Kamis, 29 Juli 2010

BAHAYA FORMALIN

Saya tiba-tiba saja sangat ingin mengetahui lebih banyak tentang formalin. Bukan tanpa sebab. Pada awalnya, memori saya kebetulan saja sedang teringat pada formalin karena saya melihat seorang penjual mie di pasar yang mana mie-nya yang belum digoreng tidak dikerubuti lalat, padahal lalat mengerubuti jenis makanan yang lain. Sebab kedua, tanpa sengaja saya menemukan koran lama di rumah yang memberitakan tentang formalin.

Beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah, tahun 2005 dan tahun 2006, media surat kabar dan telivisi di negara kita pernah marak memberitakan tentang beredarnya produk makanan yang mengandung formalin di tengah masyarakat. Hanya saja issue itu tidak lama, karena kemudian datang berita lain yang hebohnya melebihi persoalan formalin, terutama berita politik. Dan persoalan formalin hilang dengan sendirinya dan tidak ada tindakan yang berkelanjutan dari pihak berwenang, padahal persoalan ini sudah memasuki taraf yang sangat mengkhawatirkan.

Dari berbagai referensi yang saya baca, dapat dikatakan bahwa formalin adalah sejenis bahan pengawet beracun. Namanya diambil dari larutan formaldedid. Dan bahan pengawet ini sangat berbahaya, sehingga Pemerintah melarang digunakan untuk mengawetkan makanan seperti tertuang dalam peraturan Menteri Kesehatan No.1168 tahun 1999.
Pada dasarnya formalin banyak digunakan sebagai desinfektan untuk pembersih lantai, gudang, dan pakaian. Dan juga sebagai getmisida dan fungisida pada tanaman dan sayuran. Formalin pun dapat dipakai untuk pembasmi serangga yang digunakan dalam industri tahu. Selain itu juga digunakan sebagai bahan kecantikan. Pada kesempatan lain, juga digunakan untuk mengawetkan mayat, seperti pada fisik almarhum Ferdinand Marcos.

Nah yang terjadi sekarang ini, formalin bukan hanya digunakan untuk kebutuhan yang seharusnya, tetapi juga sudah digunakan pada makanan kita sehari-hari. Hampir tidak ada makanan yang kita konsumsi terbebas dari formalin, khususnya bagi kita yang hidup di kota-kota besar. Kita seperti dikepung oleh segerombolan harimau, kota kita ibarat rimba raya. Tanpa kita sadari, bahwa makanan-makanan yang kita beli sudah dijejali formalin yang sesungguhnya lebih berbahaya dari sergapan harimau.

Sangat kita sayangkan, dibalik ancaman terhadap kesehatan orang banyak, sebagian orang lain menikmati hasilnya dengan sukacita. Para penghasil produk makanan seperti melupakan bahwa formalin sangat berbahaya dan menjadi hal biasa saja. Mereka menggunakan formalin hanya demi keuntungan semata sementara masalah kesehatannya bukan menjadi tanggung jawab mereka. Sungguh naif sekali...

Alasan yang dikemukakan oleh sebagian produsen adalah untuk menekan ongkos produksi serendah mungkin, akibat kenaikan harga BBM. Dengan begitu produksi tetap berjalan, daya beli masyarakat tetap terjaga. Itu hanya alasan pembenaran saja.
Kita berharap pemerintah melalui BPOM dapat melakukan tindakan tegas terhadap produsen atau pelaku industri yang menggunakan formalin dan zat-zat pengawet lainnya yang membahayakan kesehatan masyarakat. Dan kepada YKLI selaku wadah perlindungan konsumen agar lebih pro aktif, tidak harus menunggu pengaduan dahulu baru bertindak. YKLI dapat lebih giat melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang bahaya formalin dan zat-zat pengawet lainnya.

Hasil pengujian sampel yang dilakukan oleh Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), beberapa bahan makanan yang mengandung formalin adalah pada ikan asin sotong, ikan asin Sange Belah, ikan asin Teri Medan, ikan Cucut Daging Super, ikan Sepat Kering, ikan Tipis Tawar Kering, ikan Teri, ikan Cumi kering dan beberapa jenis ikan asin lainnya. Selain pada ikan asin, formalin juga terdapat pada tahu Segar Kuning, tahu Kuning, tahu basah, tahu segar putih kecil, tahu segar putih besar, tahu Cina, tahu Putih dan tahu Telur. Kita juga mesti mewaspadai bakmi super Keriting Telor, mie Keriting, mie Ayam, bakmi Gulung, Kwie Tiau dan mie basah berbagai bentuk.
Kita tidak boleh hanya terpaku pada segala bentuk makanan yang sudah diuji oleh BPOM, namun juga mesti waspada pada ikan basah/ikan yang baru dibawa pulang oleh nelayan yang sudah di laut berhari-hari. Bukan berarti semua ikan laut kita anggap mengandung formalin, tetapi hanya meningkatkan kewaspadaan saja. Begitu juga pada bakso atau mieso, kita tetap harus berhati-hati. Sebagian memang menggunakan formalin, tidak semua.

Bagi para konsumen agak sulit memang untuk mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung formalin. Tetapi beberapa uraian berikut bisa sedikit mencerahkan agar terhindar dari formalin. Untuk jenis mie basah, jika mengandung formalin maka bau mie agak menyengat, mie basah tidak rusak sampai dua hari jika ditaruh diudara terbuka dan bertahan lebih dari 15 hari jika ditaruh di lemari es, selain itu mie basah tidak lengket lebih mengkilap dibanding mie secara umumnya.

Untuk tahu yang mengandung formalin, bau agak menyengat khas formalin dan kekenyalannya yang begitu kuat. Tahu tanpa formalin bila ditekan akan mudah hancur dan mengeluarkan aroma kedelai. Sedangkan ikan asin yang mengandung formalin, menurut BPOM tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar. Warna ikan asin pun bersih cerah, namun tidak berbau khas ikan asin dan tidak banyak dikerumuni lalat.
Mendapatkan formalin tidaklah sulit. Sejumlah toko kimia biasanya menyediakan dengan harga 20 ribu rupiah perliter. Jika kandungan formalin dalam tubuh tinggi, efeknya akan mematikan fungsi sel dan menyebabkan keracunan. Bisa juga iritasi lambung, kencing darah dan terburuk kanker yang berujung pada kematian.

Tulisan ini tidak untuk mendiskreditkan para produsen makanan yang sudah saya sebutkan di atas, tetapi hanya sebagai informasi bagi sebagian konsumen untuk berhati-hati, karena bahan-bahan kimia yang terkandung dalam makanan akan menjadi tabungan jelek bagi kesehatan kita semua. Terima kasih bagi produsen yang telah sangat menghargai nyawa orang lain, Insya Allah rezeki anda akan barokah bagi anggota keluarga.

Mukhlis Aminullah, konsumen, berdomisili di Samadua, Aceh Selatan.

Rabu, 28 Juli 2010

CATATAN HUJAN

terjebak hujan...
dalam satu catatan,
pd malam-malam akan berakhir.
catatan hujan...
adalah kabar gembira,
menanti hari ketika aku akan pamit.
pada gerimis malam aku berjanji,
tidak akan melupakan,
uluran tangan persahabatan....
ah, bersama hujan, aku makin cinta Samadua.

gunung kerambil 27 Juli 2010 22.25 by abi fildza)