Jumat, 21 Oktober 2011

KERENDAHAN HATI ADALAH GURU PARA GURU

Kerendah Hatian bisa melampaui
segala pendakian tahap demi tahap! Ia adalah
pintu yang tak terkunci, karena semua
telah diserahkan kepadanya!
Adalah kotor, dia yang memperturutkan
kedirian. Dan sucilah ia yang mengikuti akal.
Sedang kerendah hatian berarti mendirikan
sebuah tenda di sisi lain dari keduanya.
Hati para pencinta Tuhan telah membentuk
sebuah lingkaran kerendah hatian,
maka kerendah hatian adalah guru
dari para guru. Dimana seluruh hati
adalah muridnya.

Jalaluddin Rumi
(9326-9328)

DIA YANG ASING

Dia mengaku Allah Tuhan yang Esa
tapi bacaan syahadat dia lupa
mushaf alqur'an menjadi pajangan dalam rak sempit
sedangkan koran dan majalah menjadi bacaan wajib

Dia mengaku Islam
Walau Sholat jarang dia tegakkan
kesibukan menjadi sebuah alasan
sibuk main, sibuk kerja, atau sibuk fesbukan

dia mengaku iman
walau puasa ramadhan sering dia tinggalkan
saat saudaranya kehausan dan kelaparan
dia asyik nongkrong di warung makan

dia mengaku ihsan
tapi zakat tak pernah dia tunaikan
ibadah haji dianggapnya jalan-jalan
hanya mengharapkan penghormatan dari kawan

jika dia itu adalah kita semua
ingatlah, saat nanti kita meregang nyawa
takkan ada bekal dibawa
kecuali amal sholih selama hidup di dunia
kala Mungkar dan Nakir mengajukan tanya
hanya iman dan taqwa yang mampu menjawabnya

sebelum saat itu menghampiri
mari kita perbaiki diri
berusaha mensucikan hati
hingga ajal menjemput kita nanti

karya; saiful (by dudung.net)

HIBURAN SEJATI, BAGAIMANA MEMILIKINYA?

Syarat bagi ketenangan hati ialah keperluan asasinya diisi yaitu iman. Orang yang beriman akan mendapat kepuasan dengan hiburan yang berbekas di hati.

Hiburan yang sejati puncaknya adalah hati yang tenang. Syarat bagi ketenangan hati ialah keperluan asasinya diisi, yaitu iman. Orang beriman akan mendapat kepuasan dengan hiburan yang berbekas pada hati. Artinya, jika hati benar-benar disuburkan dengan iman, maka hati pun akan terhibur. Inilah hiburan sejati bagi orang-orang beriman:

1. Berhubungan dengan Allah dengan sholat dan mendengar lantunan azan.

Rasulullah saw bersabda, " Wahai Bilal, tenangkan kami dengan azanmu." Hanya dengan sholat , hati orang yang bertaqwa sudah terhibur sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Sejuk mataku di dunia dengan solat." Hati orang-orang bertaqwa terhibur dengan sholatnya karena mereka merasa seolah-olah sedang berbisik-bisik, bermesra, mengadu dan merintih dengan kekasih hatinya. Siapa yang tidak merasa terhibur kalau sudah bersama kekasih?

2. Melaksanakan perintah Allah.

Apabila melaksanakan perintah Allah, orang-orang beriman akan terhibur kerana merasakan perintah itu datangnya dari kekasih hati. Bila yang memerintahnya adalah kekasih, apa lagi yang ingin disusah-susahkan? Kalau sudah cinta, lautan api akan diseberangi. Puncak Himalaya akan sanggup didaki. Orang yang tidak tahu menyangka mereka menderita tetapi sebenarnya mereka bahagia.

3. Bergaul dengan banyak orang.

Orang yang telah mendapat hibuan sejati, sikapnya tenang. Bila bergaul dengan manusia, mereka terhibur dan menghibur. Kasih sayang terpancar pada wajah, sikap dan tutur katanya. Bagi orang beriman, kasih sayang dalam pergaulan memberi hiburan yang sangat bernilai. Dia menyayangi dan disayangi. Sebaliknya, manusia yang tidak mendapat hiburan sejati menjadi seorang pemarah, pendendam dan emosional. Mereka tidak terhibur dan tidak dapat menghibur. Dalam pergaulan, mereka selalu menyakiti orang lain karena mereka mencoba mendapatkan 'hiburan' dengan melepaskan keresahan yang ada dalam hatinya.

4. Menerima ketentuan hidup dari Allah.

Orang mukmin juga merasa terhibur dengan warna kehidupan yang diberikan Allah. Hatinya senantiasa bersangka baik dengan Allah. Hal itu yang membuatnya tidak pernah merasa resah. Bila diberi nikmat, mereka terhibur lalu mereka bersyukur. Diberi kesusahan mereka juga terhibur lalu mereka bersabar. Bila sakit, terasa diberi kesempatan untuk mendapat ampunan. Hanya badan yang sakit, tetapi hati tetap kuat dan sehat untuk mengingat Allah. Bila sehat, terasa diberi rahmat.

5. Melihat dan merenungi ciptaan Allah.

Orang yang beriman juga akan terhibur dengan melihat alam ciptaan Allah. Timbul rasa tenang, gembira dan bahagia melihat pantai-pantai yang bersih, bukit yang menghijau, laut yang berombak dan sebagainya. Melihat, mendengar dan berfikir itu sudah cukup untuk merasakan keindahan Penciptanya.

Sebaliknya mereka yang tidak beriman atau lemah imannya memerlukan hiburan luar yang sangat banyak. Walaupun sudah bermacam-macam jenis hiburan yang dinikmati, tetapi hidup masih menjemukan. Mereka tidak pernah puas karena apa yang mereka nikmati hanya hiburan palsu. Jika iman sudah disuburkan di dalam hati, manusia tidak memerlukan hiburan yang banyak seperti sekarang ini. Mereka cukup terhibur dengan membaca al-quran, nasyid, lagu-lagu tanpa musik yang melalaikan, bershalawat dan ibadah-ibadah yang lain. Semua itu sudah cukup untuk memuaskan hati. Namun ini tidaklah berarti orang beriman menolak langsung hiburan-hiburan dari luar diri.

Bagi mereka, hiburan luar itu boleh saja untuk lebih menyuburkan lagi hiburan dari dalam diri, yakni iman, dengan syarat ia mematuhi syariat. Alunan ayat suci al-Quran, nasyid yang mengagungkan Allah, shalawat yang memuji nabi, puisi yang menghaluskan rasa kehambaan kepada Allah, pasti akan semakin menyuburkan iman, sumber hiburan utama di dalam hati orang yang beriman.

Inilah garis pemisah antara hiburan sejati yang dinikmati oleh orang beriman dengan hiburan palsu yang melalaikan orang yang tidak beriman. Inilah hakikat yang masih belum tersurat di mata masyarakat. Masih banyak yang menganggap, jika Islam diterapkan, maka kehidupan akan berubah menjadi suram dan murung. Tidak ada keceriaannya karena mereka beranggapan bahwa Islam menolak hiburan. Tetapi kini, hal itu sudah terjawab bahwa Allah swt telah menyediakan satu hiburan sejati kepada para hamba-Nya.Hiburan yang dapat dirasakan di dunia lagi sebelum hamba-Nya menikmati hiburan yang hakiki di akhirat.

sumber; dudung.net

SAKIT

seminggu sudah
jiwaku resah
hati pun pilu belum berlalu
sungguh,
lara, nestapa...
aku tak sanggup menatap mu
terbaring lemah
dengan mata kecut pandangi langit-langit kamar
dan jarum suntik

seminggu sudah
jiwa ku gundah
hati sedih mata basah...
(memandang tubuh cekingmu
adalah bukan kebiasaanku selama 38 tahun)

Ibu,
teriring do'a selalu untukmu
agar engkau segera sembuh

Kota Juang, 20 Oktober 2011 karya mukhlis abi fildza
(untuk ibu tercinta)