Kamis, 14 November 2013

TINGGALKAN PEKERJAAN SIA-SIA (MARI BERSYUKUR)

ada yang menjala angin
ada pula yang meniup badai
seseorang sedang mencoba
memadamkan matahari
sambil berdiri dekat sebatang lilin
sia-sia sepanjang tahun
begitulah kita,
manusia yang sangat ingkar
asyik melawan Yang Maha Agung
sesungguhnya mudah saja:
mari bersyukur...!

Bireuen, 14 November 2013 mukhlis aminullah

AKIBAT MENYEPELEKAN SESUATU

Dikisahkan suatu sore disebuah kota besar saat jam pulang kantor tiba, jalanan yang semula lengang kini menjadi ramai karena banyak orang-orang yang hendak pulangngantor. Banyak dari mereka yang menaiki kendaraan pribadi dan banyak juga yang pulang dengan kendaraan umum.

Dan sore ini, seorang pegawai di sebuah perusahaan swasta hendak pulang. Ia biasa pulang dengan menggunakan angkutan umum. Pria ini sering sekali menyepelekan sesuatu. Semua hal dianggapnya remeh. Dan kini, saat jam pulang kantor tiba, saat banyak pegawai-pegawai lain berebutan naik kedalam bus, ia hanya diam dan menunggu bus yang sepi datang.

Menjelang pukul 18.00, antrean bus mulai ramai. Setiap kali rekan kerjanya mengajak ia pulang, pria ini selalu saja berkilah dengan berujar nanti saja. Ia pun memutuskan untuk menunggu di halte sambil membeli jajanan yang dijajakan di sekitar halte tersebut. Sambil makan ia juga menyetel lagu lewat handphone-nya melalui headset.

Tak terasa waktu pun menunjukkan pukul 18.45. Pria yang semula duduk santai kini sudah berdiri diujung halte menanti setiap bus yang tiba. Saat sebuah bus tiba didepannya, ia berfikir sejenak lalu meninggalkannya karena bus itu terlihat tidak bagus dan begitupun seterusnya. Kini, ketika hari telah semakin malam, ia pun mengeluh karena bus sepi yang ingin ia naiki tidak kunjung tiba. Pria ini tidak menyadari bahwa sedari tadi sudah banyak bus yang ia abaikan.

Sepuluh menit kemudian melintaslah bus dengan jurusan arah pulangnya dengan kondisi yang lebih buruk dari bus-bus sebelumnya. Dengan hati yang kesal ia menaiki bus tersebut. Bus itu benar-benar terlihat sudah tua. Suara mesinnya kasar, kaca jendelanya rusak dan tempat duduknya sudah reot. Dan terpaksa pria itu pun menaiki bus tersebut karena waktu telah menunjukkan pukul sembilan malam.

Sobat, mungkin kisah diatas terlihat sederhana, tapi dapatkah Anda menangkap makna dalam yang tersirat dari cerita tersebut? Ya, dalam hidup ini selalu banyak pilihan yang tersedia dan tentu saja pilihan tersebut mempunya kelebihan dan kekuarangannya sendiri. Kisah diatas menggambarkan kepada kita bahwa dalam hidup ini kita tidak boleh menyepelekan hal apapun.

Bus-bus yang dikisahkan tadi adalah serentetan kesempatan yang datang dihadapan kita dan yang disepelekan begitu saja dengan berbagai alasan. Dan pada akhirnya justru mendapat bus dengan kondisi yang jauh lebih jelek. Nah, pernakah Anda berlaku seperti demikian? Saya pernah. Dan inilah pelajaran yang sangat berharga yang saya dapat akibat menyepelekan sesuatu.

Ketika sebuah kesempatan lewat dihadapan kita, kita sering mengabaikannya, menganggap sepele, membanding-bandingkan dan berfokus pada kekurangan. Ya, kita memang berhak memilih, tapi bukan berarti kita berhak merendahkan, membanding-bandingkan dan menilai kekurangannya. Kita tetap bisa memilih tanpa harus merendahkan, membandingkan atau menilai kekurangan dari sebuah kesempatan itu sendiri. Ingat, tidak ada manusia yang sempurna. Jadi untuk apa kita bersikap layaknya manusia yang sempurna? Justru kelemahan dan kekurangan itulah yang menjadikan kita sempurna karena saling mengisi.

sumber: gemintang.com

KIAT MEMPERLAKUKAN ANAK SECARA ADIL

Memperlakukan anak tanpa disadari bisa berbeda satu sama lain. Meskipun merasa tidak ada maksud untuk membeda-bedakan antara anak yang satu dengan yang lainnya tapi terkadang perilaku atau perhatian yang diberikan bagi anak-anak dianggap tidak adil. Lantas perlakuan atau perhatian seperti apa yang bisa diberikan agar anak-anak tidak merasa diperlakukan seperti itu? Berikut adalah beberapa kiatnya.

Tidak membandingkan

Terkadang orang tua sering membandingkan kelebihan atau kekurangan yang dimiliki masing-masing anaknya baik melalui perkataan atau perlakuan yang diberikan. Agar anak tidak merasa kalau orang tuanya membandingkan dirinya, ada baiknya mencoba untuk mengingat dan menerima bahwa tiap anak memiliki kelebihan atau kekurangannya masing-masing.

Tidak memihak

Perilaku memihak dari orang tua juga akan mempengaruhi perasaan anak akan makna sebuah keadilan yang nantinya akan berdampak pada kehidupan anak di kemudian hari. Oleh karena itu, mulailah untuk tidak memihak pada satu anak karena apa yang sudah diberikan oleh anak tersebut pada keluarga. Usahakan untuk tetap memperlakukan anak secara adil dan anak pun bisa belajar bagaimana nantinya jika mereka menjadi orang tua.

Bersama dalam melakukan kegiatan keluarga

Cobalah untuk melakukan kegiatan bersama-sama dengan anak tanpa lebih dominan dengan satu anak. Dengan kebersamaan yang dilakukan maka rasa saling memiliki akan dirasakan oleh anak. Lakukan permainan yang akan membuat anak bisa saling menunjukkan kelebihan atau kekurangannya. Kegiatan seperti ini akan membuat anak merasa kalau orang tua mereka bisa menerima mereka apa adanya.

Berusaha menjadi contoh yang baik bagi anak

Untuk menjadi teladan memang tidak harus selalu dilakukan oleh orang yang lebih tua tetapi alangkah baiknya jika contoh itu diberikan oleh orang yang kita hargai. Ketika orang tua sudah menjadi sosok yang dihargai karena bisa menjadi teladan bagi anaknya dalam hal keadilan, maka anak pun akan meniru bagaimana seharusnya memperlakukan saudara atau orang lain nantinya.

Terbuka dengan anak

Cobalah untuk menanamkan rasa terbuka dengan anak. Dengan adanya forum seperti ini, tidak hanya anak yang akan terbuka pemikirannya tapi orang tua juga. Orang tua bisa mendengarkan isi hati anak begitu juga sebaliknya. Dengan keterbukaan yang ada, maka anak tidak akan berspekulasi dengan sendiri dan orang tua pun jadi tahu apa yang dirasakan oleh anaknya dengan perkataan atau perilaku orang tuanya.

sumber: gemintang.com

BIJAK DENGAN KESEMPATAN

Disuatu siang di hari sabtu, seorang kakek tua berdiri di sebuah taman dan terdapat dua ekor anjing liar di taman tersebut. Anjing yang satu berwarna coklat dan anjing yang kedua berwarna putih kotor. Kedua anjing ini terlihat kurus seperti anjing yang kurang makan. Namun anjing yang berwarna coklat bisa di katakana lebih gemuk di bandingkan dengan anjing yang berwarna putih ini. Siang itu keduanya sedang mengaduk-aduk tong sampah yang ada di taman untuk mencari makanan. Si anjing coklat nampak semangat dan ceria sekali ketika mencari makanan, namun tidak dengan anjing yang satunya. Sesekali si anjing coklat ini berlari-lari kecil dan melompat-lompat di tempatnya berpijak saat itu. Kakek yang berdiri di taman tadi pun melihat kedua anjing itu lalu memberi remah-remah rotinya ke masing-masing anjing liar ini. Si coklat sangat girang dan melahapnya dengan semangat, namun reaksi berbeda justru di tunjukkan oleh si anjing putih dekil. Ia hanya melihat saja remahan roti yang dilempar ke hadapannya.

Ketika si anjing coklat telah melahap habis rotinya, si kakek memberi lagi remahan roti tersebut. Lagi-lagi si anjing coklat makan dengan semangat dan si anjing putih ini hanya diam melihat remahan roti. Ia baru memakannya ketika si anjing coklat selesai makan. Tak banyak yang anjing putih ini makan, hanya bagian roti yang ia anggap enak saja yang dimakannya. Dan setelah anjing putih meninggalkan makanannya, si anjing coklat memakan habis sisa makanan milik si anjing putih. Pantas saja terdapat perbedaan yang cukup mencolok dari segi tubuh di antara kedua anjing ini.

Bagaimana dengan cerita diatas? Jelas sekali ada banyak pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ini. Kebanyakan manusia di dunia ini bersikap seperti si anjing putih. Mereka menjalani hidup tanpa semangat, bahkan ketika kesempatan ada di depan mereka. Banyak dari kita yang melewatkan kesempatan dan baru bergerak ketika kesempatan kedua datang. Itu kalau kesempatan kedua datang, kalau tidak? Tidak ada yang bisa menjamin.

Hanya sedikit orang yang menjalani hidupnya dengan semangat penuh walau ia hidup dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Mereka selalu menangkap setiap kesempatan yang datang karena mereka tahu bahwa tidak ada yang tahu kapan kesempatan akan datang kembali. Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Oleh karena itu buka hati dan mata kita untuk melihat dan peka terhadap setiap kesempatan yang ada. Sekecil apapun kesempatan yang datang pada diri Anda, jangan pernah sia-siakan itu, Tuhan memberikan kesempatan karena ia tahu ada rencana indah yang disediakanNya untuk Anda.

Jangan salah, kesempatan-kesempatan yang Anda anggap kecil sering kali menjadi permulaan terjadinya kesempatan besar. Ketika Anda menerima kesempatan kecil itu maka kesempatan besar telah menanti di depan Anda. Orang yang sukses pun banyak ditemui hidup dari kesempatan yang telah orang lain buang. Jangan sampai kata-kata “Seandainya kesempatan itu tidak saya lewatkan….” No. No. No. Bukan waktunya lagi mengatakan hal seperti itu ketika Anda telah melewati kesempatan yang ada.

Mari bersikap bijaksana pada hidup, hargai setiap kesempatan yang ada di hidup Anda. Bila kita mulai setia pada hal yang kecil, maka kita akan mendapatkan hal yang lebih besar setelah itu. Jalani hari-hari ini dengan lebih bersemangat dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Karena di saat sulit selalu ada kesempatan untuk menemukan jalan yang mudah. Di setiap kesedihan selalu ada kesempatan untuk bersukacita, dan saat keterpurukan melanda Anda yakinlah selalu bahwa ada kesempatan untuk bangkit kembali.

sumber: gemintang.com

TERINGAT MATI

tiba-tiba aku teringat mati
aku sangat takut!
membayangkan panasnya nerakaMu
aku tak akan mampu
apalagi harus menjalaninya
tadi malam aku teringat mati
hari ini aku teringat mati
sekarang aku teringat mati
badan bergetar jantung berdebar
aku sangat takut!
ternyata hidupku sekarang
kesempatan kedua

tiba-tiba aku teringat mati
karena aku pernah mati suri

Bireuen, 14 November 2013 mukhlis aminullah
(teringat mati juga, setelah melepas kepergianmu tadi pagi, sahabat)