Sabtu, 23 Agustus 2014

TAKUT (MATI)

pelan-pelan luluh lunglai
hatiku
takut dipanggil oleh-Mu
saat diri masih lalai

(Allahumma aktsirlii wa waladii, wa baariklii fiimaa a’thaytanii (wa-athil hayaatii ‘ala tha’atika, wa ahsin ‘amalii, waghfirlii)

Bireuen, 23 Agustus 2014 mukhlis aminullah

ANAKKU BERMIMPI

menikmati wajah lugu
senyummu mengembang
sedang bermimpikah, hai anakku?
atau jiwamu sedang terbang
menjemput cita masa depan
hai anakku...!
izinkan kucatat igauanmu
sebagai bukti bahwa kau bermimpi
(ternyata kalian main dokter-dokteran tadi jelang petang)

Bireuen, 22 Agustus 2014 mukhlis aminullah

Selasa, 19 Agustus 2014

GERIMIS (tiga)

mengharu biru batin kita
merajut gerimis bersama
setelah sekian lama
kerontang membawa duka
....
hujan gerimis jelang pagi
adalah obat luka
bagi kita; para petani

Bireuen, 19 Agustus 2014 mukhlis aminullah

GERIMIS (dua)

di luar jendela
gerimis masih merayap basah
angin sepoi malam
menusuk tulang
mata kian syahdu
kita hampir tak sanggup lagi
mengeja ayat-ayat
pada surat terakhir

kemudian menyerah kalah
oleh gerimis dinihari
(dan setan menertawakan kita)

Bireuen, 19 Agustus 2014 mukhlis aminullah