Sabtu, 02 Mei 2015

PUISI BIRU

akan kupenuhi undanganmu
dengan senyum dan cinta
kupersembahkan puisi biru
sebagai ikatan maharnya
kuberikan semua kasih sayangku
abadi selamanya

Banda Aceh, 2 Mei 1994 mukhlis aminullah

Rabu, 29 April 2015

7 KEBIASAAN PRESENTER EFEKTIF

Terinspirasi dari buku Steven Covey dan Tulisan Andrew Dlugan Pendiri blog presentasi dan public speaking ixminutes.dlugan.com Dalam artikel ini saya akan menunjukkan tujuh kebiasaan presenter efektif yang akan meningkatkan produktivitas Anda sebagai seorang presenter.

Berikut adalah tujuh kebiasaan tersebut beserta penjelasannya:

Kebiasaan Pertama: Proaktif
Orang proaktif senantiasa bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan. Mereka tidak suka menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada dirinya. Orang proaktif mengakui bahwa segala sesuatu terjadi atas respon yang telah mereka buat. Mereka tahu bahwa diri mereka lah yang memilih perilaku yang dilakukan. Lawan dari orang proaktif adalah orang reaktif, orang seperti ini sering dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Mereka menemukan sumber-sumber eksternal untuk disalahkan atas perilaku yang mereka lakukan. Perlu diketahui semua kekuatan eksternal adalah stimulus yang akan kita respon dalam bentuk tindakan. Jadi jika respon kita salah maka tindakan kita salah. Sebagai manusia proaktif seseorang akan merespon setiap stimulus dengan positif dan itulah yang akan mengantarkannya pada tindakan-tindakan yang positif.

Bagaimana Anda bisa menerapkan ini dalam presentasi?
Jangan percaya mitos bahwa presentasi yang efektif dan menakjubkan hanya bisa dilakukan oleh orang hebat dan bakat yang dibawa sejak lahir. Pahami bahwa efektivitas Anda sebagai presenter adalah produk dari keputusan dan tindakan Anda . Untuk menjadi presenter proaktif, hal-hal berikut bisa Anda pertimbangkan lakukan:
Mencari kesempatan berlatih dan memperbaiki kemampuan presentasi. Ketika ada sesuatu yang salah, terima itu dengan tanggung jawab. Jangan salahkan presentasi buruk pada kurangnya waktu, audiens, atau apa pun.
Putuskan, setiap hari, untuk menjadi lebih baik.

Kebiasaan Kedua: Mulailah Dengan Tujuan Akhir
Apa yang Anda inginkan di masa yang akan datang? Pertanyaan itu mungkin agak klasik, tapi tidak ada salahnya kita berpikir sejenak tentang hal itu. Kalau Anda mau jujur kadang-kadang seseorang sering menemukan kemenangan yang tabu. Keberhasilan yang diraih sering kali mengorbankan hal-hal yang lebih berharga yang mereka miliki. Ibarat tangga Anda tidak bersandar di dinding yang tepat, setiap langkah yang Anda ambil akan membawa Anda ke tempat yang salah lebih cepat.

Kebiasaan kedua ini didasarkan pada imajinasi Anda. Artinya Anda mampu memvisualisasikan impian Anda secara jelas dalam pikiran Anda, yang tidak mungkin bisa dilihat dengan mata. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa segala sesuatu diciptakan dua kali. Ada penciptaan (pertama) mental, dan ciptaan (kedua) fisik. Penciptaan fisik mengikuti mental. Jika Anda tidak membuat usaha sadar untuk memvisualisasikan siapa Anda dan apa yang Anda inginkan dalam hidup, maka Anda memberdayakan orang lain dan keadaan untuk membentuk Anda dan kehidupan Anda secara nyata. Mulailah dengan akhir di pikiran ini berarti setiap hari Anda harus memulai tugas, atau proyek dengan visi yang jelas, tentang arah dan tujuan yang Anda inginkan, dan kemudian dilanjutkan dengan melenturkan otot-otot proaktif Anda untuk membuat suatu perubahan.

Bagaimana Anda bisa menerapkan ini untuk presentasi?
Apa tujuan pribadi Anda belajar presentasi? (Pikirkan tentang visi hidup Anda, dan bagaimana berbicara dapat mendukungnya). Milikilah tujuan jangka panjang yang jelas, karena hal ini akan membantu Anda mengambil langkah-langkah cerdas untuk mencapai hal tersebut. Gunakan tujuan jangka panjang Anda untuk sebagai acuan tindakan jangka pendek yang harus Anda lakukan.

Kebiasaan Ketiga: Dahulukan Yang Utama
Untuk menjalani kehidupan yang seimbang diperlukan fokus pada prioritas Anda. Kebiasaan pertama mengajarkan kita tentang tanggungjawab, menjadi proaktif adalah sebuah pilihan. Pada kebiasaan kedua mengajarkan bahwa semua hal harus diawali dari mental kemudian berakhir pada pikiran atau bisa disebut juga sebagai visi. Sedangkan kebiasaan ketiga ini tentang manajemen kehidupan yaitu tujuan, nilai, peran, dan prioritas. Apa “hal pertama?” Hal pertama adalah hal yang paling berharga dalam hidup. Jika Anda menempatkan prioritas, maka Anda harus mengatur, mengelola waktu dan peristiwa sesuai dengan prioritas pribadi Anda. Jangan sampai kita melakukan sesuatu tanpa prioritas, karena hal ini hanya merugikan waktu dan tenaga kita.

Bagaimana Anda bisa menerapkan ini untuk presentasi?
Ketika kita melakukan presentasi, terkadang kita terjebak dalam hal-hal kecil yang seharusnya tidak perlu kita lakukan. Misalnya:
Terlalu berpikir tentang pakaian yang kita gunakan
Terfokus pada apa yang akan dilakukan audiens saat mendengarkan Anda berbicara
Sibuk dengan mencela diri sendiri, dsb.

Beberapa hal tersebut bukan hal yang harus Anda pikirkan. Sebaliknya, jagalah kompas berbicara Anda pada hal-hal yang benar-benar penting. Seperti:
Mempersiapkan diri secara memadai dan sebaik-baiknya?
Menentukan tujuan presentasi Anda dengan baik dan terarah?
Mempersiapkan kalimat pemukaan dan penutupan Anda
Mencurahkan waktu untuk meningkatkan konten Anda (dan visual) dan mengasah cerita Anda.
Mempersiapkan pendekatan atau motode presentasi yang akan Anda gunakan
Beberapa hal di atas adalah beberapa contoh yang harus Anda lakukan, karena hal tersebut lebih penting dari pada memikirkan seuatu yang tidak jelas, yang bisa membuat Anda ragu untuk melakukan presentasi yang efektif.

Kebiasaan Keempat: Berpikir Menang-Manang
Berpikir menang-menang adalah kemampuan melihat kehidupan sebagai arena kooperatif, bukan yang kompetitif. Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus-menerus berusaha mencari manfaat bersama dalam semua interaksi manusia.

Bagaimana Anda bisa menerapkan ini untuk presentasi?
Ingatlah bahwa keberhasilan Anda sebagai presenter terikat secara langsung apakah audiens Anda "menang" dengan menghadiri presentasi Anda. Perlu Anda ingat presentasi itu bukan hanya sekedar berbicara, menunjukkan kemampuan Anda pada uadiens, tepuk tangan meriah dari audiens atau hanya untuk keuntungan pribadi Anda. lebih dari itu, hal yang paling pokok harus Anda lakukan, bagaimana Anda membuat audiens puas, mamahami apa yang Anda sampaikan dan terinspirasi ingin melakukan perubahan dalam hidup.

Buatlah audiens Anda menjadi pemenang dalam hidup mereka. Jika hal ini Anda laukan, maka apa yang Anda inginkan akan datang dengan sendirinya, popularitas, keuntungan dan kredibiltas Anda sebagai presenter akan diakuai.

Kebiasaan Kelima: Berusaha Memahami Terlebih Dahulu
Komunikasi adalah keterampilan yang paling penting dalam hidup. Mungkin Anda menghabiskan bertahun-tahun untuk belajar membaca, menulis, dan berbicara. Tapi bagaimana dengan mendengarkan?
Kebanyakan orang lebih suka kalau dirinya dipahami dan menginginkan pendapatnya diperhatikan. Dalam sebuah komunikasi sering kali kita mengabaikan orang lain, kita sering berpura-pura seolah-olah kita mendengarkan, namun fokus kita hanya pada hanya pada kata-kata, sehingga kita sering kehilangan makna dari apa yang orang lain katakan.

Berbeda jika kita yang bicara, ketika sering memaksa orang lain untuk mendengarkan kita. Hal itulah yang sering menyebabkan diri kita egois dan mau menang sendiri. Jadi Kebiasaan manusia efektif adalah berusaha memahami orang lain terlebih dahulu sehingga kemudian orang lain pun bisa memahami diri kita.

Bagaimana Anda bisa menerapkan ini untuk presentasi?

Cobalah untuk mengerti apa yang diinginkan audiens Anda. Lakukanlah analisis terhadap apa yang diinginkan audiens. Fokuslah pada audiens Anda. Bagaimana gaya belajar mereka? Apa yang membuat mereka datang dalam presentasi Anda? Apa masalah yang mereka hadapi? Apa sumber masalah mereka? Apa keyakinan mereka? Bagaimana nilai-nilai yang mereka anut? Informasi apa yang mereka butuhkan?
Setelah Anda benar-benar memahami perspektif audiens Anda, Anda akan merasa jauh lebih mudah untuk menyampaian pesan dan menjangkau apa yang mereka butuhkan. Dengan begini Anda akan menjadi presenter yang benar-banar mampu membuat audiens Anda anutusias untuk mendengarkan apa saja yang Anda sampaikan.

Kebiasaan Keenam: Lakukan Sinergi Dengan Orang Lain
Secara sederhana, sinergi berarti “dua kepala lebih baik dari satu.” Bersinergi adalah kebiasaan kerjasama kreatif. Ini adalah kerja tim, keterbukaan pikiran, dan petualangan untuk menemukan solusi baru untuk masalah lama. Tapi itu tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya. Ini sebuah proses, dan melalui proses itu, orang membawa semua pengalaman pribadi mereka dan keahlian untuk bekerja sama. Bersama, mereka dapat menghasilkan hasil yang jauh lebih baik. Sinergi memungkinkan kita menemukan bersama-sama sebuah solusi yang sangat kecil peluangnya jika di cari sendiri.

Bagaimana Anda bisa menerapkan ini untuk presentasi?
Dalam setiap presentasi Anda dan audiens adalah satu kesatuan, artinya Anda tidak bisa egois dan menganggap audiens itu objek dari presentasi Anda. Satu hal yang harus Anda harus bawahi, presentasi adalah komunikasi di mana harus ada sinergi dan kerja sama yang baik antara presenter dan audiens. Keberhasilan presentasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan Anda mengajak audiens untuk berinteraksi secara aktif dan memberikan umpan balik dari yang Anda sampaikan.
Dengan merangkul pola pikir ini, Anda akan lebih mungkin untuk menjembatani kesenjangan antara Anda dan audiens. Anda akan lebih mungkin untuk berinteraksi dengan nyaman dengan mereka. Karena Anda menempatkan diri sejajar dengan audiens, Anda pun akan lebih mudah menyampaikan apa yang menjadi pemikiran Anda kepada audiens.

Kebiasaan Ketujuh: Asahlah Gergaji
Mengasah Gergaji berarti melestarikan dan meningkatkan aset terbesar yang Anda miliki. Ini berarti memiliki program seimbang untuk pembaruan diri dalam empat bidang kehidupan Anda: fisik, emosional, mental, dan spiritual. Berikut adalah beberapa contoh kegiatan:
Fisik: makan, berolahraga, dan istirahat
Sosial atau emosional: Membuat hubungan sosial dan bermakna dengan orang lain
Mental: Belajar, membaca, menulis, dan pengajaran
Spiritual: Menghabiskan waktu di alam, memperluas spiritual diri melalui meditasi, musik, seni, doa dan lain-lain.

Bagaimana Anda bisa menerapkan ini untuk presentasi?
Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk mengasah gergaji atau kemampuan Anda. Dalam tulisan ini saya hanya akan memberikan contoh beberapa, seperti:
Baca buku tentang presentasi, public speaking dan blog untuk mengasah pengetahuan Anda.
Melihat presenter yang menginspirasi Anda (seperti di TED ).
Refleksikan presentasi Anda, minta umpan balik dari orang lain, dan lakukan langkah-langkah untuk memperbaiki.

Ada juga yang tak kalah penting untuk"mempertajam gergaji" adalah dengan melakukan kegiatan yang dapat membantu efektivitas presentasi Anda. Sebagai contoh:
Menjaga kesehatan fisik, hal ini akan memberikan banyak energi saat Anda di atas panggung. Hal ini juga sangat bermanfaat ketika Anda harus menyampaikan presentasi dalam durasi waktu yang lama.
Jagalah kualitas suara Anda dengan banyak minum air putih, hal ini akan berguna meningkatkan kualitas suara Anda

Masihkah Anda berpikir untuk tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan efektif di atas. Saya berharap mulai saat ini Anda mau berkomitmen untuk membiasakan diri dengan kebiasaan-kebiasaan efektif. Dengan kebiasaan-kebiasaan efektif tersebut kita akan menjadi presenter yang efektif dan menakjubkan.
Presenter yang efektif dan berkarakter kuat tidak terbentuk begitu saja, tapi harus diupayakan dengan melakukan berbagai macam kebiasaan-kebiasaan yang positif dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber Bacaan:
Buku The Seven Habits Of Highly Effective People

INILAH 3 PILAR KOMUNIKASI PERSUASIF


Jika Anda ingin membangun presentasi persuasif maka Anda perlu memiliki 3 pilar komunikasi yang akan membantu Anda mewujudkan itu semua. 3 Pilar tersebut yaitu ethos, logos dan pathos.
Ethos adalah karakter (kredibilitas) dari seorang pembicara. Logos adalah bukti logis yang disampaikan oleh pembicara. Pathos adalah hubungan emosional antara presenter dengan audiens.

Bagaimana menerapkan tiga pilar tersebut dalam dalam presentasi? mari kita bahas satu persatu.

Ethos
Sebelum Anda melakukan presentasi atau pidato maka pertanyaan ini perlu Anda ajukan. Mengapa audiens harus percaya pada diri saya? Hal ini untuk memastikan bahwa Anda benar-benar orang yang tepat dan dapat dipercaya untuk menyampaikan sebuah topik presentasi. Ini bukan hanya masalah penguasaan materi belaka, namun terkait dengan tingkat kredibilitas (keyakinan, karakter, pengetahuan dan keahlian) Anda sebagai seorang presenter di hadapan audiens.
Bagaimana mengembangkan ethos?
Ada beberapa saran yang bisa Anda terapkan untuk mengembangkan ethos antara lain.
Jadilah orang baik dan jadilah diri sendiri.
Lakukan kebiasaan-kebiasaan efektif
Tingkatkan terus keahlian dan keterampilan Anda
Bangunlah personal branding
Kembangkan terus sikap disiplin
Selalu bagikan pengalaman Anda kepada audiens

Logos
Logos adalah sesuatu yang berhubungan dengan argumen yang logis. Ajukan pertanyaan ini kepada diri Anda. Apakah pesan saya masuk akal? Apakah pesan saya berdasarkan fakta, statistik dan bukti? Jika benar, maka Anda tidak perlu khawatir terhadap kepercayaan audiens. Namun jika pesan Anda tidak mengandung itu semua, maka akan cukup sulit membuat audiens percaya dengan apa yang Anda sampaikan.

Bagaimana mengembangkan logos untuk presentasi Anda?
Ada tiga prinsip dasar yang harus Anda pegang untuk mengembangkan logos yang kuat.

Buatlah dimengerti
Apapun argumen yang Anda sampaikan, mereka harus mudah dipahami oleh audiens. Gunakan bahasa yang sederhana. Jika Anda menggunakan data berupa angka-angka pastikan bahwa Anda tidak membuat audiens pusing dengan banyaknya angka yang Anda sebutkan. Cukup fokus pada angka yang menurut Anda penting untuk diketahui oleh audiens. Akan lebih bagus lagi jika Anda menggunakan tampilan visual untuk mendukung argumen dan data-data yang Anda sampaikan.

Buatlah Logis
Pastikan argumen yang Anda sampaikan, mudah dinalar oleh audiens. Jangan pernah memberikan sebuah pernyataan yang sulit, apalagi yang susah diterima oleh logika. Perlu Anda ingat setiap argumen yang Anda sampaikan akan dipikirkan oleh audiens jika itu masuk akal, maka mereka akan mempercayainya. Jika tidak masuk akal mereka akan menolaknya
.
Buatlah Nyata
Sebuah argumen yang didasarkan pada fakta dan contoh-contoh konkret cenderung lebih mudah diterima oleh audiens. Semakin baik fakta yang Anda tunjukkan maka semakin besar pula kepercayaan audiens terhadap diri Anda.

Pathos
Pikirkan bagaimana Anda akan menyampikan presentasi Anda. Pikirkan bagaimana Anda akan menciptakan pengalaman emosional bersama audiens Anda. Ini penting dan harus Anda lakukan. Sebuah presentasi yang kuat akan selalu melibatkan emosi audiens. Sebuah pernyataan yang Anda sampaikan harus bisa membuat audiens merasa bukan hanya berpikir.

Menggunakan pathos dalam presentasi akan membantu audiens lebih mudah memahami perspaktif Anda, lebih mudah menerima pernyataan yang Anda sampaikan dan lebih mudah menindaklanjuti call to action yang Anda sarankan.

Bagaimana mengembangkan pathos? Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan pathos dalam presentasi Anda. Seperti dengan menggunakan cerita, menggunakan humor, menggunakan visual (gambar atau video), menggunakan body lenguage, penekanan kata, atau pun jeda.

Demikianlah tiga pilar komunikasi persuasif yang harus Anda pahami. Kembangkan ketiga pilar tersebut. Kemudian pahami juga aspek-aspek presentasi persusif yang lain. Anda bisa ulasan saya tentang 5 aspek pendukung presentasi persuasif. Dengan demikian presentasi Anda akan kuat, sehingga dengan mudah Anda akan mampu mempengaruhi audiens Anda.

Bagaimana menurut Anda?

Selasa, 28 April 2015

5 ASPEK PEMBENTUK PRESENTASI PERSUASIF

Menampilkan presentasi persuasif adalah sebuah tantangan tersendiri buat para presenter. Ini memang tidak mudah, tapi bisa dipelajari. Syaratnya Anda mengetahui pola yang Anda butuhkan untuk merumuskan pesan Anda secara persuasif. Dan ini akan Anda pelajari dalam ulasan ini.
Dale Carnegie dalam bukunya Stand And Deliver menjelaskan ada lima aspek presentasi pembentuk persuasi, dan setiap presenter terkemuka tahu bagaimana menggunakannya. Kelima unsur pembentuk tersebut adalah invensi, susunan, gaya, memori dan penyampaian. Mari kita lihat satu persatu.

1. Invensi
Invensi dalam bahasa latin berarti “menemukan”. Namun Anda jangan terkecoh dengan istilah ini, karena maksud invensi dalam presentasi mengacu pada apa yang dikatakan seorang presenter, bukan pada bagaimana ia mengatakannya. Itu artinya pesan Anda adalah penentu kesuksesan presentasi yang Anda sampaikan untuk meyakinkan audiens.
Terkait dengan Invensi, ada beberapa pertanyaan mendasar yang harus Anda jawabsebelum Anda melakukan presentasi. Berikut adalah beberapa pertanyaan tersebut.
• Apa pesan yang akan saya sampaikan?
• Seberapa besar saya menguasai pesan yang akan saya sampaikan?
• Apa tujuan presentasi saya?
• Siapa Audiens saya?
• Mengapa audiens harus mendengarkan saya?
• Apa manfaat yang akan audiens dapat?
• Adakah cerita untuk mengkomunikasikan pesan saya?
• Berapa banyak materi yang saya butuhkan?
• Berapa waktu yang tersedia?
• Siapa saja yang akan saya libatkan?
• Adakah pendapat ahli yang mendukung pesan saya?
Beberapa pertanyaan di atas harus Anda jawab untuk mengetahui bahwa Anda benar-benar menguasai pesan yang akan Anda sampaikan 100%. Anda tidak bisa melakukan penawaran, karena keberhasilan Anda sangat ditentukan oleh pesan Anda.

2. Susunan
Sebuah presentasi yang persuasif harus memiliki susunan atau struktur yang baik. Hal ini untuk memudahkan audiens memahami alur dari presentasi yang Anda sampaikan. Sebagai presenter Anda jangan memberikan kesan bahwa Anda telah tersesat. Anda harus membuat presentasi Anda nampak jelas memiliki bagian awal, bagian utama dan bagian akhir.
Di bagian awal Anda harus mampu menarik perhatian audiens dan memotivasi mereka untuk mendengarkan pesan utama yang akan Anda sampaikan. Di bagian utama, Anda harus menjelaskan poin-poin utama Anda dengan jelas. Perkuat pesan utama Anda dengan data-data yang akurat untuk meyakinkan, dan gunakan humor, cerita atau anekdot untuk mempengaruhi emosi mereka. Sedangkan di bagian akhir Anda harus menyimpulkan pesan Anda dalam kalimat yang tidak terlampau panjang, mudah diingat dan bermakna, sehingga audiens mengingat pesan Anda selama hidupnya.

3. Gaya
Gaya (style) adalah adalah kata-kata konkret yang digunakan untuk mengekspresikan pesan. Di sinilah identitas Anda sebagai presenter nampak jelas. Audiens dapat dengan mudah menilai yang Anda sampaikan dari gaya yang Anda tunjukkan. Apakah mereka mempercayai Anda atau sebaliknya mereka ragu dengan apa yang Anda sampaikan.
Kalau Anda pernah memperhatikan beberapa presenter terkenal di tanah air, kebanyakan dari mereka memiliki gaya khas masing-masing saat menyampaikan presentasi. Sebut saja Andriew Wongso, Aa Gym, dan Mario Teguh. Ketiga tokoh tersebut memiliki gaya unik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Seseorang dapat dengan mudah mengenali mereka, hanya dari gaya bicara mereka meskipun tidak harus bertatap muka. Inilah yang harus Anda lakukan. Anda harus tahu betul bagaimana gaya Anda, apakah Anda suka dengan gaya bersahaja, orasi atau yang lain. Satu hal yang harus Anda catat, gaya tidak usah Anda buat-buat, karena itu hanya akan membuat audiens kurang respek dengan Anda.
Sebagai seorang presenter Anda harus memilih gaya yang Anda tampilkan seperti Anda memilih pakaian yang Anda kenakan. Tentunya sangat tidak etis jika Anda berbicara dalam acara formal, tapi Anda menggunakan kaos atau celana jeans. Sama halnya, tidak mungkin Anda berbicara dengan gaya orasi yang berlebihan dalam sebuah presentasi bisnis atau presentasi kuliah. Intinya Anda harus mampu menggunakan gaya sesuai dengan topik presentasi dan situasi presentasi yang Anda sampaikan.

4. Memori
Di masa lalu memori dianggap sebagai bagian terpenting dalam berbicara di depan publik. Karena dianggap sebagai indikator intelegensi yang paling nyata. beberapa public speaker di masa lalu bisa menulis naskah pidato mereka berlembar-lembar, kemudian mereka hafalkan untuk disampaikan dihadapan publik.
Di masa itu hal tersebut nampak wajar karena memang kemampuan menghafal menjadi tolak ukur kejeniusan seorang public speaker. Namun itu di masa lalu, dan di masa sekarang mungkin hanya sedikit orang yang bisa menyampaikan presentasi yang panjang murni dengan mengandalkan daya ingat atau memori. Meskipun begitu tidak bisa kita pungkiri memori tetap memiliki peranan penting dalam presentasi persuasif. Misalnya dalam mengingat poin-poin penting dalam presentasi, mengingat kutipan, mengingat kata yang akan dikuatkan, mengingat kalimat pembuka dan mengingat kalimat penutup.

5. Penyampaian
Dalam presentasi persuasif Anda juga harus benar-benar tahu bagaimana menyampaikan pesan Anda dengan baik. Anda harus memulainya dengan pembukaan yang menarik, kemudian memaparkan pesan Anda dengan bahasa verbal yang jelas dan mudah dipahami. Anda harus memperkuat bahasa tubuh Anda dengan bahasa tubuh yang sesuai. Kemudian harus mampu menutup presentasi dengan kuat dan mudah diingat.
Bukan itu saja tapi Anda juga harus mampu menggunakan teknik-teknik public speaking dengan efektif. Seperti menggunakan teknik the rule of three, Anaphora, bercerita maupun humor.
Satu lagi yang juga harus Anda pahami, topik yang sama untuk audiens yang berbeda harus Anda sampaikan dengan cara yang berbeda. Jika ini berhasil Anda lakukan maka Anda akan berhasil menampilkan presentasi persuasif dalam setiap kesempatan.

Demikianlah lima pembentuk persuasif menurut Dale Carnegie. Anda bisa menerapkan mengembangkan lima pola ini untuk membentuk kekuatan persuasi Anda.

sumber : http://www.ronapresentasi.com

Senin, 27 April 2015

TERSESAT

tersesat di belantara kota
semua sibuk
suatu pagi di kota ini
aku seperti tarzan
berpindah dari satu halte
ke halte yang lain...
tak tahu jalan pulang


Jakarta, 27 April 2015 mukhlis aminullah

EPISODE BIMBANG

bertanya kepada bulan
katanya sedang gerhana
bintangpun sedang miskin
pada sesiapakah layaknya
kami harus bertanya
ini adalah sepenggal puisi
episode bimbang,..
kalau begitu, mari bersabar!
bersabar sajalah!


Bireuen, 23 April 2015 mukhlis aminullah

NIKMAT TUHAN PAGI INI

selamat pagi
terima kasih yaa Rabbi
atas rahmat kehidupan pagi ini
aku menikmati suara bebek
di kandang tetangga
masih melihat rumput hijau
di samping rumah kian tinggi
mengantar anak-anak ke sekolah
diiringi senyum manis ibunya
menyeruput kopi pagi ini
ditambah sepiring kecil timphan
sempurnalah aku rasakan
terima kasih atas nikmat Tuhan
izinkan kuhidangkan puisi ini
mengiringi sarapan pagi


Bireuen, 22 April 2015 mukhlis aminullah