enyahlah enyahlah rasa itu sepantasnya kau membuang muka biarkan cinta liarmu merana jangan hiraukan seribu nafsu membuatmu terlena enyahlah karena cinta bagimu hanya satu satu-satunya cinta
Banda Aceh, Agustus 1996 (edisi revisi, ini puisi lama saya)