Jumat, 13 Agustus 2010

8 KEMULIAAN RAMADHAN

Rasulullah SAW memberikan sambutannya menjelang Bulan Suci Ramadhan.

“Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunnah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang mengerjakan 70 kewajiban.
Ramadhan merupakan bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah surga. Ramadhan merupakan bulan santunan, bulan yang dimana Allah melapangkan rezeki setiap hamba-Nya. Barangsiapa yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosanya, dan dibebaskan dari belenggu neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut.” (HR Khuzaimah)

Sambutan Nabi Muhammad SAW ini merupakan teladan bagi umatnya dalam menghadapi datangnya Bulan Ramadhan. Sambutan hangat penuh kegembiraan yang Beliau sampaikan menunjukkan perlunya tarhib Ramadhan seperti khutbah Nabi ini ditradisikan kaum muslimin. Jika ada satu momen dimana kepala negara menyampaikan pidatonya tentulah momen tersebut bukan momen biasa. Itu sebuah program superpenting dengan momen paling istimewa. Demikian pula dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan keunggulan dan kemuliaan.

Dari hadits tersebut, Nabi kita menyebutkan 8 keistimewaan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya, yaitu:

1. Syahrun Azhim (Bulan Yang Agung)

Azhim adalah nama dan sifat Allah Ta’ala. Namun juga digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu. Sesuatu yang diagungkan Nabi tentulah memiliki nilai yang jauh lebih besar dan sangat mulia dengan sesuatu yang diagungkan oleh manusia biasa. Alasan mengagungkan bulan Ramadhan adalah karena Allah juga mengagungkan bulan ini. Firman Allah, “Waman yu’azhim sya’iirillah fa-innahha mintaqwal quluub, barangsiapa mengagungkan syiar-syiar agama Allah, maka itu datang dari hati yang bertakwa.”
Diagungkan Allah karena pada bulan inilah Allah mewajibkan puasa sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Allah Yang Maha Pemurah Penyayang menetapkan dan mensucikan bulan ini kemudian memberikan segala kemurahan, kasih sayang, dan kemudahan bagi hamba-hamba yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya.

2. Syahrul Mubarak

Bulan ini penuh berkah, berdayaguna dan berhasil guna, bermanfaat secara maksimal. Detik demi detik di Bulan Suci ini bagaikan rangkaian berlian yang sangat berharga bagi orang beriman. Pasalnya semua perbuatan kita di saat berpuasa menjadi ibadah berpahala yang balasannya langsung dari Allah. Amal baik sekecil apapun nilainya
dilipatgandakan sehingga kita menjadi puas dalam melakukannya.
Keberkahan Ramadhan oleh Nabi kita secara garis besar dibagi 3, yaitu 10 malam periode pertama penuh rahmat Allah, 10 berikutnya diisi dengan ampunan (maghfirah), sedangkan di 10 malam terakhir merupakan pembebas manusia dari api neraka. Keberkahan yang Allah berikan ini akan optimal jika kita mengelola waktu pendekatan diri kepada Allah sebagaimana arahan Rasulullah saw.

3. Syahru Nuzulil Qur’an

Allah mengistimewakan Ramadhan sekaligus menyediakan target terbesar, yaitu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Simaklah firman Allah dalam rangkaian ayat puasa, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan
(pembeda).” (Al-Baqarah: 185)

Ayat di atas menjelaskan bahwa target utama amaliyah Ramadhan membentuk insan takwa yang menjadikan Kitabullah sebagai manhajul hayat (pedoman hidup). Dapat dikatakan bahwa Ramadhan tidak dapat dipisahkan dengan Al-Qur’an. Rasulullah saw. mendapatkan wahyu pertama pada bulan Ramadhan dan di setiap bulan Ramadhan Malaikat Jibril datang sampai dua kali untuk menguji hafalan dan pemahaman Rasulullah saw. terhadap Al-Qur’an. Bagi ummat Muhammad, ada jaminan bahwa Al-Qur’an kembali nuzul ke dalam jiwa mereka manakala mengikuti program Ramadhan dengan benar.

4. Syahrus Shiyam

Pada Bulan Ramadhan dari awal hingga akhir kita menegakkan satu dari 5 rukun (tiang) Islam yang sangat penting, yaitu shaum (puasa). Kewajiban puasa sebagaimana kewajiban ibadah shalat 5 waktu. Maka sebulan penuh seorang muslim mengkonsentrasikan diri untuk ibadah sebagaimana dia mendirikan shalat Subuh atau Maghrib yang memakan waktu beberapa menit saja. Puasa Ramadhan dilakukan tiap hari dari terbit fajar hingga terbenam matahari (Magrib). Tidak cukup menilai dari yang membatalkannya seperti makan dan minum atau berhubungan suami-istri di siang hari saja, tetapi wajib membangun akhlaqul karimah, meninggalkan perbuatan maksiat dan yang makruh (yang dibenci Allah).

5. Syahrul Qiyam

Bulan Ramadhan menggairahkan umat Islam untuk menjalankan amalan orang-orang saleh seperti sholat tahajjud dan membaca Al-Qur’an dengan benar di dalam shalat malamnya. Di Bulan Ramadhan Kitabullah mengisyaratkan bahwa untuk mendapatkan ketinggian derajatnya setiap mukmin sangat dianjurkan shalat tarawih dan witir agar di luar Ramadhan dia bisa terbiasa mengamalkan qiyamullail.

6. Syahrus Sabr (bulan sabar)

Bulan Ramadhan melatih jiwa muslim untuk senantiasa sabar tidak mengeluh dan tahan uji. Sabar adalah kekuatan jiwa dari segala bentuk kelemahan mental, spiritual dan operasional. Orang bersabar akan bersama Allah sedangkan balasan orang-orang yang sabar adalah surga.
Sabar lahir bersama dengan segala bentuk kerja besar yang beresiko seperti dalam dakwah dan jihad fi sabilillah. Ramadhan melatih muslim beramal islami dalam berjamaah untuk meninggikan kalimat Allah.

7. Syahrul Musawwah (Bulan Santunan)

Ramadhan menjadi bulan santunan manakala orang-orang beriman sadar sepenuhnya bahwa puasanya mendidik mereka untuk memiliki empati kepada fakir miskin karena merasakan lapar dan haus sebagaimana yang mereka rasakan. Karena itu kaum muslimin selayaknya menjadi pemurah dan dermawan. Memberi dan berbagi harus menjadi watak yang ditanamkan.

Segala amal yang berkaitan dengan amwal (harta) seperti zakat fitrah sedekah, infak, wakaf, dan sebagainya, bahkan zakat harta pun sebaiknya dilakukan di bulan yang mulia ini. Memberi meskipun kecil, bernilai besar di sisi Allah. Siapa yang memberi makan minum pada orang yang berpuasa meskipun hanya seteguk air, berpahala puasa seperti yang diperoleh orang yang berpuasa.

8. Syahrul Yuzdaadu fiihi Rizqul Mu’min

Bulan ini rezeki orang-orang beriman bertambah karena segala kemudahan dibuka oleh Allah seluas-luasnya. Para pedagang akan beruntung, orang yang jadi pegawai dapat kelebihan pendapatan dan sebagainya. Namun rezeki terbesar adalah hidayah Allah kemudian hikmah dan ilmu yang begitu mudah diperoleh di bulan mulia ini.

Wallahu'alam....

sumber; eramuslim.com

Kamis, 12 Agustus 2010

TUGU JUANG

pada seonggok tugu
aku titipkan sejarah
bahwa disinilah gelora perang
kami tabuh
dan disinilah kain merah putih
kami kibarkan....
satukan jiwa, pekik merdeka
demi bumi pertiwi

kota juang, 12 agustus 2010 by mukhlis abi fildza

Minggu, 08 Agustus 2010

.......................................

merpati terbang rendah di negeriku
kabarkan segenggam cita
tentang tongkat serimbun beringin
tentang tanah harapan selebat belimbing
tentang tanah senikmat makanan
ada sorak gembira sebagian kaula
saat merpati hinggap di jendela
tangan-tangan lemah menengadah
coba robah kutukan ketelatan yang tak berujung

mungkin lewat kepak sayapnya
takdir akan berubah
dan kini,
sang burung pengantar berita itu
terbang tinggi kembali ke sarang
tinggalkan duka yang dalam
pada semak-semak padang ban
dan disini,
di kaki gunung topi
kami terpana
memandang puisi-puisi yang terserak
di rata sudut gampong
tertinggal bersama bulu-bulu putihnya
dan anak-anak
coba membingkainya
dalam pigura yang lusuh
di kamar tidur yang pengap

samadua, 8 agustus 2010 jam 12.43 by S.Junaidi,SH

(ketika saya sedang memposting sajak pertama dari Camat Samadua, saya buka sms datang lagi sebuah sms baru. inilah sajaknya yang langsung saya posting. juga tanpa judul... tapi kekuatan tulisan sangat luar biasa. nampaknya aku harus membuka literatur atau riwayat, jangan-jangan memang beliau, Bapak S.Junaidi itu seorang penyair beneran yang selama ini tidak aku (dan kawan-kawan) ketahui... silahkan teman-teman baca! yu....)
ketika rembulan merangkak pelan
matanya yang binar menyeruak kabut
di puncak bukit barisan
meleleh di sungai-sungai
menggenangi lautku
kucoba menangguk di keremangannya,
untuk memberkas cahaya
ka kukatakan pada dunia
inilah api yang kita gelorakan,
yang denyutkan nadi pertiwi.
dan ketika rembulan temaram di ufuk barat,
sembunyi dalam peraduannya.
aku gamang meraih asa.
adakah lagi sang penjaga malam...?
yang rela mengguyur cahaya
pada jalan yang telah kita retas.
adakah cinta kasih tersisa nanti...?
ketika gundah dalam tali temali
yang kita rentang menjerat
adakah harap menembus bilik bireuen
dari samadua...?

kata orang; di ruas jalan ini,
tak ada yang pasti
semua berubah,
bergilir dalam mesin waktu
yang digariskanNya.
hati tercekat dalam hening,
ribuan kata terhempas dalam bisu,
selaksa sesak menghimpit dalam sunyi
sejuta suara, gaduh dalam kelu.
hanya lafazd berbisik terdengar pelan
ucapkan selamat malam
dan impikanlah bulan.

dan malam ini aku berteriak panjang,
jangan hapus jejak dalam coretan,
yang telah kita pahatkan
dalam sudut negeri ini.

samadua, 7 agustus 2010 jam 23.00 by S.Junaidi.SH

(inilah sajak yang dikirimkan oleh Bpk S.Junaidi, Camat Samadua, kepada saya melalui sms, tadi malam ketika saya beranjak pulang ke Bireuen untuk mengabdi di kampung halaman. Saya sangat terharu, ternyata beliau sangat menghargai saya. Yang membuat saya lebih terkejut lagi, ternyata beliau sangat bisa menjadi "penyair"..... Dan sajak ini belum diberi judul, sehingga sayapun tidak mau memberi judul.... Terima kasih, Pak...semoga cepat datang peganti saya di Samadua untuk meneruskan pekerjaan yang belum selesai)