Selasa, 04 November 2014

SAYYIDINA ALI BIN ABI THALIB RA ADALAH GERBANGNYA ILMU

Pada suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyatakan bahwa dirinya diibaratkan sebagai kota ilmu, sementara Ali bin Abi Thalib adalah gerbangnya ilmu. Mendengar pernyataan yang demikian, sekelompok kaum Khawarij tidak mempercayainya. Mereka tidak percaya, apa benar Ali bin Abi Thalib cukup pandai sehingga ia mendapat julukan "gerbang ilmu" dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Berkumpullah sepuluh orang dari kaum Khawarij. Kemudian mereka bermusyawarah untuk menguji kebenaran pernyataan Rasulullah tersebut.
Seorang di antara mereka berkata, "Mari sekarang kita tanyakan pada Ali tentang suatu masalah saja. Bagaimana jawaban Ali tentang masalah itu. Kita bisa menilai seberapa jauh kepandaiannya. Bagaimana? Apakah kalian setuju?"

"Setuju!" jawab mereka serentak.

"Tetapi sebaiknya kita bertanya secara bergiliran saja", saran yang lain. "Dengan begitu kita dapat mencari kelemahan Ali. Namun bila jawaban Ali nanti selalu berbeda-beda, barulah kita percaya bahwa memang Ali adalah orang yang cerdas."

"Baik juga saranmu itu. Mari kita laksanakan!" sahut yang lainnya.

Hari yang telah ditentukan telah tiba.
Orang pertama datang menemui Ali lantas bertanya, "Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?"

"Tentu saja lebih utama ilmu," jawab Ali tegas.

"Ilmu adalah warisan para Nabi dan Rasul, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir'aun, Namrud dan lain-lainnya," Ali menerangkan.

Setelah mendengan jawaban Ali yang demikian, orang itu kemudian mohon diri.
Tak lama kemudian datang orang kedua dan bertanya kepada Ali dengan pertanyaan yang sama.

"Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?"

"Lebih utama ilmu dibanding harta," jawab Ali.

"Mengapa?"

"Karena ilmu akan menjaga dirimu, sementara harta malah sebaliknya, engkau harus menjaganya."
Orang kedua itu pun pergi setelah mendengar jawaban Ali seperti itu.
Orang ketiga pun datang menyusul dan bertanya seperti orang sebelumnya.

"Bagaimana pendapat tuan bila ilmu dibandingkan dengan harta?"
Ali kemudian menjawab bahwa, "Harta lebih rendah dibandingkan dengan ilmu?"

"Mengapa bisa demikian tuan?" tanya orang itu penasaran.

"Sebab orang yang mempunyai banyak harta akan mempunyai banyak musuh. Sedangkan orang yang kaya ilmu akan banyak orang yang menyayanginya dan hormat kepadanya."
Setelah orang itu pergi, tak lama kemudian orang keempat pun datang dan menanyakan permasalahan yang sama.
Setelah mendengar pertanyaan yang diajukan oleh orang itu, Ali pun kemudian menjawab, "Ya, jelas-jelas lebih utama ilmu."

"Apa yang menyebabkan demikian?" tanya orang itu mendesak.

"Karena bila engkau pergunakan harta," jawab Ali, "jelas-jelas harta akan semakin berkurang. Namun bila ilmu yang engkau pergunakan, maka akan semakin bertambah banyak."

Orang kelima kemudian datang setelah kepergian orang keempat dari hadapan Ali. Ketika menjawab pertanyaan orang ini, Ali pun menerangkan, "Jika pemilik harta ada yang menyebutnya pelit, sedangkan pemilik ilmu akan dihargai dan disegani."

Orang keenam lalu menjumpai Ali dengan pertanyaan yang sama pula. Namun tetap saja Ali mengemukakan alasan yang berbeda. Jawaban Ali tersebut ialah, "Harta akan selalu dijaga dari kejahatan, sedangkan ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, lagi pula ilmu akan menjagamu."

Dengan pertanyaan yang sama orang ketujuh datang kepada Ali. Pertanyaan itu kemudian dijawab Ali, "Pemilik ilmu akan diberi syafa'at oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala di hari kiamat nanti, sementara pemilik harta akan dihisab oleh Allah kelak."

Kemudian kesepuluh orang itu berkumpul lagi. Mereka yang sudah bertanya kepada Ali mengutarakan jawaban yang diberikan Ali. Mereka tak menduga setelah mendengar setiap jawaban, ternyata alasan yang diberikan Ali selalu berbeda. Sekarang tinggal tiga orang yang belum melaksanakan tugasnya. Mereka yakin bahwa tiga orang itu akan bisa mencari celah kelemahan Ali. Sebab ketiga orang itu dianggap yang paling pandai di antara mereka.

Orang kedelapan menghadap Ali lantas bertanya, "Antara ilmu dan harta, manakah yang lebih utama wahai Ali?"

"Tentunya lebih utama dan lebih penting ilmu," jawab Ali.

"Kenapa begitu?" tanyanya lagi.

"Dalam waktu yang lama," kata Ali menerangkan, "harta akan habis, sedangkan ilmu malah sebaliknya, ilmu akan abadi."

Orang kesembilan datang dengan pertanyaan tersebut. "Seseorang yang banyak harta akan dijunjung tinggi hanya karena hartanya. Sedangkan orang yang kaya ilmu dianggap intelektual." , jawab Ali pada orang ini,

Sampailah giliran orang terakhir. Ia pun bertanya pada Ali hal yang sama. Ali menjawab, "Harta akan membuatmu tidak tenang dengan kata lain akan mengeraskan hatimu. Tetapi, ilmu sebaliknya, akan menyinari hatimu hingga hatimu akan menjadi terang dan tentram karenanya."
Ali pun kemudian menyadari bahwa dirinya telah diuji oleh orang-orang itu. Sehingga dia berkata, "Andaikata engkau datangkan semua orang untuk bertanya, insya Allah akan aku jawab dengan jawaban yang berbeda-beda pula, selagi aku masih hidup."

Kesepuluh orang itu akhirnya menyerah. Mereka percaya bahwa apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas adalah benar adanya. Dan ali memang pantas mendapat julukan "gerbang ilmu". Sedang mengenai diri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sudah tidak perlu diragukan lagi.

Wallahu a’lam bis shawab..

BENCANA (2)

bencana
selalu datang tak terduga
kampung kami sedang dilanda bencana
turut berduka

Takengon, 04 Noveember 2014 mukhlis aminullah

BENCANA

pohon-pohon tumbang
jejak jalan hilang
hujan lebat bergemuruh
tanah-tanah terjal runtuh
rumah-rumah para dhuafa rusak
rumah ibadahpun rusak
gedung sekolah rusak
semuanya luluh lantak


kita hanya bisa berduka
ketika alam berbicara
tetapi di lain masa
kita terus saja merusaknya
kita lupa memelihara
bahkan ikut menghancurkannya
menagislah kita
ketika semua tertimpa bencana

Takengon, 04 November 2014 mukhlis aminullah

Senin, 03 November 2014

LELAKI KOPI

udara sangat dingin
pada sudut warung
para lelaki sedang merokok
dan sesekali menyeruput kopi
dengan aroma alami


mereka adalah lelaki kopi
pagi ke kebun merawat kopi
siang ke kebun memetik kopi
sore di rumah menyortir kopi
malampun kadang masih mengurus kopi

para lelaki sibuk dengan kopi
kadang isteri juga mengurus kopi
bbm naik, mereka tak peduli
tak jua protes naiknya harga elpiji
hidup mereka adalah kopi

aku hormat pada lelaki kopi
dan isterinya
menikmati hidup dari hasil kopi
merawat kopi, menikmati kopi
mereka mencintai kopi

Pegasing, 03 November 2014 mukhlis aminullah

Minggu, 02 November 2014

SHAF DI MESJID KIAN SEPI

semakin sedikit orang di rumah Allah ini
setelah Ramadhan pergi
shaf-shafnya kian sepi
kalaupun masih ada sajadah panjang
iapun akan sedih dan meradang
terhina ditinggalkan oleh banyak orang
mimbar hanya dipakai pada hari Jum'at
setelah itu mesjid kosong tanpa jamaat
sampai bertemu lagi hari Jum'at


apakah rasa malu kepada Sang Pencipta
sudah sedemikian tipisnya?
atau rasa bersyukur makin berkurang
pada diri kita?
atau bisa saja iman yang kian kadaluarsa?
hingga tega meninggalkan mesjid ini
dengan nikmat besar dari Allah kepada kita
sesungguhnya kita telah sangat berdosa
lupa bersyukur dan khufur

begitulah,
semua kita sibuk dengan dunia
membiarkan mesjid dan shaf-shafnya
menangis, merintih tak berdaya

Bireuen, 2 November 2014 mukhlis aminullah