Sabtu, 14 Desember 2013

PUISI KECIL KEPADA ANAK-ANAKKU

senyum seindah rembulan
purnama menari-nari
tiga permata berkilauan
dalam keremangan malam
segeralah mendekat, nak!
ayah ingin mendekap kalian
mari kita lewati malam
sambut harapan esok pagi

Bireuen, 14 Desember 2013 mukhlis aminullah

JANJI

aku sudah berjanji!
menjaga dan merawat
sekolam senyuman
akan selalu kulakukan
tiada batas waktu

Bireuen, 14 Desember 2014 mukhlis aminullah

MARI KITA RENUNGKAN!

wahai jiwa yang rapuh!
mari renungkan

bagaimana mungkin
mensyukuri kenikmatan
kalau melihat dunia
dengan kacamata buram
apakah kita ditakdirkan
sombong dan angkuh
padahal semua milik Tuhan
hidup kita milik Tuhan
nyawa kita milik Tuhan
harta kita milik Tuhan
keluarga kita milik Tuhan
semua milik Tuhan

bagaimana mungkin
merasakan kedamaian
kalau hati dikuasai syetan
dan dinding jiwa kian kusam
apakah kita sudah dilalaikan
oleh semua perhiasan dunia
padahal semua hanya titipan
seluruhnya milik Tuhan
keindahan milik Tuhan
kenyamanan milik Tuhan
kedamaian milik Tuhan
seluruhnya milik Tuhan

bagaimana mungkin
mata hati kita dibutakan?
mari kita renungkan! dan
segeralah temukan jawaban
agar hidup kita damai tenteram

Bireuen, 14 Desember 2013 mukhlis aminullah

Rabu, 11 Desember 2013

RINDU TUA

kepada siapakah rindu tua ini
kukirimkan
kalau bukan untukmu, ibu

Bireuen, 11 Desember 2013 mukhlis aminullah
(rindu ibuku)

Selasa, 10 Desember 2013

MENGGUGAT VONIS PIDANA

kepada tuan hakim yang mulia
haruskah kami rakyat jelata berduka, atau
haruskah kami bersorak sorai bergembira
ketika dua toga terhormat diam seribu bahasa
dua hakim tak berdaya, tiga lagi berjaya
ada apakah gerangan hai hakim yang mulia
haruskah kami curiga?
kami bukan pembela para koruptor
walaupun terpaksa tengah malam sepi
kami harus menulis pledoi ini

kepada tuan hakim yang mulia
bagaimana mungkin hukum jadi panglima
bila vonis pidana menurut selera anda
bukankah semua terdakwa sama haknya
apakah tuan hakim yang mulia punya nurani
menghukum maling 200 M 10 Tahun
menghukum terduga 1 M 16 Tahun
bagaimana mungkin wahai yang mulia?
putusan pidana seperti memilih Raja
suara terbanyak itulah pemenangnya
bagaimana mungkin semua kesaksian
tiada gunanya
haruskah semua pembelaan
ditumpahkan dalam tong sampah

kepada tuan hakim yang mulia
dimana keadilan yang kami cari?
haruskah kami rakyat jelata menggugat
kezhaliman anda dengan kesabaran?
ataukah kami harus turun ke jalan
menyumpah serapah kebiadaban
kepada tuan hakim yang mulia
kami juga anti korupsi seperti anda
tetapi tidak mengalahkan kejahatan
dengan super power kejahatan

kepada tuan hakim yang mulia
jangan katakan vonis pidana ini
adalah pesanan istana!
(kami yakin itu bukan pesanan)

Bireuen, 11 Desember 2013 mukhlis aminullah

Gugatan ini tidak semata-mata bermaksud membela LHI.
INDONESIA negeri aneh. Vonis Angelina Sondakh atau Angie yang dijerat 4 tahun (diperberat kasasi MA menjadi 14 tahun) di Pengadilan Tipikor terkait korupsi Rp 30 miliar. Lalu vonis Nazaruddin 4 tahun terkait korupsi Rp 37 miliar. Irjen Djoko Susilo divonis 10 tahun terkait korupsi Rp 32 miliar. Selain itu, politikus Partai Amanat Nasional Wa Ode Nurhayati yang divonis 6 tahun penjara karena suap sebesar Rp 6,25 miliar.
Sementara, vonis untuk LHI justru sangat janggal. Pasalnya uang suap yang dituduhkan diberikan oleh Fathanah belum sama sekali diterima oleh Luthfi, justru divonis 16 tahun & semua hartanya disita untuk negara.
Saatnya Komisi Yudisial memeriksa Hakim Tipikor, terutama yang 3 orang. Dua orang lagi Desenting Opinion (pendapat berbeda---tdk sepakat menghukum LHI)

PUISI TENTANG NEGERI KAMI

inilah Nanggroe kami
warisan endatu sangat Islami
nenek moyang kami Pahlawan
tak pernah kalah dalam perang
sejarah ditulis dengan tinta emas
penjajah kalah mengaku kalah
kami adalah Nanggroe
kami berdaulat atas syariat
kami merdeka atas peradaban
kami bebas dari kolonialism
kami adalah Nanggroe
yang menjunjung tinggi norma
kami membangun negeri
demokrasi tanpa korupsi
inilah Nanggroe kami

itulah proklamasi mimpi
yang pernah kami kumandangkan
di lembah Panton Peuerelak

kini
semua angan sudah tergadai
sungguh ironi!
syariat Islam hanya dalam Qanun
Nanggroe tidak bebas korupsi
penjajahan bukan dengan senjata
kami dijajah dengan media
demokrasi hanya mimpi
berbeda pendapat itu khianat
pemimpin mudah berjanji
dan mudah pula melupakan
(kecuali janji membangun kroni)

kini,
semua sungguh ironi!
aku malu
aku sungguh malu

(membaca lagi proklamasi mimpi terpaksa
kulakukan di kamar mandi, sendiri)

Bireuen, 9 Desember 2013 mukhlis aminullah
SEALAMAT MEMPERINGATI HARI ANTI KORUPSI

Senin, 09 Desember 2013

RINDU SUARAMU

semua terdiam
aku tak menemukan suaramu
yang biasanya menyapaku
aku rindu
datanglah sesekali
walau hanya dalam mimpi

Bireuen, 8 Desember 2013 mukhlis aminullah