Selasa, 26 November 2013

BERMIMPI TENTANG RAQIB & 'ATID

kami sembunyi di balik pekatnya malam
memandang ruh-ruh yang gentayangan
kesurupan dalam badan si pemangku maksiat
mereka terus saja menikmati malam
dalam hidup penuh kegelapan
biarkan kami mencatat diary ini
tentang semua dosa manusia durjana
yang suka menjual ayat-ayat agama
yang suka mengkonsumsi narkoba
yang suka memainkan perasaan wanita
yang sibuk korupsi uang negara

kami bersembunyi di balik gelapnya malam
melihat tingkah polah para penikmat dosa
mereka menghabiskan uangnya
dalam kobaran keringat di diskotek
bernyanyi ria dan berdansa hura-hura
kami mencatat dosa-dosa mereka
dosa mencuri harta negara
dosa menghabiskan uangnya di jalan neraka

kami bersembunyi disini di tempat sunyi
mencatat tingkah anak manusia
yang sibuk dengan dunia fana
bila waktu terlewati tanpa cahaya
rugilah kalian wahai penikmat dunia!
segeralah ke sajadahmu
agar kami segera bisa mengisi buku
tanpa catatan dosa

(aku berusaha berteriak tapi tak bisa bersuara
ternyata aku bermimpi tentang Raqib dan 'Atid
yang sedang menulis dosa-dosaku)

Bireuen, 26 November 2013 mukhlis aminullah
(ini hanya catatan imajiner tentang kisah dosa anak manusia, mohon maaf kalau ini salah!)

DUNIA MELALAIKAN

langit di kotaku mulai gelap
siang segera mencumbui malam
anak manusia masih sibuk
ternyata dunia melalaikan
apa jawaban ketika dalam kubur
ditanyakan waktumu kemana
kau gunakan...?
mari kita persiapkan jawaban!
masing-masing
agar gelap mendung dosa cukup
di dunia saja
menuju akhirat bersih dari dosa

Bireuen, 26 November 2013 mukhlis aminullah

Senin, 25 November 2013

TERHEMPAS KE JURANG

aku terhempas ke jurang
ke dalam mata indahmu
senyummu menerkam
dan mencabik-cabik perasaan
masih seperti dulu
empat belas tahun lalu
aku gemetar saat
mengucapkan Ijab Kabul

Bireuen 25 November 2013 mukhlis aminullah

(kepada Ummi Fildza)

TOPENG

topengmu sungguh menarik
berwarna-warni hiasannya
semua orang memuji
"Bapak Fulan orang baik...!"
aku tersenyum kecut
karena aku yakin, topeng itu
pinjaman dari Akil Mukhtar

Bireuen, 25 November 2013 mukhlis aminullah
(puisi ini saya persembahkan kepada kalian; para koruptor yang berlindung dibalik yayasan sosial, termasuk para koruptor yang sok suci dengan berlagak bersih di hadapan para pegiat anti korupsi)