Kemarin
malam KPU sudah menetapkan Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil
Presiden terpilih. Pendukung pasangan Capres dan Cawapres ini larut
dalam euforia yang berlebihan, setidak-tidaknya, menurut saya. Mereka
merayakannya dimana-mana, malah ada yang menggunduli habis rambutnya,
entah untuk apa? Seakan-akan dengan kemenangan Jokowi-JK, semua
persoalan di negeri ini akan dengan
mudah terselesaikan. Harapan yang sangat tinggi dibebankan kepada
mereka, akan menyiksa mereka berdua. Padahal menggantungkan harapan yang
terlalu tinggi malah akan berujung dengan kekecewaan di kemudian hari.
Karena, setelah masa Rasulullah kemudian diteruskan pada masa para
Sahabat, hampir tidak ada pemimpin ideal yang mampu memanej sebuah
negara.
Konon, untuk masa kini dan menghadapi masa yang akan
datang, kebutuhan akan lahirnya pemimpin ideal, menjadi harapan semua
rakyat Indonesia.
Apakah Jokowi-JK akan mampu menjawab
kebutuhan tersebut? Mari kita lihat, dengan membuat 5 (lima) katagori
(saja), antara lain sebagai berikut :
Kesatu: Profesional.
Memiliki kualitas intelektual, integritas moral yang memadai dan
visioner serta profesional. Pemimpin ideal harus bisa mengambil segala
kebijakan secara profesional. Tidak masanya lagi seorang pemimpin hanya
mempunyai standar kepemimpinan yang amatir dan berintelektual rendah.
Pemimpin tidak bertanggung-jawab kepada kelompok atau partai
pengusungnya, tetapi bertanggung-jawab langsung kepada rakyat Indonesia.
Pemimpin masa depan Indonesia tidak menjadi "boneka" dari orang-orang
di sekelilinya (yang lebih pintar dan lebih berkuasa secara politis).
Kedua: Clean Government.
Kepemimpinan yang bersih dan berwibawa ini dimulai dari kepemimpinan
yang jujur dan bersih dari cacat moral yang fatal. Pepatah asing
mengatakan bahwa "Honesty is The Best Policy"
Kejujuran adalah
kebijakan yang paling baik. Pemimpin itu harus jujur kepada dirinya,
kepada masyarakatnya, dan yang terpenting adalah kejujuran kepada Allah
SWT. Pemimpin yang tidak jujur akan mudah terjatuh pada perangkap
korupsi, kolusi dan nepoteisme, dan kemunafikan.
Ketiga: Berdedikasi Tinggi.
Pemimpin adalah orang yang bersedia melakukan pengorbanan atas
kepentingan pribadinya untuk kepentingan yang lebih besar. Yaitu
kepentingan bangsa dan Negara. Kalau pemimpin mengorbankan kepentingan
bangsa untuk kepentingan pribadi, keluarga, kelompok, partai, dan
familinya maka akan fatal akibatnya.
Pemimpin itu harus punya jiwa melayani, mengabdi.
Dedikasi adalah merupakan tolak ukur keberhasilan dalam memikul tugas dan tanggungjawab.
Keempat: Berjiwa Besar
Gaya kepemimpinan yang dewasa. Bisa menampung berbagai macam karakter.
Seorang pemimpin yang reaktif, emosional, tentu akan menjadi pemimpin
yang buruk. Tidak dapat memecahkan masalah-masalah dengan kepala dingin
dan pikiran yang jernih, canggih, dan stamina jiwa yang prima. Seorang
pemimpin yang grusa-grusu (gegabah) hanya akan mengikuti panggilan
emosinya. Padahal pemimpin itu orang yang pandai memaafkan kesalahan
orang lain, bahkan ia memohonkan ampun atas kesalahan rakyatnya kepada
Allah SWT.
Kelima: Menerapkan Kepemimpinan Kolektif.
Pemimpin ke depan harus menyadari bahwa ia tidak tahu segala-galanya dan
tidak menguasai segala-galanya. Kepemimpinan kolektif harus menjadi
alternatif model kepemimpinan masa depan.
Hal ini sejalan dengan
ciri yang menonjol dalam masyarakat globalisasi yaitu masyarakat
jaringan. Kekuatannya terletak pada ketrampilannya dalam menjalin
komunikasi lintas kelompok, lintas partai, lintas agama, bahkan lintas
Negara. Dengan catatan bahwa kepemimpinan kolektif harus kuat dan
berkarakter. Kalau tidak kuat, malah dikhawatirkan akan timbul
ketergantungan kepada kolektif kolegial, seperti layaknya semua lembaga
Negara berbentuk Komisi. Sementara, Presiden dan Wakil Presiden bukan
sebuah lembaga kolektif kelegial.
Tulisan saya, tidak
bermaksud meragukan kemampuan Jokowi, terlebih lagi JK. Hanya sebagai
pembanding saja. Atau bolehlah sebagai indikator sederhana, agar kita
memiliki semangat mendukung pemerintahan Jokowi-JK di masa yang akan
datang.
salam hangat,
@mukhlisleubu (twitter) — bersama Ismail Adam dan 2 lainnya di LEPOEMAT.Center.