Sabtu, 28 Januari 2012

MANAJEMEN KERJA EFEKTIF

So little time, so many to do. Mungkin hal ini sudah jadi hal rutin Anda alami dalam pekerjaan. Load pekerjaan Anda terlalu banyak, sementara jam kerja terasa tidak cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan dengan maksimal…………
Bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan Anda dengan hasil yang sempurna adalah hal yang diharapkan dari Anda sebagai seorang profesional. Tetapi, terkadang ada saat ketika Anda merasa kewalahan untuk mengatur waktu kerja Anda. Berikut adalah tips praktis manajemen yang bisa Anda terapkan agar di masa yang akan datang, Anda bisa bekerja dengan lebih efektif dan produktif.

1. Catat aktifitas Anda.
Buat jurnal yang mencatat setiap aktifitas Anda dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Buat sedetail mungkin dan jujur. Jika Anda menghabiskan 10 menit untuk membaca email pribadi Anda atau lebih dari ? jam untuk ´ngobrol´ di telepon, maka tulislah. Buat jurnal aktifitas setiap hari paling tidak selama satu minggu.

2. Analisa aktifitas Anda.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memilah aktifitas yang memang menjadi tugas Anda dan seharusnya tidak Anda lakukan. Analisa prioritas untuk tiap aktifitas Anda; aktifitas mana yang bisa didelegasikan, aktifitas yang memakan waktu lama, aktifitas yang tidak produktif dan lain sebagainya.

3. Lihat kembali job description Anda.
Apakah aktifitas kerja Anda sehari-hari sesuai dengan job description yang tertera di kontrak kerja? Apabila ternyata pekerjaan Anda selama ini telah melenceng jauh dari deskripsi kerja Anda, maka segeralah diskusikan hal ini kepada atasan Anda. Jangan lupa membawa jurnal kerja Anda dan deskripsi kerja Anda sebagai perbandingan. Memahami tugas dan tanggung jawab Anda sebagai seorang professional adalah dasar untuk mengelola waktu Anda dengan efektif.

4. Tuliskan target pencapaian Anda untuk perhari, perminggu, perbulan atau bahkan pertahun.
Daftar target dalam bentuk tertulis membantu Anda untuk menyusun rencana dan strategi yang harus Anda jalankan untuk meraihnya. Selain itu, daftar ini akan jadi pemacu dan pengingat tentang target Anda.

5. Mengurangi atau bahkan menghilangkan aktifitas yang tidak dalam top priority .
Dengan jurnal yang dengan detail memuat jenis aktifitas, prioritas dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya, singkirkan aktifitas yang tidak perlu dikerjakan di kantor. Dengan demikian Anda mempunyai waktu lebih untuk mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan deskripsi kerja Anda.

6. Buat daftar pekerjaan yang harus Anda kerjakan setiap hari.
Memang terlihat sederhana, namun daftar ini membantu Anda untuk disiplin mengerjakan pekerjaan Anda tiap hari.

Akan selalu ada hambatan dalam menjalankan strategi manajeman waktu seperti ini. Terkadang Anda melewatkan tenggat, atau tidak mendapatkan dukungan dari rekan sekerja, namun ingatlah bahwa Anda bertanggung jawab atas hasil kerja Anda. Seiring berjalannya waktu, jika Anda konsisten dengan rencana kerja Anda dan strategi ini, pada akhirnya Anda akan terbiasa dan mahir mengelola waktu kerja Anda, sehingga tidak pernah lagi ada keluhan ´terlalu banyak pekerjaan tapi terlalu sedikit waktu´.

Remember! :
Setiap orang memiliki waktu 24 jam dalam sehari. Yang membedakan antara yang sukses dan yang gagal adalah cara mereka memanfaatkan waktu. So hitunglah dan gunakanlah waktu Anda dengan maksimal.

Sumber : http://id.jobsdb.com/

TIADA BOSAN

menulis tentang mu
laksana pantai meraih ombak
sekejap jauh, terus mendekat
tiada pernah bosan,...

melukis senyum mu
dengan ribuan goresan
lupakan kanvas kian kering
tiada pernah bosan,...

menulis dan melukis kamu
akan terus ku lakukan
melekat ikatan batin...

Kota Juang, 28 Januari 2012 karya mukhlis abi fildza

Jumat, 27 Januari 2012

KELEMAHAN MENJADI KEKUATAN

Alkisah, di sebuah kota kecil di Jepang, terdapat seorang anak yg lengan kirinya buntung, tetapi ia sangat menyukai beladiri judo, dan sudah mengikuti latihan di sebuah dojo. Selama berlatih, sang guru hanya mengajarkan satu jurus saja. Walaupun jurus itu termasuk sukar untuk dikuasai, anak ini merasa tak puas, karena ia melihat murid-murid lainnya mempelajari bermacam-macam teknik. Akhirnya setelah 6 bulan, ia tak kuasa lagi menahan kesabarannya.
Lantas ia menemui sang guru; “Sensei, bolehkah aku bertanya? Mengapa selama 6 bulan ini aku hanya berlatih jurus ini saja”.
Gurunya hanya menjawab singkat “Karena engkau murid yang istimewa dan hanya jurus ini yang engkau perlukan”
Ia tak berani lagi bertanya dan memilih untuk berlatih dengan tekun. Semakin lama jurus itu semakin dikuasainya dan mendarah daging dalam dirinya. Tak ada seorangpun yang semahir dia dalam menggunakan jurus tsb.

Setahun kemudian, sang guru menyertakan dirinya dalam kejuaran nasional di ibukota. Walaupun merasa pesimis & minder, ia menuruti permintaan sang guru & mereka berangkat ke ibukota.
Kejuaraan dimulai. Di luar dugaannya, dengan mudah ia bisa menjatuhkan & mengunci lawan-lawannya. Babak demi babak ia lalui, sampai akhirnya ia harus menghadapi juara tahun lalu di babak Final. Walau memakan waktu cukup lama dan menguras tenaganya, lagi-lagi ia berhasil memenangkan pertandingan.
Dalam perjalanan pulang, sembari membahas & mengevaluasi pertarungannya, sang anak bertanya kembali “Sensei, saya heran, mengapa hanya bermodal satu jurus ini saja saya bisa memenangi pertandingan. Saya masih belum mengerti ucapan Sensei dulu, apa istimewanya saya dan mengapa hanya satu jurus ini?”
Sang Sensei tersenyum & berkata; “Muridku, Cara bertarung setiap orang adalah unik, tergantung dari kekuatan & kelemahannya. Praktisi beladiri perlu mempelajari berbagai teknik & jurus sampai akhirnya ia menemukan kekuatan & kelemahannya dan akhirnya memilih teknik & jurus yang sesuai, yaitu teknik2 yg memanfaatkan kekuatanya dan menutupi kekurangan atau bahkan mengubahnya sebagai kekuatan”.
“Engkau istimewa, karena kekuranganmu sudah jelas. Sehingga tak perlu engkau menghabiskan waktu mempelajari berbagai jurus & teknik yang sudah pasti tidak engkau perlukan. Dan jurus itu paling cocok bagimu, karena selain jurus tersebut salah satu jurus tersulit dalam Judo, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan mengunci lengan kirimu”.

Kadang orang mengira bahwa kekurangannya merupakan hukuman, kutukan dan menyesalinya. Padahal, di dunia ini banyak sekali terdapat kemungkinan dan tak mungkin semuanya diraih. Orang-orang yg memahami kekurangannya seharusnya bisa menyadari hal2 yang mustahil ia lakukan dan tak membuang waktu percuma untuk mengejarnya. Dan orang-orang yang juara adalah orang-orang yang menggunakan semaksimal kekuatannya dan juga berhasil menggunakan kelemahannya juga sebagai kekuatan.

JANGAN PERNAH MENYERAH...!!

NASEHAT KEHIDUPAN

Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.

Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu Ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan,

“Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya “, ujar pak tua

“Pahit, pahit sekali “, jawab pemuda itu sambil meludah ke samping

Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya.

Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.

Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.

“Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah.” Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya,

“Bagaimana rasanya ?”

“Segar”, sahut si pemuda.

“Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?” tanya pak tua

“Tidak,” sahut pemuda itu.

Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:

“Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang kamu dapat lakukan; Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu”.

Pak tua itu lalu kembali menasehatkan:

“Hatimu adalah wadah itu; Perasaanmu adalah tempat itu; Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian. Karena Hidup adalah sebuah pilihan, mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang? Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.”

SELALU ADA JALAN KELUAR

Suatu masalah itu jika menyempit, maka tabiatnya ia menjadi meluas. Jika tali ditarik keras-keras, ia akan terputus. Jika malam semakin gelap, pertanda akan muncul fajar. Itulah sunnah kehidupan yang sudah dan terus berlaku. Itulah hikmah yang pasti terjadi. Maka, relakanlah jiwamu untuk meridhoi kondisinya. Karena, setelah kehausan pasti akan ada air. Setelah musim semi akan datang musim penghujan.

Mungkin saja betapa banyak kesedihan yang engkau keluhkan. Tapi permudahlah urusanmu. Lapangkanlah pikiranmu. Tidakkah engkau membaca firman Allah SWT “Alam nasyrah laka sadrak….” ( Bukankah kami lapangkan dadamu ). Tidakkah engkau berbahagia karena di dunia ini masih terhampar banyak harapan. Di dunia ini masih banyak kemudahan.

Wahai yang berkeluh tentang banyak urusan. Lalu menjalani hidup serasa dalam kurungan. Sementara air matanya terus mengalir karena sedih. Sesungguhnya dalam pakaian Yusuf AS terdapat obat yang menyembuhkan kebutaan dua mata Ya’kub AS. Sesungguhnya dalam air dingin yang diguyur ke sekujur tubuh, adalah kesembuhan bagi penyakit yang di derita Ya’kub AS.

Untuk rasa sakit, ada kesembuhan. Untuk penyakit, ada obat. Untuk haus, ada air. Untuk kesulitan, ada kelapangan. Dalam kesempitan, ada kebahagiaan. Dalam gelap, pasti akan ada cahaya terang. Api yang menghimpit Ibrahim Al Khalil, bisa menjadi mudah dan dingin. Lautan di hadapan Musa AS bisa terbelah dan digunakan untuk berjalan. Yunus Bin Matta AS, akhirnya keluar dari tiga gulita, karena kasih sayang Allah Al Jaliil ( Yang Maha Mulia ). Rasulullah Al Mukhtar ( yang Terpilih ) pernah berada di dalam gua, dikelilingi oleh para kuffar. Hingga berkata Abu Bakar Ash Shiddiq ra, ” Sesungguhnya orang-orang kafir hanya berjarak beberapa jengkal. Kami khawatir bila terjadi kehancuran. ” Berkata Rasul sang pemilik keyakinan dengan penuh ketegasan, ” Sesungguhnya Allah bersama kita. Dia mendengarkan kita. Dia melindungi kita. Sebagaimana Dia telah menghimpun kita.

Katakanlah kepada orang yang tenggelam dalam putus asa dan telah terjatuh. Kepada orang yang telah patah arang dan terpuruk. Kepada orang yang ternodai pemahamannya dalam masalah taqdir. Bekerjalah dan beramallah, sesungguhnya Allah SWT justru menurunkan hujan setelah manusia putus ada terhadap hujan.

Adalah Bilal pernah terkapar di atas tanah tandus, tapi dialah yang kemudian menaiki Ka’bah Baitullah untuk mengumandangkan seruan adzan. Dialah yang memperdengarkan bumi dengan suara langit. Adalah Yusuf AS pernah lama terpenjara di balik jeruji besi. Tapi kemudian ia bisa menjadi seorang Raja Mesir setelah Al Aziz. Adalah Umar Bin Khattab ra seorang penggembala kambing di Mekkah. Lalu dialah orang yang bisa menebarkan keadilan dalam masa kekuasaannya. Lalu namanya terpahat di baju besi. Lalu dia yang memotong tali pelanggaran. Lalu dia yang suaranya menggelegar menghentak penguasa tiran.

Allah SWT pasti akan menciptakan kemudahan setelah kesulitan. Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya pasti ada keadaan lain yang Allah berikan setelah kesulitan? Allah SWT yang mematahkan tali pengikat orang-orang yang terpenjara di jeruji para penguasa otoriter. Allah SWT yang akan menghapus air mata anak-anak yatim. Apakah engkau pernah melihat orang faqir yang selamanya tidak mempunyai uang dan tidak bisa memenuhi kebutuhannya? Apakah engkau mendapati seorang tahanan selamanya berada di dalam penjara yang gelap? Tidak ada bencana yang terus menerus terjadi. Karena di sana ada Allah SWT Yang Maha Sendiri dan satu-satunya Tempat Meminta.

Siapapun yang melazimkan istighfar, maka Allah SWT akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesulitannya . Allah SWT yang akan memberinya jalan penyesalan terhadap setiap kegundahannya. Laa HAULA Wa Laa Quwwata Illa Billah, tidak ada daya dan upaya kecuali Allah SWT. Dengan kalimat itu, segala beban mampu terpikul, semua kengerian bisa terlewati, seluruh keadaan bisa lebih baik, lebih melapangkan pikiran dan menambahkan rasa ridho kepada Allah Al Jalal.

Beritakanlah kegembiraan kepada malam, dengan datangnya waktu subuh yang menyapu gelap dari puncak gunung-gunung. Beritakanlah kegembiraan kepada musim semi dengan turunnya limpahan air hujan hingga air itu masuk ke sela-sela pasir. Beritakanlah kegembiraan kepada orang faqir dengan harta yang bisa mengusir kematian .

Ketahuilah, di setiap kesulitan itu ada jeda. Di setiap kebutuhan itu ada pertolongan . Sesungguhnya Allah SWT menghilangkan bencana dengan ketulusan do’a dan kebersihan harapan. Ketahuilah, himpitan dan kesulitan itu menghilangkan kesombongan dan terus menerus mendorong kepada dzikir, syukur dan kewaspadaan berpikir. Maka tenangkanlah hatimu jika kegalauan menerpamu. Lapangkanlah dadamu jika kesulitan menyerangmu. Jangan putus asa terhadap apa yang telah terjadi dan telah hancur. Ketahuilah, karena tidak ada sesuatu yang abadi selama alam semesta ini berputar.

Semoga kesulitan menjadi lebih ringan bagimu, dan musibah bisa memberikan kebaikan untukmu. Jika hidupmu telah terhimpit dan tak ada lagi alas an yang bisa engkau angkat. Kembalilah kepada Allah SWT. Ketahuilah bahwa kesulitan tak pernah berlangsung terus menerus. Allah SWT pasti memandangmu dengan pandangan kasih dan sayang. Karena dunia ini tidak berada dalam satu keadaan. Karena dunia ini berwarna-warni dan beragam bentuknya. Tidak ada kengerian yang tak pernah selesai. Belenggu akan terbuka dan ikatan akan terlepas. Bersabarlah, berdo’alah dan nantikanlah jalan keluar dari Allah SWT. Ketahuilah, sesungguhnya kesulitan itu akan mampu membuka kejernihan telinga dan mata, serta menajamkan pikiran. Kesulitan bisa memberi hikmah dan pelajaran. Kesulitan mengajarkan kemampuan untuk memikul beban dan bertahan. Kesulitan menghapuskan dosa. Kesulitan memperbanyak pahala.

Maka, mintalah perlindungan dan pertolongan Allah SWT. Setiap musibah itu mempunyai tujuan. Berapa kali kita merasa takut, lalu kita berdo’a dan meminta kepada Allah SWT. Kemudian Allah SWT menyelamatkan dan melindungi kita. Berapa kali kita di lilit lapar, lalu Allah memberi makan dan minum untuk kita. Berapa kali kita diterpa kebimbangan dan keresahan, lalu Allah memberikan kebahagiaan dan kesenangan. Berapa kali kita terjerat dan kita hampir terjatuh dalam kehancuran. Kemudian Allah SWT memberikan jalan untuk bangkit dan berjalan.

Ketahuilah, engkau berhubungan dengan Yang Maha Lembut terhadap hamba-Nya. Yang Terkenal dengan Pemberiannya. Yang Maha Memberi untuk kebahagiaan hamba-Nya.Yang Maha Kuasa atas segala keinginan-Nya.

oleh DR. Aidh Bin Abdullah Al Qarni

POLIGAMI (Kuliah Prof.Quraish Shihab)

Kita pernah mendengar tentang POLIGAMI AWARD baru-baru ini. Ini adalah masalah pro dan kontra. Terlebih dahulu, saya akan mengantarkan suatu kisah. Dulu, ada salah seorang penguasa dinasti Abbasiyah yang isterinya tidak senang pada suaminya, karena suaminya baru kawin lagi. Maka dia mengadukan hal ini kepada Khalifah, yang bernama Abu Mansyur. Kata Khalifah, “Baiklah, kita mengundang seorang ulama besar yang bernama Abu Hanifah atau Imam Hanafi (pendiri salah satu madzhab dari 4 madzhab yang terkenal -Syafi’i, Hambali, Maliki dan Hanafi-).”

Diundanglah ulama tersebut. Mereka hadir bertiga dalam diskusi. Sang suami, bertanya kepada ulama tersebut, “Berapa banyak seorang laki2 diperkenankan untuk kawin ?”. Maka Abu Hanifah menjawab, “4 orang isteri”. Suami kemudian berkata dan melirik kepada isterinya, “Nah kamu udah dengar tuh”. Isteri menjawab, “Ya saya sudah dengar. Bolehkah seseorang keberatan jika suaminya kawin lebih dari satu ?”. Imam menjawab, “Tidak boleh karena itu ketetapan Tuhan”. Suami berkata lagi kepada isterinya, “Dengar tuh”. Kemudian Imam berkata, “Tetapi wahai penguasa, Tuhan itu menetapkan harus adil. Dan bagi yang tidak mampu adil sebaiknya mengikuti tuntunan Tuhan, supaya cukup satu”. Isterinya yang mendengar ini berkata balik kepada suaminya, “Dengar tuh”.

Selesai diskusi, beberapa hari kemudian, sang isteri kemudian mengirim hadiah kepada Imam Hanafi. “Terima kasih, engkau sudah menasehati suamiku”. Imam kemudian mengembalikan hadiah itu, dan dia berkata “Saya berucap menyampaikan hal itu, bukan berbasa-basi kepada kamu. Tetapi saya menyampaikan, inilah pandangan saya tentang poligami yang saya pahami dari Al Quran”. Nah, saya (pak Quraish) akan menyampaikan tentang poligami dari yang saya pahami dari Kitab Suci, bukan untuk berbasa-basi kepada lelaki/suami, tidak juga ingin berbasa-basi kepada para perempuan/isteri. Kita akan lihat bagaimana sebenarnya ketentuan agama dalam Al Quran tentang poligami.

Menurut saya (pak Quraish), bukan hanya Islam yang pertama kali membolehkan poligami. Dalam kitab perjanjian lama, Nabi Daud mempunyai banyak isteri. Baiklah, kalau kita membuka lembaran Al Quran, persoalan poligami disebut dalam Surat Annisa(4) : 3, disana Allah berfirman “Kalau kamu khawatir, tidak berlaku adil terhadap anak-anak yatim maka kawinilah selain anak2 yatim itu, perempuan2 yang kamu sukai, dua-dua, tiga-tiga, atau empat-empat. Tetapi kalau kamu khawatir tidak berlaku adil maka cukup satu.” Kita lihat, ayat itu turun karena ada orang-orang yang sedang memelihara anak-anak yatim yang kebetulan anak-anak yatim itu cantik, masih muda dan punya harta. Mereka ingin mengawini anak-anak yatim itu, atau juga ingin mendapatkan hartanya namun dengan tidak ingin membayar maharnya yang sesuai. Itu namanya mereka tidak berlaku adil. Karena itu, Tuhan melarang para pengasuh anak yatim ini, “Kamu harus berlaku adil, kalaupun kamu ingin mengawininya lantas tidak berlaku adil, maka kawinilah perempuan yang lain, karena anak-anak yatim itu lemah.” Ayahnya sudah meninggal sehingga tidak ada yg membela dia, tetapi kalau perempuan yang lain, mereka masih punya orang tua yang bisa membela dia dan sebagainya.

Pertanyaan pertama yang kemudian muncul adalah : Kalau ayat ini turun berkaitan dengan pengasuh anak-anak yatim yang ingin mengawini mereka itu yang kemudian dilarang karena khawatir mereka tidak bisa berlaku adil tapi kemudian diperbolehkan untuk berpoligami dengan wanita lain, maka apakah izin poligami ini hanya berlaku pada pengasuh anak-anak yatim ? Kalau jawabannya hanya berlaku pada pengasuh anak-anak yatim seperti ada yang berpendapat seperti ini, itu keliru, karena sahabat-sahabat Nabi pun yang tidak memelihara anak yatim ternyata berpoligami.

Pertanyaan kedua : Berapa banyakkah berpoligami itu, karena dikatakan “dua-dua, tiga-tiga atau empat-empat” ? Berapakah jumlahnya ? Bolehkah 18 (dari 2+2+3+3+4+4) ? Masya Allah. Bukan itu maksudnya. Tidak boleh 18. Ataukah bolehkah 9 (dari 2+3+4=9) ? Tidak boleh 9. Nabi menjelaskan maksimal 4 orang isteri. Kita lihat lebih jauh di ayat itu, “Kalau kamu takut (khawatir) tidak berlaku adil”. Kita kaji seperti berikut :

Kalau yakin tidak adil bolehkah ? Tidak boleh.
Kalau menduga keras tidak berlaku adil, bolehkah ? Tidak boleh.
Kalau ragu bisa berlaku adil atau tidak ? Ada ulama yang menjelaskan kalau dia ragu, itu boleh. Namun sebaiknya, orang yang ragu meninggalkan keraguannya menuju yang baik. Jadi kalau ragu, mestinya tidak boleh.
Kalau yakin bisa berlaku adil bolehkah ? Boleh.
Kemudian apakah boleh itu berarti perintah atau boleh ajah ? Itu boleh ajah. Istilah dalam bahasa agama, itu mubah/boleh. Bukan sunnah, bukan wajib, bukan makruh tapi mubah/boleh.
Sekarang kalau menduga keras bisa berlaku adil ? Boleh, tapi syaratnya adil.

Apa yg dimaksud kemudian dengan adil ? Jadi sebelum berpoligami, harus melihat dulu diri kita. Kira2 mampu berlaku adil atau tidak. Melihat diri itu, berarti mempelajari diri dari segi ekonomi dan dari segi jasmani pula. Jangan sampai Anda sakit2an mau berpoligami, bisa tidak adil. Lalu pelajari dari segi mental. Ada orang kaya yang sehat jasmaninya tapi boleh jadi terlalu cenderung kepada isteri muda, walaupun uangnya banyak kecendrungan hatinya terlalu padanya maka ini namanya juga tidak berlaku adil.

Kalau syarat-syarat ini memenuhi, maka ketika itu bolehlah berlaku adil dan dibolehkanlah poligami.

Sekarang saya (pak quraish) ingin bertanya? Jadi pada prinsipnya poligami boleh atau tidak ? Boleh. Diperintahkan atau tidak ? Tidak diperintahkan. Kita lihat bolehnya ini sampai dimana. Ada orang orang sekarang yang berkata berlaku adil itu tidak mungkin. Mereka mendasarkan pada firman Allah dalam Surat An-Nisa (4) ayat 129 : “Dan kamu sekali2 tidak bisa berlaku adil terhadap isteri isterimu, walaupun kamu mau…”. Tapi mereka berhenti sampai disitu. Itulah yang menjadikan mereka berkata bahwa poligami tidak boleh. Tetapi sekali lagi, orang ini tidak boleh berhenti membaca disitu, karena ayat itu masih berbunyi “…karena itu janganlah kamu terlalu cenderung kepada salah seorang isteri kamu, sehingga meninggalkan sama sekali isteri yang lain”.

Yang kamu tidak dapat berlaku adil itu adalah hati kamu. Apakah kita yang mampu menguasai hati kita ? Hati tidak bisa kita kuasai. Nabipun bersabda “Ya Allah, saya berpoligami, tapi inilah yang mampu saya lakukan (dari segi fisik, dari segi materi, dan dari segi giliran), tetapi hati saya lebih senang pada Aisyah daripada yang lain, dan saya lebih senang kepada Siti Khadijah yang walaupun sudah meninggal daripada yang lain. Tapi ini di luar kemampuan saya”. Nah, ketika Allah berfirman, “Kalian tidak bisa adil walaupun kalian mau”. Keadilan yang dimaksud di sana adalah keadilan dari segi hati. Kita pun sulit untuk berlaku adil secara hati kepada anak-anak kita. Ada anak yang lebih kita senangi daripada anak-anak yang lain. Oo, si A anak yang taat, ini anak pintar dan lain-lain, walaupun mereka anak-anak kandung kita.
Jadi pada prinsipnya poligami adalah boleh tapi syaratnya adil. Kita lihat dalam kenyataan sekarang, orang yang berpoligami itu adil atau tidak ? Ada ulama-ulama melarang, karena mereka lihat kenyataan sekarang ini poligami mempunyai dampak terlalu buruk. Bukan hanya bohong saja. Anak tirinya jadi musuh anak yang lain. Terjadi pengkhianatan, terjadi percekcokan. Karena itu, kata mereka, pemerintah perlu turun tangan untuk melarang poligami. Di beberapa negeri Islam, seperti Tunisia menempuh cara ini. Tercantum dalam undang-undang mereka, bahwa poligami dilarang. Yang berpoligami tanpa ijin akan ditahan/dipenjara 1 tahun dan didenda. Itu salah satu pandangan ulama tentang poligami.

Namun ada lagi ulama-ulama yang berkata. Boleh berpoligami asal dapat izin dari pemerintah untuk menilai apakah orang tersebut layak secara ekonomi, sehat secara mental, dan memang ada kebutuhan. Karena terkadang ada kebutuhan pada poligami. Saya beri contoh. Boleh jadi ada seseorang yang masih muda namun isterinya sakit (akut). Masih ada keinginan dan kebutuhan seksualnya yang tinggi, lalu apakah dengan menceraikan isterinya yang sedang sakit atau ‘jajan’ di luar ? Dua-duanya tidak benar. Jadi bagaimana jalan keluarnya, jadi hayo apa ayo ibu-ibu (pengajian yang hadir ibu-ibu semua) ? Jalan keluar yang benar dan dibolehkan adalah berpoligami. Adapula suami isteri yang sudah sekian lama tidak memiliki anak, yang menurut dokter isterinya ternyata mandul. Di sinilah tempatnya poligami itu diperbolehkan.

Contoh yang lain, jaman dulu ada peperangan besar seperti Perang Dunia I di Perancis. Laki-laki banyak yang gugur. Semula mereka melarang poligami, kemudian berubah menjadi menganjurkan untuk berpoligami. Karena kalau tidak, akan dikemanakan para janda tersebut ? akan dikemanakan anak-anak yatim itu ? Jadi sebenarnya ada situasi tertentu secara perorangan atau dalam masyarakat sehingga poligami bisa dibenarkan.

Bukan lantas membuka pintu poligami lebar-lebar. Dengan alasan, Nabi juga berpoligami, saya juga ingin berpoligami. Apakah Anda sama dengan Nabi ? Baiklah jika Anda sama dengan Nabi, poligaminya harusnya dengan janda-janda yang sudah tua-tua pula, kenapa mau pilih yang cantik cantik dan muda-muda ? Jadi itu bukan alasan.
Apa yang dapat kita lihat disini ? Al-Quran ketika membenarkan poligami bukan bermaksud untuk memerintahkan berpoligami. Al Quran hanya memberi izin dan syaratnya harus adil serta ada kebutuhan untuk itu.

Jadi sekarang poligami boleh atau tidak ? Jangan tutup rapat-rapat pintunya. Poligami itu seperti (walaupun tidak sama) pintu darurat dalam pesawat. Boleh dibuka setelah mendapat izin dari pilot. Kalau tidak ada izin maka tidak boleh dibuka. Dan yang membuka pintu darurat adalah orang yang betul-betul membukanya.

Pertanyaan peserta pengajian :

Karena poligami adalah pintu darurat maka boleh berpoligami, maka apakah boleh selama berpoligami bersikap tidak adil ?
Bukan begitu maksudnya. Kehidupan ini harus selalu didasari oleh keadilan. Keadilan itu lebih dituntut lagi apabila menghadapi orang lain. Kita harus adil terhadap diri kita dan adil terhadap orang lain. Poligami dibenarkan, tapi sebelum melangkah kesana, itu diibaratkan seperti pintu darurat. Begitu masuk ke pintu itu, bukan lantas boleh untuk bersikap tidak adil. Jadi tidak serta merta dia dibolehkan sesukanya kapan aja mau berpoligami. Ada syaratnya. Seperti kita naik pesawat. Pesawatnya ada tangganya, kita turun lalu kembali ke rumah. Apabila pesawatnya rusak, dibukalah pintu darurat, kita boleh lewat pintu darurat itu dan kalau dapat izin dari pilot. Kondisi turun dari pintu darurat itu sama persis dengan turun dari tangga biasa. Nah berpoligami syaratnya adalah adil, tapi tidak boleh masuk kesana kecuali kalau ada kebutuhan yang mendesak. Tidak boleh kesana, kecuali setelah mendapat izin (izinnya ini bukan berarti izin untuk tidak adil, tapi izin untuk berpoligami) .

Ada pertanyaan yang mungkin muncul, izin ini perlu atau tidak ? Saya tidak sependapat kalau izin itu dari isteri. Izin itu harus dari yang berwenang. Jadi dari pengadilan agama. Itu sebabnya ada hal hal yang dibenarkan oleh agama, tetapi oleh penguasa bisa dilarang kalau apa yang diizinkan oleh agama itu berdampak buruk. Sayyidina Umar bin Khattab pernah melarang pejabat-pejabatnya kawin dengan ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) walaupun Al Quran bisa membenarkan seseorang laki muslim bisa kawin dengan mereka. Umar pun pernah menjatuhkan putusan, siapa yang menceraikan isterinya dengan berkata, “kamu talak tiga” maka jatuhnya tiga. Padahal di Quran, dikatakan perceraian itu tiga kali. Sekali diceraikan jatuh satu, kembali lagi kemudian cerai lagi, jatuh dua, rujuk lagi, cerai lagi maka jatuh tiga. Sayyidina Umar, berkata tidak, karena orang ini sudah menggampangkan perceraian, sehingga harus dihukum. Begitu berkata orang itu, “talak tiga” maka betul-betul jatuh tiga. Ini untuk kemaslahatan.

Inilah yang dijadikan dasar oleh ulama. Pemerintah apabila melihat dampak buruk dari sesuatu yang dibolehkan oleh Tuhan maka pemerintah bisa mengambil inisiatif untuk melarangnya. Nah poligami di dalam beberapa negara, dilihat bahwa dampaknya lebih buruk jadi harus ada izin. Tapi kalau minta izin dari ibu-ibu akan diberi atau tidak ? Tidak akan. Karena itu izinnya dari pengadilan agama. Mereka yang akan melihat bahwa laki-laki ini wajar dari segi ekonomi, mental dan kebutuhan dan sebagainya.

Mendengar kata pintu darurat, tentang perceraian yang diibaratkan juga seperti pintu darurat. Mana yang lebih baik perceraiankah atau poligamikah ?
Kita lihat kasusnya. Terkadang memang kehidupan sudah bisa cocok, lebih baik cerai, jadi masing masing bisa mendapat jodoh yang betul-betul cocok. Jangan membuat isteri jadi tergantung, karena tidak menjadikan dia betul-betul sebagai isteri, tapi tidak juga cerai dia. Beri kesempatan kepadanya dan orang lain. Jadi masing-masing ada kasusnya. Tapi dalam konteks, suami masih cinta isterinya, hanya isterinya sakit. Bagaimana ini caranya ? Disini kalau dia bersabar, itu jauh lebih baik dalam pandangan Tuhan daripada dia menyakiti isterinya yang sedang sakit itu, tapi poligami itu bukan berarti terlarang. Tuhan berjanji, “Orang yang bersabar menghadapi isterinya yang sakit, tidak menyakiti isterinya dengan tidak kawin lagi itu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi, walaupun dia dibolehkan untuk berpoligami”.

Bagaimana pernikahan suami dengan perempuan lain yaitu menikahnya secara sirri tanpa saksi dari pihak perempuan?
Sebenarnya saksi itu tidak harus dari pihak tertentu, siapapun bisa jadi saksi. Yang harus itu adalah wali dari pihak perempuan. Jadi kita punya dua calon suami isteri, ada dua orang saksi, ada wali dari perempuan, dan ada ijab dan qabul. Jadi kalau tidak ada saksi dari pihak perempuan tidak ada, tidak mengapa asal ada walinya.

Bagaimana sikap seorang isteri kepada suami yang terlanjur menikah lagi dan selama itu, isterinya tidak bisa menerima?
Ada dua sikap. Boleh saja, apabila isterinya merasa didzhalimi oleh suaminya, maka ketika itu isterinya boleh mengadu kepada pihak pengadilan agama. Apabila isteri sabar, maka ganjarannya lebih baik. Tetapi bila suami itu memang wajar untuk berpoligami. Isteri itu tidak bisa berkeberatan, dia harus bisa menerima kenyataan. Kalaupun dia datang mengadu ke pengadilan agama, akan dikatakan kepadanya, bahwa suaminya wajar untuk menikah lagi tersebut.

Seperti kita ketahui, bahwa keadilan itu sesuatu hal yang tidak mungkin. Jadi seumpamanya, poligami itu tidak boleh dan tidak terkecuali. Bagaimana tipsnya atau doa-doanya agar suami kita tidak berpoligami?
Tidak benar kalau keadilan itu tidak mungkin terlaksana. Keadilan yang tidak mungkin terlaksana hanya keadilan dalam hati. Tuhan mentoleransi ketidakadilan di dalam hati selama kecendrungan kepada salah seorang isteri tidak tertumpah sepenuhnya sehingga isteri yang lain ditinggal sama sekali. Keadilan yang dituntut oleh Tuhan adalah keadilan dari segi materi (uang, waktu dan sebagainya). Hanya kita katakan, untuk masuk ke sana perlu ada persyaratan. Kiatnya seorang isteri agar suami tidak berpoligami ? Kiatnya banyak.

Ada salah satu doa yang bunyinya, “Ya Allah, mantapkanlah hatiku untuk tetap menjalankan ajaran agamaMu dengan baik”, maka bisa berdoa, “Ya Allah mantapkanlah hati suamiku sehingga dia selalu cinta kepadaku”. Namun doa saja tidak cukup. Perlakuan yang baik itu yang akan mengalahkan segala sesuatu.

Salah satu penyebab terjadinya poligami adalah kesalahan isteri, seperti terlalu sibuk, kurang memperhatikan suami dan sebagainya, sehingga rasa cinta tidak ada lagi. Walaupun agama menganjurkan kepada para suami, “Hai suami2, jika kamu sudah tidak senang kepada isterimu (mungkin akhlaqnya kurang baik, atau sudah tua) maka bisa jadi di balik kekurangan itu, Allah jadikan kebaikan yang banyak”. Apa kebaikan yang banyak itu ? Antara lain adalah ketenangan hidup. Karena katanya, orang yang berpoligami itu harus pandai bohong. Walaupun ada juga yang berani untuk tidak bohong.

Berarti dalam berpoligami ini masih termasuk dalam hak dan kewajiban suami isteri ? Iya, yaitu haknya suami adalah untuk berpoligami tetapi ada syarat-syaratnya yang ketat. Jadi jangan lantas berkata tidak boleh.

Kesimpulannya bahwa poligami itu dibolehkan oleh agama, selama yang bersangkutan memenuhi persyaratan agama, yaitu yakin atau menduga keras dapat berlaku adil. Dan keadilan yang dituntut adalah keadilan di bidang materi bukan keadilan di bidang hati. Poligami yang dibenarkan oleh agama ini adalah bukan perintah, tetapi izin. Bedakan perintah dengan izin. Poligami bukan perintah, bukan sunnah, bukan pula anjuran, tetapi boleh kalau memenuhi persyaratan.

sumber : swaramuslim.net

Selasa, 24 Januari 2012

PERCUMA SAJA


aku tahu,
memiliki mu laksana
menyulam sepi...
berhari-hari lamanya
waktu habis tak tersisa
aku hanya merajut resah
menghayal benang rami
menjahit sutera
percuma saja...

aku tahu,
jalan cinta kita berbeda
dan tersekat kasta
percuma saja...

Cot Gapu, 24 Januari 2012 karya mukhlis abi fildza

(inspirasi dari seorang teman yg dipisahkan cintanya
oleh status sosial---sesuatu yg jarang terjadi masa kini--
semoga kamu menemukan cinta yg lain; teman baikku)

BIARKAN

wahai, angin malam..!
biarkan setangkai rindu
bergelayut pelan
dalam desah bayu
dan melengkapi pohon cinta
dalam taman indah mu

aku masih berharap,
aku lah yang akan menjaganya,
menyiramnya,
dan menjadi pemilik
dari selaksa harap masa depan
kemudian
tumbuh bersama-sama

wahai, angin malam..!
biarkan aku larut
dalam aura asmara
dan mencintainya sepenuh jiwa

Peurada Utama, April 1995 karya mukhlis abi fildza
(yang tersisa dari perjalanan cinta dan
menjadi salah satu perahu menakluki dermaga utuh,
sampai kini....)

Senin, 23 Januari 2012

DI BELAKANG PRIA KUAT SELALU ADA WANITA HEBAT!

Betapa hebat menjadi wanita. Lembut, penuh kasih, dilindungi, dihormati dan dihargai. Kehadirannya diperlukan oleh setiap manusia di semua peringkat usia. Sebagai anak dia menyenangkan. Sebagai saudara, dia menenteramkan. Sebagai isteri, dia menginspirasi. Sebagai ibu, dia pendidik ulung dan sebagai teman, dia dikenal sebagai penasihat yang ikhlas.

Di sebalik kekurangannya dari sisi akal dan agama, dalam banyak situasi, wanitalah pemeran utama di belakang layar. Baik pendidikan yang diterimanya, baiklah pula pengaruh yang dibawanya.
Boleh dikatakan, wanita adalah penentu jatuh atau tegaknya pria. Malah dalam banyak kisah dari seluruh dunia , dialah yang membangunkan pria, memberikan motivasi dan buah fikiran yang tak dapat ditepikan. Hal yang sama berlaku kepada keluarga Muslim-mukmin yang cinta li ilah li kalimatillah, jihad fi sabilillah.

Dalam sebuah keluarga, posisi paling penting adalah sebagai isteri, karena dialah orang yang paling dekat dan paling mengerti suaminya. Di sinilah letaknya makna syarikatul hayah (pasangan kehidupan), yang setia menjadi sayap suami dalam keadaan suaminya hadir dan sewaktu ketiadaannya. Bersungguh-sungguh berusaha membantu secara hakiki dan maknawi dalam mencapai cita-cita hidup mulia atau mati syahid.

Firman Allah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) di dalam surah At-Taubah, ayat 71;

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ
اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan orang-orang yang mukmin pria dan wanita, sebahagian daripada mereka adalah penolong bagi sebahagian yang lain, mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, mereka mendirikan shalat, mengeluarkan zakat dan ta’at kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan dirahmati Allah. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Bijaksana.”

Apakah syarikatul hayah (partner kehidupan?), apakah kriteria yang diperlukan? Secara ideal, seorang wanita Muslim haruslah memiliki modal:


1. Memiliki tingkat iman dan taqwa yang memadai


Paling tidak, mampu membedakan mana yang haq dan mana yang batil. Cukup pula untuk dia memilih dan memilah yang halal, haram dan yang syubhat. Dengan demikian, dia menggenggam izzah-nya dengan kuat.
Bila sudah berbekal dengan iman dan taqwa, dia tidak akan mudah berputus asa dan kemudian diserang kemurungan apabila ditimpa musibah. Dan dua bekal tersebut akan menjadi benteng dirinya dari terjebak ke dalam perbuatan atau kerja yang berisiko mengancam aqidah dan akhlaq.

2. Sebaiknya dia menguasai ilmu dien dan akademik

Wanita yang berwawasan akan menyadari kepentingan ilmu lantaran dialah yang akan memikul tanggung-jawab sebagai guru besar kepada anak-anaknya, baik semasa keberadaan suami di rumah maupun pada saat ketidakhadiran suami. Dengan ilmu, dia mampu berperan sebagai pembantu pribadi suami dan berupaya menjadi pendidik kepada anak-anaknya.
Sementara dengan kemahiran atau skil-skil tertentu, antara lain, memasak, menjahit, mengajar, memandu kenderaan dan lain-lain, dia akan memiliki inisiatif dan kreativitas dalam menjalani hidup, baik bersama suami mahupun ketika bersendirian.

3. Berkemampuan mengendali emosi

Wanita Muslim yang baik, ia harus sanggup bersusah-payah dan berusaha untuk qanaah, karena suami yang cintakan Allah, agama dan jihad akan otomatis menjadikan dunia sebagai sarana menuju akhirat, bukan sebagai kesenangan dunia semata. Menurut istilah Imam Asy-Syafii rahimahullah, “Hakikat zuhud adalah tidak meletakkan dunia di hatinya.”
Ini bermakna, bahwa seorang isteri harus kuat menahan hati dan emosi bila kekayaan sewaktu-waktu bila keperluan dunia makin tidak sempurna dan mulai berkurang.


4. Memiliki mental yang kuat


Dalam bahasa yang lebih mudah, wanita ahrus kuat menahan perasaan. Ada banyak kondisi dan situasi yang menuntut kemampuan ini; kepergian suami dalam waktu lama, anak yang sakit di kala suami sibuk dan tak dapat mendampingi, keperluan ummat yang menyita waktu bersama suami. Atau ujian berat, ketika para wanita mendapi suami-suami mereka di penjara. Sementara keluarga yang tidak mendukung dan kondisi keuangan yang tidak stabil, adalah satu hal yang tak dapat tepiskan begitu saja. Bahkan berat pula kondisi ketika para suami berkeinginan “membantu” mengangkat derajat kaum hawa menjadi pendamping. Sungguh luar biasa semua itu, jika perasaan marah, cengeng, dan cemburunya mampu diletakkan di tempat yang betul dan baik serta wajar.

5. Mampu mengawal diri dari sifat buruk yang timbul dari situasi tertentu

Sifat buruk di sini antara lain adalah; membanggakan diri sebagai isteri, dengan itu dia paling tau banyak hal. Membanggakan suami dan merendahkan orang lain bisa juga menganggap dirinya orang paling malang dan paling memerlukan perhatian banyak orang ketika sedang ditimpa musibah dan lain sebagainya.

6. Memiliki daya tahan dan kemahuan yang kuat

Daya tahan seorang istri-lah yang menjadi inspirasi dan menjadi pendorong utama para suami untuk melaksanakan amal dan karir. Dia ibarat antibodi yang gigih melawan sembarang jenis bakteri, kuman dan virus yang menyerang jiwa dan semangat suami dan keluarga.
Dia berkemauan kuat untuk bersama-sama suaminya menempuh ombak lautan perjuangan di dalam kapal bernama “jihad” dan rumahtangga menuju jannah Rabbnya. Dengan kemauan kuat yang kadang kelihatan seperti sebuah kedegilan, jiwa rapuh ditegakkan, semangat layu disegarkan dan air mata diusap dan diganti dengan senyuman.

7. Selalu berinisiatif untuk kelihatan menarik di mata suami

Wanita Muslim harus menarik dari berbagai segi; penampilan, cara berpakaian, berfikir, bersikap, berbicara dan mengambil keputusan, dalam waktu senang maupun susah. Wanita sebeginilah yang Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) maksudkan dalam sebuah ucapannya,

“Tidakkah mau aku kabarkan kepada kamu tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? Wanita sholehah adalah wanita yang bila dilihat suaminya menyenangkan, bila diperintah ia mentaatinya dan bila suaminya meninggalkannya, ia menjaga diri dan harta suaminya.” [Hadith riwayat Abu Daud dan An-Nasa’i)

Berbahagialah wanita yang membahagiakan suaminya. Pria yang berjaya adalah pria yang bahagia lantaran telah memperoleh sebaik-baik perhiasan.

Rasulullah dalam sebuah haditsnya mengatakan, "Ad dunya mata', wa khoiru mata'iha al mar'atus Shalihat." (dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah isteri Shalihat, HR. Muslim)

Pria yang berjaya adalah pria yang jiwanya bahagia dan merdeka, adalah pria yang tidak terpenjara oleh ulah dan ragam wanita di sisinya. Untuk itu, kesempatan belajar dan hak dididik perlulah diberi kepada kaum wanita. Tak ada ruginya pria memberi kesempatan wanita belajar. “You get what you give.”

Yakinlah, tangan yang menghayun buaian, akan mampu menggoncangkan dunia. Wallahu a’lamu bish-shawab. (Hanya Allah yang Maha tahu kebenarannya)

Paridah Abbas, penulis ibu rumah tangga dan seorang pengajar dari web http://www.voa-islam.com/