Allah menyukai orang yang merengek. Lihatlah anak kecil di saat meminta kepada orang tuanya dimana orang tua tak mampu mengelak untuk memenuhi permintaan anak, lihatlah seorang istri di saat mengidam, dimana suaminya tak mampu mengelak permintaannya. Karena Rasulullah jika berdoa sering mengulangi permintaannya hingga tiga kali.

Berdoalah dengan suara yang lemah lembut, karena dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa suatu ketika para sahabat berdoa dengan suara yang keras kemudian Rasul menegur mereka,

” wahai manusia, berlemah lembutlah dalam memohon, sesungguhnya kalian bukanlah memohon kepada yang Tuli atau Jauh, melainkan kalian memohon kepada yang Maha mendengar dan dekat bahkan lebih dekat dari urat nadi leher” (HR;bukhari muslim).

Dan janganlah berlbihan dalam berdoa, jangan meminta hal-hal yang mustahil, jangan memninta turunnya uang dari langit tapi mintalah dengan sewajarnya.
Namun ada hal-hal yang penting yang harus diperhatikan sebelum menggunakan senjata doa, yaitu sempurnahkanlah wudhu dan shalat sunahhlah dua rakaat, kemudia memuji Allah dan bersalawat atas Nabim,(HR;muslim).

Jika senjata itu telah dibuat dengan baik, telah ditajamkan dan digunakan dengan baik namun belum juga mengenai sasaran, maka kembalilah mengoreksi diri, apakah ada suatu kesalahan yang sengaja maupun tidak yang membuat terhalangnya terkabul doa, jika tidak ada maka yakinlah, “tidaklah seorang muslim itu berdao dengan suatu permohonan yang tidak mengandung dosa dan tidak pula memutuskan silaturrahmi, maka Allah akan memberikannya salah satu diantara tiga:pertama, Allah akan menyegerakan terkabul doanya, kedua; Allah akan menyimpan dan menabungkannya sebagai tabungan baginya di akhirat kelak, ketiga; Allah akan menggantikan baginya dengan terselamatnya ia dari suatu keburukan yang sama dan sebanding dengan permohonannya”(HR;Bukhari, muslim).

Berdoalah kepada Allah, jangan pernah berhenti menyembah dan memohon, karena Allah maha pengasih penyayang, maha tau akan kebutuhan hamba-hambanya. Dan mudah-mudahan kita akan selalu berpijak pada jalan Allah, apapun kekecewaan pernah kita dapatkan. Karena sesungguhnya kita tidak tau hikmah dibalik "tidak tercapainya tujuan dan cita-cita" kita.....

Wallahu'alam......

Selasa, 03 Maret 2009

MEMILIH PEMIMPIN

Beberapa waktu yang lalu; tepatnya ketika saya baru saja menyelesaikan masa jabatan sebagai Anggota KPU Kabupaten Bireuen, bulan Juli 2008, saya ditawari oleh sebuah Partai Politik untuk menjadi Caleg DPRK Bireuen periode 2009-2014. Pada awalnya saya sudah mulai tertarik, apalagi Partai tersebut akan menempatkan saya pada nomor urut kecil. Sekedar mengingatkan kembali, bahwa sebelum ada keputusan MK tentang penetapan Caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak, nomor urut kecil lebih menjanjikan peluang.

Ketika sudah memutuskan menerima tawaran mereka, ternyata saya harus kecewa...... Ternyata untuk jadi Caleg, apalagi nomor urut kecil, saya diminta menyetor uang Rp 30 juta pada tahap awal. Padahal sebelumnya mereka tidak pernah mengatakannya. Saya akhirnya memilih mundur. Bukannya saya tidak punya uang, tapi cara seperti itu tidak nyaman bagi keluarga kami.....

Menurut pengurus Partai tersebut, uang yang disetor oleh Caleg akan digunakan untuk dana kampanye. Saya tidak membantah. Mungkin saja benar apa yang mereka katakan.... Untuk melakukan kampanye memang dibutuhkan dana yang banyak, terutama untuk membuat baliho, iklan koran, iklan radio, dsb. Sebuah lembaga penelitian menyebutkan, kisaran angka-angka yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan kampanye. Seorang Caleg DPRK setidaknya membutuhkan Rp 100 juta. Itu belum termasuk membayar honor para Saksi pada hari Pemungutan dan Penghitungan suara.
Kalkulasi sendiri, berapa kira-kira dana yang dibutuhkan seorang Caleg DPRA atau Caleg DPR RI.......! Bisa ratusan juta.

Memang, tidak semua Partai membuat kebijakan demikian. Ada juga partai yang sudah sangat mapan, dengan dana kas yang melimpah, mereka tidak perlu lagi meminta setoran kepada Caleg. Ada juga Partai yang punya manajemen sangat bagus, mereka tidak mengandalkan kampanye dengan cara-cara tradisional. Tapi mereka memperkuat ukhuwah dan secara terus-menerus membina kader. Partai seperti ini tidak banyak, bisa dihitung dengan jari. Selebihnya tetap mangandalkan dana setoran, dari Caleg dan juga dari donatur.

Namun pada umumnya para Caleg tetap harus mengeluarkan banyak dana. Nah, bisa dibayangkan...... dengan gaji atau penghasilan sebagai Anggota DPRK (jika kelak terpilih) yang tidak terlalu besar, bisa-bisa, habis masa jabatan 5 (lima) tahun dana yang terlanjur habis tidak bisa tertutupi. Bagaimana jika tidak terpilih...? Jangan sampai ada yang "bicara" dengan tiang listrik... Anggap saja rugi dalam berdagang ataupun kena krisis moneter seperti tahun 1998. Saya bukan mengada-ngada! Di Jawa Timur, ada Calon Bupati yang gila setelah tidak terpilih dalam Pilkada tahun 2006 yang lalu.

Kepada pemilih, saya menyarankan agar hati-hati memilih...! Jangan Anda pilih Caleg yang banyak mengumbar uang atau membagi-bagikan uang. Karena Caleg seperti itu akan segera memikirkan uang kembalian begitu dilantik jadi Anggota Dewan. Dan bukan tidak mungkin, ybs akan mencari jalan yang tidak "halal".......

Anggota Dewan adalah juga Pemimpin kita, walau dalam banyak berita selalu disebut wakil kita alias wakil rakyat. Tentu ada syarat-syaratnya bagi seseorang pantas kita pilih sebagai Pemimpin kita.

Dalam Islam yang harus dijadikan pemimpin adalah orang yang amanah, cerdas, benar, dan pintar berkomunikasi. Bukan orang yang banyak uang. Nabi Muhammad adalah orang sederhana, demikian pula Sayidina Ali. Abu Sofyan jauh lebih kaya. Toh ummat Islam memilih orang yang sederhana seperti Nabi Muhammad SAW dan Sayidina Ali sebagai pemimpin. Bukan Abu Sofyan.

Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan peradilan. Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah. DijadikanNya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta berada di tangan orang-orang kikir. (HR. Ad-Dailami)

Hendaknya ummat Islam memilih pemimpin yang saleh dan berilmu sehingga mereka bisa memimpin dan menunjuki ummatnya. Bukan pemimpin yang korup atau awam dalam agama/umum sehingga justru rakyatnya yang menunjuki pemimpinnya.

Orang yang memilih pemimpin yang awam atau berakhlak buruk, akan berakhir di neraka karena disesatkan oleh pemimpin mereka:

“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.”

“Dan mereka berkata;:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).” [Al Ahzab:66-67]

Kadang ada orang yang meski dikenal sebagai ustad, namun Islamnya tidak kaaffah (menyeluruh). Dia bisa mengajari murid-muridnya soal shalat, puasa, dan haji dengan baik. Tapi dalam hal ekonomi, dia justru mengikuti kaum Yahudi dan Nashara dengan mengikuti sistem Neoliberalis Kapitalis yang menyengsarakan ummat manusia.

Kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya. Para sahabat lantas bertanya, “Siapa ‘mereka’ yang baginda maksudkan itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani.” (HR. Bukhari)

Sebagai contoh ada elit parpol dakwah yang berwenang memimpin komisi DPR di bidang ESDM, ternyata kebijakan migas yang ditempuh mengikuti kepentingan pasar sehingga migas harganya meroket, sering langka, dan menyengsarakan seluruh rakyat. Dia membiarkan migas Indonesia dikuasai oleh perusahaan2 migas dari negara2 kuffar yang membantai ummat Islam di Iraq dan Afghanistan.

Padahal pemimpin Islam harus mengikuti sunnah Nabi yang “Menasionalisasi” sumber air yang dimiliki orang Yahudi hingga bisa dinikmati gratis oleh ummat Islam. Nabi Muhammad tidak pernah membiarkan kekayaan alam yang dimiliki ummat Islam dikuasai oleh musuh Islam. Bahkan Nabi pernah mengusir kaum Yahudi dari Madinah karena mereka berkhianat ingin membunuh ummat Islam.

Pemimpin Islam harus mengikuti sunnah Nabi secara menyeluruh. Bukan cuma masalah shalat, puasa, dan haji, tapi juga sistem ekonomi memakai sistem ekonomi Islam. Sebagai contoh tidak layak ummat Islam dalam hal harga minyak mengikuti harga pasar komoditas NYMEX yang tidak sesuai dengan Islam karena sebagian besar jual-beli hanya dilakukan oleh para spekulan tanpa ada perpindahan tempat dari penjual ke pembeli. Padahal dalam Islam harus ada perpindahan tempat ke pembeli hingga barang mengalir langsung dari produsen ke distributor, retailer, dan pembeli/pemakai. Ada pun di pasar Komoditas kontrak minyak cuma berputar2 selama 72 bulan antar spekulan hingga harga minyak membubung dari US$ 24/barrel jadi US$ 147/barrel. Padahal 80% minyak di produksi sendiri oleh Indonesia dengan biaya lifting hanya US$ 10/barrel.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” [Al Baqarah:208]

Meminta uang kepada seseorang agar jadi Calon itu mirip seperti suap:

Allah melaknat penyuap, penerima suap dan yang memberi peluang bagi mereka. (HR. Ahmad)

Jadi; sebagai rakyat Aceh yang punya latar belakang Islam yang kental, mari kita jauhkan budaya-budaya demikian. Kita harus memilih calon pemimpin yang bersih ketimbang calon pemimpin yang banyak uang tapi image-nya tidak bersih.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Salam,
mukhlis aminullah
ketua Forum Pemuda Peduli Demokrasi

Senin, 02 Maret 2009

IHSAN

Dalam hubungan dengan Allah, Ihsan adalah kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah atau kita meyakini bahwa Allah melihat kita. Sehingga kita beribadah dengan penuh kekhusyukan melebihi ketika kita menghadap seorang pejabat seperti presiden.

Kepada Allah kita harus berusaha mendekatkan diri dengan berbagai macam ibadah dengan sebaik-baiknya. Ketika shalat, kita harus yakin bahwa kita tengah berhadapan dengan Allah Sang Maha Pencipta. Ketika puasa kita harus ikhlas lillahi ta’ala. Ketika membayar zakat, kita meniatkannya sebagai kewajiban kita kepada Allah. Dan ketika Haji, kita meyakini bahwa kita adalah tamu Allah yang sedang berkunjung ke rumah”Nya.

Jika kita kaji Al Qur’an, maka kita akan mengetahui bahwa Ihsan itu tidak hanya menyangkut hubungan dengan Allah, tapi juga dengan manusia dan juga makhluk lainnya.

Dalam surat Al Baqarah ayat 83 kita diperintahkan berbuat kebaikan (Ihsan) kepada ibu bapa, keluarga, anak-anak yatim dan orang miskin:

“Ingatlah ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil: Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” [Al Baqarah:83]

Dalam surat An Nahl ayat 90 Allah juga memerintahkan kita untuk berbuat kebaikan:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. “ [An Nahl:90]

Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik / ihsan:

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” [Al Baqarah:195]

Allah mewajibkan kita berbuat baik terhadap segala sesuatu. Bahkan ketika perang pun kita tidak boleh menyiksa musuh kita dengan niat menyakitinya. Menyembelih binatang pun harus dengan cara yang selembut-lembutnya:

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus ra, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah mewajibkan kalian berbuat baik terhadap segala sesuatu, maka bila kalian hendak membunuh orang (dalam peperangan ataupun yang lainnya), bunuhlah dengan cara yang baik. Dan bila kamu menyembelih binatang, maka sembelihlah dengan cara yang baik, hendaklah kalian menajamkan pisau dan memperlakukan hewan sembelihan dengan lembut.” (HR Muslim)

Kita diperintahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dan kita tidak akan bisa dekat kepada Allah kecuali kita juga harus dekat kepada kaum yang lemah dan berbuat ihsan kepada mereka:

Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu. (HR. Muslim)

Seorang yang cuma rajin beribadah kepada Allah seperti shalat, puasa, dan haji, tapi tidak berbuat kebaikan terhadap sesama, maka dia bukanlah orang yang berbuat ihsan. Dia bukan orang yang disukai Allah. Dia juga bukan orang yang dekat dengan Allah.

Bagi orang yang berbuat ihsan (baik), Allah memberi balasan surga dan mereka kekal di dalamnya:

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” [Yunus:26]

Semoga kita semua bisa menjadi muhsiniin. Orang-orang yang berbuat ihsan dan disukai Allah.