Rabu, 23 Juli 2014

5 (LIMA) INDIKATOR PEMIMPIN IDEAL

Kemarin malam KPU sudah menetapkan Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Pendukung pasangan Capres dan Cawapres ini larut dalam euforia yang berlebihan, setidak-tidaknya, menurut saya. Mereka merayakannya dimana-mana, malah ada yang menggunduli habis rambutnya, entah untuk apa? Seakan-akan dengan kemenangan Jokowi-JK, semua persoalan di negeri ini akan dengan mudah terselesaikan. Harapan yang sangat tinggi dibebankan kepada mereka, akan menyiksa mereka berdua. Padahal menggantungkan harapan yang terlalu tinggi malah akan berujung dengan kekecewaan di kemudian hari. Karena, setelah masa Rasulullah kemudian diteruskan pada masa para Sahabat, hampir tidak ada pemimpin ideal yang mampu memanej sebuah negara.
Konon, untuk masa kini dan menghadapi masa yang akan datang, kebutuhan akan lahirnya pemimpin ideal, menjadi harapan semua rakyat Indonesia.

Apakah Jokowi-JK akan mampu menjawab kebutuhan tersebut? Mari kita lihat, dengan membuat 5 (lima) katagori (saja), antara lain sebagai berikut :

Kesatu: Profesional.
Memiliki kualitas intelektual, integritas moral yang memadai dan visioner serta profesional. Pemimpin ideal harus bisa mengambil segala kebijakan secara profesional. Tidak masanya lagi seorang pemimpin hanya mempunyai standar kepemimpinan yang amatir dan berintelektual rendah. Pemimpin tidak bertanggung-jawab kepada kelompok atau partai pengusungnya, tetapi bertanggung-jawab langsung kepada rakyat Indonesia. Pemimpin masa depan Indonesia tidak menjadi "boneka" dari orang-orang di sekelilinya (yang lebih pintar dan lebih berkuasa secara politis).

Kedua: Clean Government.
Kepemimpinan yang bersih dan berwibawa ini dimulai dari kepemimpinan yang jujur dan bersih dari cacat moral yang fatal. Pepatah asing mengatakan bahwa "Honesty is The Best Policy"
Kejujuran adalah kebijakan yang paling baik. Pemimpin itu harus jujur kepada dirinya, kepada masyarakatnya, dan yang terpenting adalah kejujuran kepada Allah SWT. Pemimpin yang tidak jujur akan mudah terjatuh pada perangkap korupsi, kolusi dan nepoteisme, dan kemunafikan.

Ketiga: Berdedikasi Tinggi.
Pemimpin adalah orang yang bersedia melakukan pengorbanan atas kepentingan pribadinya untuk kepentingan yang lebih besar. Yaitu kepentingan bangsa dan Negara. Kalau pemimpin mengorbankan kepentingan bangsa untuk kepentingan pribadi, keluarga, kelompok, partai, dan familinya maka akan fatal akibatnya.
Pemimpin itu harus punya jiwa melayani, mengabdi.
Dedikasi adalah merupakan tolak ukur keberhasilan dalam memikul tugas dan tanggungjawab.

Keempat: Berjiwa Besar
Gaya kepemimpinan yang dewasa. Bisa menampung berbagai macam karakter. Seorang pemimpin yang reaktif, emosional, tentu akan menjadi pemimpin yang buruk. Tidak dapat memecahkan masalah-masalah dengan kepala dingin dan pikiran yang jernih, canggih, dan stamina jiwa yang prima. Seorang pemimpin yang grusa-grusu (gegabah) hanya akan mengikuti panggilan emosinya. Padahal pemimpin itu orang yang pandai memaafkan kesalahan orang lain, bahkan ia memohonkan ampun atas kesalahan rakyatnya kepada Allah SWT.

Kelima: Menerapkan Kepemimpinan Kolektif.
Pemimpin ke depan harus menyadari bahwa ia tidak tahu segala-galanya dan tidak menguasai segala-galanya. Kepemimpinan kolektif harus menjadi alternatif model kepemimpinan masa depan.
Hal ini sejalan dengan ciri yang menonjol dalam masyarakat globalisasi yaitu masyarakat jaringan. Kekuatannya terletak pada ketrampilannya dalam menjalin komunikasi lintas kelompok, lintas partai, lintas agama, bahkan lintas Negara. Dengan catatan bahwa kepemimpinan kolektif harus kuat dan berkarakter. Kalau tidak kuat, malah dikhawatirkan akan timbul ketergantungan kepada kolektif kolegial, seperti layaknya semua lembaga Negara berbentuk Komisi. Sementara, Presiden dan Wakil Presiden bukan sebuah lembaga kolektif kelegial.

Tulisan saya, tidak bermaksud meragukan kemampuan Jokowi, terlebih lagi JK. Hanya sebagai pembanding saja. Atau bolehlah sebagai indikator sederhana, agar kita memiliki semangat mendukung pemerintahan Jokowi-JK di masa yang akan datang.

salam hangat,
@mukhlisleubu (twitter)
— bersama Ismail Adam dan 2 lainnya di LEPOEMAT.Center.