Sabtu, 26 Januari 2013

BUKAN NEGERI MESUM

Prihatin!
Hanya itu saja ungkapan
Yang dapat kita sampaikan
Ketika berita koran setiap hari
Mengabarkan tentang perbuatan mesum
Kita hanya bisa prihatin!

Di jalanan sepasang kekasih bermesraan
Saat kita protes "duduk mengangkang"
Kita tutup mata dan biarkan
Mereka meruntuhkan martabat agama kita
Kitapun masih menyombongkan diri
"Kami Nanggroe Syariat"

Dari bilik-bilik rumah kost
dan rumah-rumah sewa yang bebas
dibiarkan seperti rumah bordil
Terus saja memupuk maksiat
Apa beda bumi Aceh dengan Eropa?
Kita hanya sibuk mengurus Qanun politik

Aceh kita yang selalu kita banggakan
agama dan budaya terus saja dikikis zaman
Jangan salahkan Google, Twitter, Ipad
Kalau Al Qur'an milik kita hanya
tersimpan di rak-rak buku
Akankah kita jadi Andalusia masa depan?

Tidak cukup hanya prihatin
Selamatkan generasi Aceh!

Kota Juang, 26 Januari 2013
karya mukhlis aminullah

Rabu, 23 Januari 2013

CARA "BERSIH" MENANG PEMILU

Mana yang Anda pilih? Bermain politik bersih dan sportif atau 'lakukan apapun' asal menang. Niat yang berbeda menghasilkan langkah yang berbeda pula.

Anda mungkin sudah melihat langkah-langkah yang dilakukan aleg pada pemilu 2009 untuk bisa menang dalam pemilihan. Dan, Anda mungkin sudah bisa memilah-milah berbagai langkah mereka, kedalam kategori mana.

Kampanye hitam dan bagi-bagi uang mungkin dua diantara banyak cara yang biasa dilakukan, meskipun sangat tidak mendidik masyarakat.

Caleg seperti ini rasanya begitu tepat untuk tidak tidak dipilih. Uangnya mungkin boleh di ambil, karena banyak juga dari caleg lain yang ngasih maka masalah milih terserah.

Jika caleg yang Anda kenal tidak ada yang terbaik mungkin bisa pilih yang lebih baik dari yang ada. Bukan baik karena Anda dikasih uang. Tetapi baik karena terlihat keseriusan dalam langkahnya untuk memperjuangkan masyarakat.

Dari mana Anda bisa melihat keseriusan calon Anggota Legislatif? Anda tentu sudah mendengar bagaimana sikap, prilaku, pergaulan mereka dalam kesehariannya. Atau bisa juga secara-diam-diam mendengarkan, mengamati atau menggali informasi tentang pribadi calon anggota legislatif tersebut.

Bayangkan sekarang Anda menjadi tim sukses salah satu caleg. Beberapa yang bisa Anda rumuskan bersama rekan Anda dan caleg dukungan Anda, sebagai berikut:

1. Mematakan kecenderungan pilihan politik masyarakat di masa pemilu sebelumnya. Dari sini bisa melihat dan mengevaluasi strategi atau langkah apa yang cocok untuk diterapkan diwilayah itu.

Data bisa di cari di KPU, PPS (Panitia Pemilihan Suara), atau melalui orang-orang yang bisa Anda percaya. Bisa juga meminta data nama-nama yang sudah terdata sebagai pemegang hak pilih.

Ini penting. Entah alasannya apa, bisa terjadi pendataan yang salah sehingga orang yang seharus punya hak pilih justru tidak terdapftar. Bahkan ada orangnya sudah meninggal sebelum pembaruan data hak pilih tetapi masih ada namanya di daftar hak pilih. Aneh kan? Semoga tidak terulang lagi.

2. Amati isu, harapan, kesulitan-kesulitan atau uneg-uneg utama masyarakat berdasarkan penelitian yang Anda lakukan. Tidak mesti harus penelitian formal. Hasilnya bisa dijadikan bahan untuk membentuk opini atau membangun kecendrungan.

3. Mengukur dan memetakan kekuatan caleg pesaing yang incumbent. Biasanya ia lebih mudah menang kembali dan sudah banyak bukti yang m,enunjukkan kenyataan ini. Incumbent menang setidaknya bisa dilihat dari 5 alasan:

(a) kekuatan finansial,
(b) kekuatan tim yang masih terpelihara,
(c) pihak-pihak yang sudah pernah merasakan program-program pemerintah (biasanya atas rekomendasi dewan incumbent),
(d) Masih kentalnya power di struktur partai, sehingga lebih mudah menggerakkan struktur partai untuk menjadi mesin pemenang,
(e) Bisa curi star selama beberapa tahun sebelum pemilihan berikutnya diselenggarakan. Kunjungan-kunjungan lapangan bisa menjadi peluang besar. Anda bisa membayangkan jika selama 5 tahun menjabat jadi dewan, dan selama itu pula incumbent memelihara tim yang ada sehingga tidak satupun yang kabur karena kecewa, lalu menghimpun tim-tim baru, membentuk citra positif, membangun pengaruh di banyak lingkungan, kemudian merajut simpul-simpul dengan meraih para tokoh berpengaruh. Kiranya ini saja sudah cukup untuk menjadikan incumbent menang yang kedua kalinya.

Nah langkah ini yang harus diantisipasi oleh Anda jika saingan Anda ada yang seorang Incumbent.

4. Sekarang jaman teknologi. Ada Hp dan Internet. Optimalkan kecanggihan teknologi seperti sms, facebook, dan website untuk mendukung kampanye anda. Banyak fasilitas gratis di interet untu bisa di manfaatkan. Salah satu penentu kemenangan Obama dalam kemenangan beliau menjadi Presiden Amerika Serikat adalal jaringan sosial Facebook. Facebook bisa menampung teman hingga maksimal 5000 teman. Dengan punya 2 akun FB saja Anda sudah punya 10 ribu calon pemilih Anda. hanya saja jangan asal teman melainkan teman yang ada di dapil Anda. Tim sukses Anda bisa mengarahkan prospek untuk bergabung dengan FB caleg. Ada langkah khusus yang harus di perhatikan dalam membangun hubungan dan komunikasi di FB.

5. Cara komunikasi harus diperhatikan dan arakan untuk membentuk image yang baik.

6. Jadikan Tim Sukses sebagai telinga dan mata untuk memantau situasi yang berkembang. Dan jadikan Tim Sukses sebagai corong untuk menghalau fitnahan atau mengklarifikasi permasalahan yang akan mencoreng citra yang sudah terbentuk dimasyarakat.

7. Jangan membagikan uang. Ini hanya membodohi masyarakat. Terlalu banyak caleg-caleg yang sepertinya hanya paham satu jalan untuk menang yaiu hanya dengan bagi-bagi uang. Ingat mayoritas caleg berpikir akan membagikan uang. Jadi uang bukan jaminan untuk memilih seseorang karena mereka juga bingung harus milih siapa karena ia dapat Amplop dari 5 caleg.

Memang ada beberapa kenyataan bahwa masyarakat ada sangat tidak percaya akan komitmen caleg untuk memperbaiki kesejahteraan mereka. Dan mereka berpikir siapa pun yang jadi pemenang, tidak bakal berpengaruh bagi kehidupan mereka. Karena itu, mereka meminta imbalan atas suara mereka di depan.

Tahan dulu, jangan sepenuhnya menganggap semua masyarakat seperti itu. Percayalah. Ada yang masih punya idealisme, ada yang masih punya harapan besar, ada yang masih percaya kepada komitmen caleg. Jangan sama ratakan. Karena saya dan rekan-rekan tim sukses lainnya, yang menjadi saksi bahwa masih ada orang yang mau suka rela memilih caleg tanpa di kasih uang.

Bahkan mereka ada yang mendapat lebih dari 3 Amplop dari caleg berbeda namun ia tetap memilih caleg yang saat itu kita dukung.

8. Sangat penting mengawal suara untuk setiap TPS sampai perhitungan berikutnya ditingkat kecamatan, sampai ditentukannya suara final. Jika demikian berarti tinggal menunggu keputusan KPU. Kami bahkan sampai 3 hari melakukan perhitungan suara bersama-sama tim dan caleg dukungan kami di tepat khusus yang sudah kami sediakan. Informasi kami gali dari tim sukses kami yang tersebar di hampir seluruh TPS, khususnya TPS yang diperkirakan lumbung suara caleg dukungan kami.

Mungkin kita tidak percaya betapa gigih dan sabarnya mereka untuk terus mengejar informasi mendapatkan data jumlah suara untuk caleg dukungan kami dan caleg lainnya satu partai.

Jadi kami sudah tahu lebih dulu jumlah suara total yang diperoleh dewan dukungan kami, dan dewan-dewan lain yang satu partai. Saat itu, dari hasil perhitungan total, kami sepakat mengambil kesimpulan bahwa kami dipastikan menang. Dan itu benar. 

sumber: www.http://menangpemilulegislatif.blogspot.com

5 TIPS MEMENANGKAN PILKADA ALA EFENDI GHOZALI

Anda tim sukses kandidat peserta pemilihan kepala daerah (Pilkada)? Ada baiknya menyimak tips yang ditawarkan Pakar Komunikasi Politik UI, Effendi Ghazali, untuk bisa memenangkan helatan tersebut. Setidaknya, kata Gozali, ada lima hal yang disarankan untuk dilakukan tim sukses guna memanfaatkan waktu yang demikian terbatas untuk memenangkan pilkada.

Pertama, manfaatkan klaim elektabilitas. "Misalnya, kalau saya terpilih saya akan memberikan kemudahan akses kepada setiap lapisan masyarakat," ujar dia dalam seminar 'Strategi Pemenangan Pilkada' yang digelar Republika di Jakarta, Kamis (25/3). Untuk mendukung klaim itu, kata dia, kandidat tidak boleh mengungkapkan pernyataan atau klaim yang tidak mencerminkan kalayakan seorang kandidat untuk dipilih.

Kedua, jalankan konsep horse races (pacuan kuda). Effendi menilai pelaksanaan Pilkada ibarat pacuan kuda yang melibatkan para kandidat. Pada bagian ini, para calon diharuskan cepat dan tanggap terhadap isu yang membantu untuk menaikkan elektabilitas.

Ketiga, terapkan rumus teori-teori public relation dan public opinion, serta yang termutakhir adalah teori co-creation guna menghadirkan elektabilitas tinggi bagi para calon. "Dengan waktu yang terbatas, opini publik sangat diperlukan," ujar dia.

Terakhir, Gozali melihat penciptaan satu atau dua simbol yang memorable sangat penting. Misalnya saja, Kata dia, Obama ketika berdebat dengan saingannya kala itu John McCain. Ketika memasuki panggung debat, Obama tidaklah berjalan seperti biasa melainkan lari kecil. "Apa yang dilakukan obama merupakan bentuk calon pemimpin yang berasal dari kaum muda. Berbeda dengan McCain yang hanya berjalan, seolah membenarkan dirinya sebagai sosok yang tua," katanya.

Dalam penilaiannya, sejak era reformasi, pelaksanaan Pilkada banyak memiliki kelemahan dan itu hanya bisa dihilangkan dengan keberadaan komitmen kuat dari pemerintah. Selain peraturannya tidak lengkap, menurut dia, penyelesaian kasus-kasus yang menuntut adanya audit dana kampanye juga tidak pernah terjadi.

sumber: republika