Rabu, 19 Agustus 2015

PADA HARI INI, 19 AGUSTUS

pada hari ini
tidak ada lagi hormat bendera
tidak ada lagi upacara
tidak ada lagi karnaval
pada hari ini
tidak ada lagi teriakan bergema
tidak ada lagi drumband ceria
tidak ada apa-apa lagi
pada hari ini
sembilan belas agustus,
kemerdekaan kita, tamat
(semua perilaku kembali seperti semula)


Bireuen 19 Agustus 2015 mukhlis aminullah

Selasa, 18 Agustus 2015

NASIONALISME

"kepada sang saka merah putih! hormaaaaat grakkk!"
upacara bendera para koruptor
dari sebuah penjara
nasionalismenya tetap menyala


Rutan Bireuen, 17 Agustus 2015 mukhlis aminullah

Minggu, 16 Agustus 2015

HIDUP DI PINGGIRAN

berada di pinggiran
ternyata lebih mudah
bisa leluasa menikmati
semua keindahan


semoga bisa tetap di sini
abadi!
dalam sebuah episode panjang

Bireuen, 16 Agustus 2015 mukhlis aminulla

PENA PUISIKU TETAP TAJAM

aku menuliskan puisi ini
sambil berlari
dikejar pemilik kekuasaan
tergopoh-gopoh aku bersembunyi
lari dari moncong senapan
undang-undang lama coba dikebiri
undang-undang baru disiapkan
mengkritik kekuasaan
akan berurusan dengan penguasa
sebuah negeri sedang digiring
menuju demokrasi yang asing
aneh dan membingungkan!


walau dikejar pemilik kekuasaan
aku akan terus menulis kritikan
walaupun sambil berlari
(dengan pena puisi)

Bireuen, 16 Agustus 2015 mukhlis aminullah

MAKNA MERDEKA


kesedihanku adalah mata air
yang setiap saat mengeluarkan
air mata
kisah tentang bangsa ini
telah membuat hatiku luka
luka, karena merasa belum merdeka
kalau saja merdeka kita
hanya penggantian warna bendera
itu bukan merdeka
merdeka kita ialah berkuasa
berkuasa atas ekonomi negara kita
merdeka kita adalah sejahtera
masyarakat kita sejahtera kehidupannya
merdeka kita ialah berdaya
pemerintah kita menguasai sumber daya
setelah tujuh puluh tahun merdeka
ternyata kedaulatan bukan milik kita


ketika kesedihanku menjadi air mata
aku benar-benar lara
dan melupakan semangat merdeka
yang tengah gegap gempita

Bireuen, 16 Agustus 2015 mukhlis aminullah