Kamis, 16 Oktober 2014

MENEMBUS GERIMIS

berasap nafasku
menembus gerimis
berlari
hujan menampar muka
malam kian tenggelam
petir menyetubuhi kabut
rinduku kian basah
dan dingin
berharap kau menungguku
di pintu rumah kita
sambil membawa penyeka
ah, kadang-kadang
rindu juga mandi air hangat
sekedar membasuh gigilku
setelah sekian waktu
kita tak bertemu
rinduku membuncah


menembus gerimis
demi kangenku, demi kamu

Bireuen, 15 Oktober 2014 mukhlis aminullah
kepada: Ummi Fildza

Selasa, 14 Oktober 2014

PEGASING, TANAH TO'ET

Oh, Pegasing
aku bermimpi tentang To'et
sang pahlawan Didong itu
tanah Pegasing
mengebumikan jasadnya
tidak menguburkan namanya


Wih Nareh, 14 Oktober 2014 mukhlis aminullah
(menyesal tidak pernah kenal dengan To'et)

Senin, 13 Oktober 2014

USAI SUDAH SAJAKKU

usai sudah!
aku tidak lagi membaca sajak
saatnya kalian
yang harus meneruskan kata
agar setiap kalimat
kian bermakna
suatu saat
kalian akan memahami
sajakku begitulah adanya


Bireuen, 13 Oktober 2014 mukhlis aminullah

kepada : Rahmat, Tarmizi, Damayanti & Safee

PEGASING

dimanakah kau Pegasing?
aku membaca tentangmu
tapi belum pernah bersua muka
aku mendengar tentangmu
tapi kita belum pernah berbagi cerita
aku penasaran padamu
oh, Pegasing
kapankah waktunya tiba?
aku akan menjumpaimu
untuk berbagi rasa berbagi cerita


Bireuen, 12 Oktober 2014 mukhlis aminullah

NB: segera menuju Pegasing, tempat tugas baru.

BIREUEN DALAM BERAGAM PERTANYAAN

ketika orang bertanya dimana kampungku
dengan bangga kujawab
Bireuen adalah kebanggaanku

ketika orang menghujat kampungku
dengan lantang kubela
bahwa Bireuen sangat berjasa

ketika ada yang memuji kampungku
aku mengatakan, anda salah alamat
puja puji membuat Bireuen tidak selamat

ketika orang bertanya bagaimana pemimpin kami
akan kujawab selalu berdiplomasi
pemimpinku sedang berusaha membangun negeri

ketika orang mengatakan kampungku maksiat
tak bisa jua aku berkelit
aku terdiam seribu kalimat

ketika orang-orang bertanya
Bireuenku mau dibawa kemana
hanya Bupati Ruslan yang bisa menjawab

Bireuen 11 Oktober 2014 mukhlis aminullah
Refleksi Bireuen di Ultah ke 15